Lamaran

512 75 24
                                    

"Papa, Bam memutuskan akan menikah dengan Aguero. Aguero mengatakan bila kita menikah, kita bisa bermain selamanya." Bam memanjat tubuh kaku V malam sebelum keluarga Grace memutuskan untuk makan malam bersama.

Tubuh yang berusaha dipaksa Bam untuk dipanjat hanya mampu menegang. Yang lebih tua memandang Bam dengan pandangan kosong. Bagaimana mungkin ia akan melepaskan putra kecilnya untuk menikah. Bahkan bila dua puluh abad berlalu Bam tetap bayi kecil yang tidak akan pernah V berikan kepada siapapun.

"Papa."

V tersadar ketika merasakan panggilan dari suara semanis madu milik bayi kecilnya. "Iya, bayi kecil Papa. Bagaimana bila kita makan malam dahulu? Lagi pula Bam masih kecil, tidak sebaiknya memikirkan untuk menikah."

Bam memiringkan kepalanya. "Tapi menurut Aguero kita sudah cukup dewasa, Papa."

"V, Bam," panggil Arlene sembari menghampiri kedua orang yang ia cintai. "Ayo makan malam terlebih dahulu."

V memandang Arlene dengan pandangan memelas. Lelaki beranak satu yakin bahwa cinta dalam hidupnya mendengarkan permintaan anak mereka ketika akhirnya wanita cantik tersebut memutuskan keinginan Bam.

Keluarga kecil tersebut menuju meja makan mereka. Arlene dan Bam bercanda dan suasana hangat terasa dalam keluarga kecil. Sayang, pikiran sang kepala keluarga entah pergi ke mana.

Bahkan seusai mereka makan malam dan V akhirnya tidur dalam dekapan sang istri ia masih tidak mampu berbicara. Bukan hal asing memang bahwa kepala keluarga Grace tersebut pendiam, tetapi Arlene jelas merasakan kekalutan sang suami. Kedua lelaki yang memiliki hak atas Bam selalu berlebihan memang.

Arlene memainkan rambut panjang sang suami sembari mencibir, "Kamu selalu mengatakan tingkah Zahard kekanakan, nyatanya kamu tidak lebih baik."

V mengerang. Lelaki tersebut menenggelamkan wajahnya dalam dekap sang istri, merengek karena teringat permintaan sang anak. "Tidak bisa, sayang, Bam kecil kita masih kecil. Dia bahkan tidak bisa dilepaskan."

Mata serupa dan sepolos milik Bam hanya mampu memutarkan bola mata. "Lebih baik sekarang kita tidur, suamiku. Bam pasti akan melupakan kejadian hari ini."

V hanya mendengus. Arlene mempertanyakan ke mana perginya pemuda misterius penuh kelembutan dan kedewasan yang selalu menjadi penengah ketika teman-teman mereka memutuskan ribut. Mungkin ini pengaruh buruk terlalu sering membiarkan suaminya bermain dengan raja menara yang kekanakan.

"Arlene," V berbisik pelan. "Apabila aku menikah dengan Edahn apakah Bam tidak bisa menikah dengan Aguero."

Arlene menghela napas lelah. Ini tengah malam dan suaminya malah mengajaknya bercanda bukannya tidur. "Ya, V, tentu saja. Jadi segera nikahi Edahn agar Bam dan Aguero tidak dapat menikah."

Arlene hanya tidak tau bahwa ucapan candaannya pada malam sebelum mereka tidur akan dijalankan oleh suami bodohnya. Arlene hanya memandang V yang sedang bersiap dengan setelan rapinya, memasang wewangian serta memerika cincin yang Arlene sendiri juga tidak tahu kapan ia dapati.

Arlene maju untuk mengintip bagaimana pola cincin lamaran yang akan diserahkan V kepada Edahn. Suami bodohnya memberi senyum lembut dan menyelipkan rambutnya lembut. Memberi ciuman kupu-kupu pada hidung dan bibir Arlene cepat. "Izinkan aku menikahi Edahn, sayang."

Arlene memberi senyum indah kepada sang suami. "Tentu saja."

Dengan itu keluarga Grace berteleport menuju lantai kekuasaan keluarga Edahn. Beruntung bagi keduanya bahwa Edahn tidak sedang mabuk atau bermain dengan wanitanya. Kunjungan raja menara bukan hal yang mereka duga, sepertinya mereka sedang berkelahi atau melakukan hal tak masuk akal lain menurut Arlene.

Ketiga orang berjalan menuju rumah utama. Meminta Bam bermain bersama dengan Aguero karena jelas Arlene tidak ingin membuat anaknya melihat bagaimana ia akan memukul Papanya.

Ketika mereka memasuki ruang yang tengah diisi oleh kedua petinggi menara, mereka tidak pernah menduga bahwa kedua kucing dan tikus tersebut bisa berdamai. "Oh, kalian terlihat sangat akur."

"Arlene, V," sapa Zahard. Raja menara memandang bingung V yang terlihat sangat rapi datang ke rumah Edahn. Bagaimana juga mereka tidak memiliki pertemuan resmi dilakukan.

"V, Arlene!" Edahn menyapa keduanya. "Kemarilah ikut duduk. Ada gerangan apa kalian datang kemari." Edahn memokuskan pandangan pada V dan bersiul penuh godaan. "Oh lihat betapa rupawannya suamimu, Arlene."

Arlene hanya memutar bola mata dalam diam.

V maju selangkah dan semakin dekat menuju kepala keluarga Khun. Pria beranak satu tersebut mengeluarkan kotak indah yang menyimpan cincin lamarannya. "Edahn menikahlah denganku."

Dua pria lain yang berada di dalam ruangan hanya diam membeku. Mereka tidak tau ingin mengatakan apa, jelas sekali V tengah serius mencoba mengikat Edahn. Arlene di sisi lain hanya mampu tercengang melihat kesungguhan sang suami. Sebegitu tidak inginnya kah sang suami melepaskan anak mereka sehingga melakukan hal konyol seperti ini.

Edahn memandang cincin dan V dengan pandangan serius. "Baiklah, aku akan mengurus pestanya."

"Kalau begitu apakah aku boleh menikah Arlene dan menjadikannya permaisuriku? Tenang V, kamu masih bisa menjadi selirku."

Arlene mengerang. Ia pusing, tidak adakah seseorang yang cukup waras untuk menghentikan dua lelaki ini merebut suaminya di bawah hidup Arlene. "Ok, cukup di sini. Sayang jangan mengada-ada."

"Arlene tenang saja, suamimu langsung menjadi bagian dari keluarga inti, jadi Bam dan V tidak perlu merebutkan kekuasaan." Edahn menengkan Arlene.

Dan masalahnya bukan itu!! Suami polosnya jelas tidak sadar bahwa Arlene hanya bercanda dan jelas ia tidak ingin berbagi suaminya kepada siapapun. Demi Dewa apapun di atas menara sana kutuk Arlene. "Ok, berhenti di sini, sayang. Bam dan Aguero tidak akan menikah secepat itu, ok, jadi jangan menikahi Edahn."

V memandang Arlene dengan pandangan memelas. Suaminya tidak lebih baik dari Zahard, ia jelas telah meniru semua tindak tanduk Bam. Arlene merasa denyutan di kepalanya tidak membaik dengan semua omong kosong suaminya. "Tidak, sayang. Tenang saja, kamu tidak perlu menikah dengan Edahn untuk membuat Bam dan Aguero tidak menikah."

Edahn maju dan menyembunyikan V dalam pelukannya. Keuntungan memiliki tinggi 2 meter lebih ini membuat Edahn mampu menyembunyikan suami Arlene dari pandang. "Kita bisa berbagi V, Arlene, tenang saja. Aku akan bersikap lembut."

"Berhenti di sana Edahn. V tidak diperbolehkan menyakiti Arlene. Jika ia menyakiti Arlene saat ini maka aku akan segera menjadikan Arlene istriku."

V dari dalam peluk Edahn berteriak, "Kau tidak diizinkan menikahi istriku, Zahard!"

Zahard diam sejenak. "Kalau begitu bagaimana bila aku menikahimu dan menjadikan Arlene selirku? Bisa saja Bam akhirnya memutuskan menikahi Karaka atau Wangnan, bukan?"

Tunggu sejenak, Arlene ingin sekali menangis melihat perubahan situasi ini. Bagaimana mungkin suaminya dicuri di bawah hidungnya. Boleh tidak Arlene setidaknya melukai mereka?

Pada akhirnya V tersadar bahwa Bam tidak akan menikah bila ia tidak menyetujui dan menyesali semua tindakan bodoh yang bahkan ia sendiri bingung mengapa ia memikirkannya. Oh, dan kedua petinggi menara lain juga tidak bisa menikahi V ataupun Arlene.

Baby BamWhere stories live. Discover now