Raja Menara

157 26 11
                                    

Bertentangan dengan kepercayaan umum, kastil Zahard sebenarnya memiliki daerah berbunga yang indah dihiasi dengan bermacam tanaman. Bunga dengan berbagai rupa warna yang serupa bagaimana mereka mengingat dunia luar menara.

Taman indah tersebut pula menjadi tempat ternyaman Bam terkadang ketika ia dan Dada-nya memutuskan untuk menikmati secangkir teh dengan berbagai kukis menjadi teman. Bam seringkali meminta Zahard untuk mencabutkannya setangkai bunga yang berbeda dari bagaimana corak kastil.

"Dada, Bam pikir Dada perlu mengganti warna kastil," ujar Bam sore itu sembari menikmati teh miliknya yang mengeluarkan aroma jasmine samar.

Zahard tersenyum kecil sembari mengelus rambut coklat putranya. "Menurut Bam warna apa yang harus Dada berikan? Bukankah warna kastil sudah serupa dengan ciri khas tiap keluarga?"

Bam mengelus dagunya dan terlihat berpikir sejenak sebelum berujar, "Dada betul juga. Harusnya Bam memikirkan hal tersebut juga."

Kemudian Bam mengeluarkan semacam kartu dengan warna beragam warna dari sakunya sebelum meletakkan di dekat gelas minum mereka. Zahard menyisihkan gelas menjauh agar tidak menodai kertas berisi warna tersebut dan memandang putranya dengan pandangan ingin tahu.

Bam menaikkan masing-masing kertas mensejajarkan dengan wajah (atau rambut?) Zahard. "Kalau begitu kita akan mengganti sedikit aksen warna pada Dada. Menurut Bam warna kuning dan merah terlalu nyentrik."

Zahard hanya tertawa pelan sembari menilik siapa yang bahkan mengajari putranya kata-kata seperti itu. "Menurut Dada tidak seperti itu. Bagaimana juga bukankah hal wajar seorang raja tampil berbeda?"

Bam menggeleng sembari berdecak. "Dada, meski Dada seorang raja, Dada tidak seharusnya merasa tinggi seperti itu. Raja yang baik adalah raja yang menyatu dengan rakyatnya dan merasakan tidak adanya perbedaan di antara mereka."

Zahard terkekeh mengusak rambut coklat tersebut. "Dada tidak menyangka putra kecil Dada memikirkan semua hal seperti ini. Dada merasa memiliki putra yang luar biasa."

Bam menurunkan kartunya dan memandang Zahard dengan senyum penuh. Senyum penuh rasa bangga itu memenuhi mata Zahard dan jujur saja Zahard ingin sekali menggigit pipi penuh milik Bam. "Dada, Bam tidak mungkin selamanya menjadi putra kecil Dada. Bam pasti nantinya menjadi dewasa seperti saudari yang lain. Saudari Bam yang lain telah tumbuh dewasa dan menjadi ranker luar biasa!"

Zahard bergumam setuju. Bam kembali mengangkat kartu mencocokkan warna pirang tersebut dengan kartu-kartu digenggamannya. "Menurut Dada, mau berapa abad pun berlalu Bam tetap putra kecil Dada yang harus Dada jaga."

"Bagaimana bila Dada mati?" Pertanyaan polos Bam hampir saja membuat Zahard benaran mati karena tersedak. "Dada jangan mati benaran, Dada baru saja berjanji menjaga Bam."

"Haah, ternyata memang benar kalau Dada tidak bisa mati karena berjanji untuk menjaga Bam seumur hidup." Zahard mencubit pipi putranya dengan lembut. "Jika Dada benaran mati dengan kasih sayang Bam saja Dada janji akan hidup kembali, jadi Bam berjanji untuk terus mencintai dan menyayangi Dada, ya."

Bam menurunkan kartu kembali ke meja dan menapakkan kakinya pada rerumputan di bawah kaki mereka. Berlari kecil untuk memuluk kaki sang Dada penuh sayang. Ia kecupi lutut sang Dada karena pipi Dadanya terlalu jauh. "Tentu Dada, Bam akan menyayangi Dada setelah Papa dan Mama."

Raja menara mengangkat tubuh mungil tersebut guna bertemu pandang dengannya. "Mengapa Dada harus setelah Papamu? Harusnya cintamu sama besarnya kepada Mama dan Dada bukan?"

Bam memberi senyum nakal kepada sang Dada, "Bagaimana, ya. Dada sering nakal kepada Bam, sih."

Zahard yang melihat senyum nakal hanya mampu mendengus dan mengigit telinga anak dalam gendongannya. "Kalau begitu Dada akan terus menakali Bam hingga Dada lebih penting dari Papa."

Terkadang bertentangan dengan keyakinan menara. Raja menara yang terlihat tidak memiliki emosi hanya telah mencurahkan seluruh emosinya di balik rimbunnya dedauan di taman pribadinya pada salah seorang yang ia cintai begitu dalam.

Maaf saya update lagi, soalnya ofnskdjisdodjdodk Viole cantik banget dan saya ingin berbagi 😭😭🤤🙏

Baby BamWhere stories live. Discover now