EXTRA PART

95.9K 5.1K 383
                                    

Selama enam bulan belakangan, hari-hari Mia dan William tengah diliputi kebahagiaan luar biasa. Sebab kini, sepasang bayi kembar hadir di tengah-tengah keluarga mereka. Berkat bantuan Erica Hoffman, perempuan baik hati yang dikenalkan oleh Carlos, Mia dan William dapat memiliki anak, seperti apa yang sejak dahulu mereka impikan. Wanita itu bersedia mengandung bayi William dan Mia dengan menemuh metode surogasi gestasional, sesuai perjanjian kedua belah pihak.

Sejak memiliki baby, kehidupan Mia dan William berubah. Terlebih Mia, yang sempat mengalami stres berat pasca operasi pengangkatan rahim yang dialaminya. Kini, wanita itu sudah terlihat lebih banyak tersenyum. Wajahnya tampak jauh lebih ceria. Dan menyaksikan itu semua, turut melahirkan kebahagiaan dalam hati William. Bahkan, menyaksikan momen-momen ketika Mia berinteraksi dengan bayi kembar mereka, belakangan menjadi kegiatan favorit lelaki itu.

Seperti saat ini, ketika sebelumnya mereka tengah lelap dalam tidur sebab waktu memang sudah larut malam. Tiba-tiba saja terdengar tangisan dari salah seorang bayi tersebut, yang segera disambut oleh saudara kembarnya. Mia terbangun, lalu cepat-cepat bangkit dari ranjang dan menghampiri mereka.

Berderap menuju baby box di sudut kamar, Mia memeriksa pakaian kedua bayi tersebut. Ternyata, popoknya sudah penuh. Perempuan itu segera mengambil popok bersih dari lemari kecil di sisi baby box, berikut tisu basah dan pakaian ganti.

"Kenapa? Popoknya basah?"

Tiba-tiba saja, William muncul sembari mengucek matanya. Sepertinya, ia turut terbangun mendengar tangisan bayi mereka, serta gerakan Mia yang bergegas turun dari ranjang.

"Hm." Mia mengangguk, tangannya melepas popok baby Calvin.

William meraih satu popok baru, berniat membantu. Ia berjalan mendekati baby Cathrine, melepas sang malaikat kecil. "Putri cantik Daddy terbangun selarut ini, pasti merasa gerah karena popoknya sudah penuh." William mengajak Cathrine bercanda. Pelan-pelan, tangannya bergerak membersihkan tubuh bagian bawah Cathrine dengan sehelai tisu basah. Sembari mengerjakan bagiannya, Mia menatap lelaki itu dengan tersenyum.

"Jangan menangis, Sayang. Pahlawanmu sudah datang," ucap William lagi.

Usai mengganti popok Calvin, Mia mengembalikan bayi mungil itu ke dalam box. "Susunya juga sudah habis," katanya, sembari meraih botol susu milik Cathrine dan Calvin yang sudah kosong. "Aku akan mengisi botolnya sebentar."

William mengangguk. "Hm. Aku akan menjaga mereka."

Sepeninggal Mia, William kembali mengajak para bayinya bercanda. Ia menggerak-gerakkan boneka kelinci di depan kedua bayi tersebut, membuat tangisan mereka seketika berhenti. Tidak butuh waktu lama, Mia kembali dengan botol susu yang sudah penuh. Salah satu diangsurkannya pada William, untuk diberikan pada Cathrine.

Mia meraih tubuh Cathrine, menggendongnya dengan gerakan berayun pelan. Sembari memasukkan botol susu ke dalam mulut anaknya, wanita itu bersenandung kecil. Melihat itu, William turut meraih tubuh Calvin, mengikuti gerakan sang istri. Sembari menggendong bayi mungil tersebut, William menatap Mia. Segaris senyum terukir di bibir lelaki itu. Mia dan bayi mereka merupakan perpaduan pemandangan yang indah di mata William. Aura keibuan wanita itu benar-benar terasa, membuatnya terlihat semakin cantik.

Dalam hati, William tidak henti mengucap syukur. Sebab sejak kehadiran bayi mereka, Mia seakan kembali memiliki semangat hidup.

***

"Wajahmu terlihat lesu." Di hadapan William, Carlos berkomentar. Saat ini, mereka tengah menikmati makan siang di kafetaria.

"Hm, akhir-akhir ini jam tidurku sedikit berubah," sahut lelaki itu.

My Silly WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang