Merajuk

1.1K 198 27
                                    

Bam sedang dalam masa merajuk setelah dibentak oleh Dada-nya. Ia tidak datang ke kastil Zahard sudah dalam waktu yang cukup lama. Bam juga jarang di rumah keluarga Grace dan lebih sering berkeliaran di rumah paman atau bibinya yang lain.

Saat ini Bam sedang mengungsi ke rumah Bibi Yurin-nya. Bam berjalan menuju meja makan dengan pelan dan duduk tak jauh dari Yurin. Ia tersenyum cerah karena Yurin yang mengelusnya lembut.

Bam makan dalam diam makanan yang disajikan, dengan pelan ia menelan seluruh sajian. "Ada apa, Bam? Apa makanannya tidak enak?"

"Tidak kok, Bi. Makanannya enak, Bibi. Hanya saja, Bam masih merasa tidak enak karena Dada memarahi Bam."

Yurin tersenyum lembut. Wanita tersebut meletakan sendok dan garpunya. Ia menggeser duduknya ke dekat Bam. "Bam, makan dulu, ya. Nanti Bibi ajak berlatih, siapa tau dengan Bam menjadi kuat, Bam bisa memanjat menara."

"Benar, ya, Bibi?!" Bam berseru ceria. Matanya berbinar cerah.

"Iya, nah sekarang Bam makan yang banyak biar kuat nanti latihannya." Yurin kembali memposisikan duduknya ke tempat semula. Mereka melanjutkan makan dengan Bam yang terus mengeluarkan aura menyilaukan.

Usai makan, Bam langsung berdiri dan dengan tidak sabar menunggu Yurin yang sedang minum. Yurin tidak mampu menahan tawa karena tingkah menggemaskan Bam. Mereka berjalan menuju arena latihan dengan Bam bersenandung pelan.

Yurin membuka pintu ruang latihan dan memposisikan diri tak jauh dari Bam yang berdiri di lapangan terbuka. "Bam, apakah Bam bisa mengenyiptakan shinsoo?"

Bam mengangguk dan membuat satu shinsoo di tangannya. Yurin mengangguk paham. Ia mulai mengajari berbagai macam shinsoo serta cara penggunaannya. Mereka terus berlatih hingga hari mulai gelap.

"Bam, sudah. Kita akan lanjutkan besok, bagaimana?" Bam mengangguk menyetujui usulan Yurin. "Nah, sekarang bibi antar pulang, ya?"

Bam menggeleng dengan cepat. "Tidak mau," katanya lirih. Ia memanyunkan bibir.

Yurin menyejajarkan diri dengan Bam. Ia mengelus lembut bahu kecil tersebut. "Kenapa tidak ingin pulang? Masih merajuk dengan Dadamu?"

Bam mengangguk pelan. "Mama dan Papa juga sepertinya melarang Bam. Memangnya salah ya, Bibi, jika Bam ingin memanjat menara seperti Papa dan Mama, Bibi Yurin, Dada, dan Paman serta Bibi yang lain?"

Yurin menyentuh dagunya lembut. Memasang pose berpikir, kemudian wanita tersebut tersenyum lebar. "Memangnya, apa yang Bam inginkan hingga ingin memanjat?"

Bam menunduk memainkan jari tangannya. "Bam terus terpikir tentang perkataan Hoaqin."

"Memangnya, apa yang ia katakan?"

Bam menengadahkan kepalanya dan bersitatap dengan manik Yurin. "Banyak rahasia yang bisa Bam lihat. Bam selalu melihat dunia dari sisi putih saja."

Yurin terlihat termenung sejenak. "Mengapa tidak menanyakan pada Dadamu atau Papamu?"

"Mereka pasti menolak, Bibi. Bam tidak ingin terus hidup diketidaktahuan. Bam ingin kuat."

Yurin menyeringai. "Hmm... Bagaimana Bam berlatih saja agar menjadi kuat. Setelah Bam menjadi kuat, Bam bisa memanjar, tetapi Bam tidak boleh memaksa dan meminta pada Dada. Bam masuk dengan diam dan Dadamu tidak bisa menolak."

Bam memiringkan kepala. "Jadi, Bam masuk ke menara nanti, tidak sekarang. Bam bisa masuk menara ketika Bam sudah jadi kuat. Begitu maksud Bibi, kan!"

Yurin mengangguk. "Selama proses tersebut, Bam tidak perlu memberitahu atau meminta Dadamu memberi izin memanjat menara. Ketika Bam berhasil masuk ke dalam menara, Dadamu tidak akan bisa melarang. Nah, ide Bibi hebatkan?"

Bam mengangguk semangat. Ia tersenyum senang mendengar saran dari Bibi-nya. "Sekarang Bam sudah menemukan solusi agar Bam bisa masuk menara. Nah, Bam tinggal menunggu saat yang pas!"

"Bam pulang, ya. Kan sudah ketemu solusinya, jadi Bam tidak perlu merajuk lagi."

Bam tersenyum cerah. "Baik, Bibi."

Yurin berdiri. "Bam mandi dulu saja, setelah mandi dan makan malam kita baru menuju rumah Bam."

Bam sekali lagi mengangguk. Ia berlari dengan kencang menuju kamar miliknya. Bersiap untuk pulang ke rumah.

Baby BamOnde as histórias ganham vida. Descobre agora