duapuluhdua

166 18 2
                                    


Dulu, seperti anak muda lain, ketika ada salah satu dari mereka bertiga ulang tahun. Yang lain pasti akan menyiapkan kejutan, melakukan prank konyol, mengerjai dan melakukan hal-hal kekanak-kanakan lain. Namun, setelah setiap tahun kejadian itu berulang, semua jadi mudah ditebak dan mereka berhenti melakukan kejutan-kejutan sejenis itu. Mereka lebih memilih terang-terangan akan saling merayakan ulang tahun dengan cake, lilin, minuman, hadiah dan makan malam bersama. Seperti malam ini, dengan Gama sebagai bintang utama. Duduk di antara Kania dan Tristan, Gama mengenakan topi kerucut di depan sebuah kue tart sederhana dengan icing berwarna putih dan hiasan buah stroberi di atasnya, di tengah-tengah kue itu terdapat tulisan "HBD Gama <3". Dan dia yakin tart itu dibuat sendiri oleh Kania. Meski wanita itu mengaku lemah dalam membuat makanan penutup, dia yakin tart buatan Kania akan tetap enak setiap ia memakannya.

Kania selalu membuat tart untuknya dan Tristan. Tapi saat Kania ulang tahun, mereka akan membeli kue dari toko kue terenak yang pernah ada menurut versi Kania. Mereka pernah mencoba membuat kue dengan adonan instan yang dijual di supermarket. Jangan tanya bagaimana hasilnya, Gama tidak tahu kenapa itu disebut instan ketika hasilnya bisa bantat dan pahit. Sejak saat itu mereka tidak pernah membuat kue untuk yang kedua kalinya.

Tahun ini, Kania merengek minta ditraktir di rumah makan khas jepang yang menjual berbagai jenis sushi. Makanan favorit wanita itu, yang sekali lagi tidak bisa dibuat oleh Kania – jika Kania bilang tidak bisa maka artinya dia bisa memasaknya tapi tidak akan seenak buatan chef di rumah makan ini. Mereka akan makan berlebihan seperti perayaan-perayaan lain, di mana Gama akan berceramah mengenai buruknya makan berlebihan dan Kania meneriakkan ini hanya setahun sekali, dan Tristan yang menyumpalkan salmon sushi yang tinggal satu ke mulutnya – padahal itu adalah jatah Gama.

"Hentikan ceramahmu sebelum mulutmu ku sumpal wasabi," celoteh Kania pada Gama yang masih mencela dengan sebutan perut karet. Kemudian ia bertanya pada Tristan setelah menelan sushinya. "gmana keadaan Kaia?"

"Dia baik-baik saja, hari ini dia jalan-jalan dengan Britta ke mall."

Kania tersenyum pahit. "Dia sudah membaik, aku harap begitu."

Tidak ada hari tanpa memikirkan keadaan adiknya. Dia berharap keputusannya untuk mendukung Kaia menikah dengan Tristan berhasil. Kania tidak mau orang menganggap dirinya memaksa Kaia untuk menikah dengan Tristan karena ingin melarikan diri dari pertunangan dengan pria itu. Demi tuhan, Kania hanya ingin adiknya selamat dari segala hal yang bisa menghancurkan hidupnya. Adiknya pantas untuk hidup bahagia tanpa dihantui perasaan was-was meski harus mengorbankan hal lain. Ia harap Kaia masih bisa menggapai cita-cita untuk menjadi dokter hebat dengan penuh gairah seperti dulu.

"Yah, dia sekarang mau berbicara denganku," jelas Tristan tanpa di minta. Dia pikir informasi itu adalah hal perlu.

"Aku kangen dia, tapi dia nggak pernah mau jika ku ajak bertemu. Aku harus segera minta mama untuk mengundang kalian makan malam supaya dia nggak bisa menolak lagi."

"Kami pasti akan datang," Tristan meyakinkan.

"Nah, belakangan dia sibuk mengerjakan tugas dariku," Gama membantu.

"Kenapa kamu masih membullynya padahal dia lagi cuti."

"Membully kamu bilang? Percayalah aku membantunya dengan memberikan semua tugas remeh itu. Otaknya bakal membusuk kalau nggak dipakai selama hampir satu tahun," tukas Gama tak sabar.

"Teganya kamu bilang begitu tentang adikku! Kaia itu pintar, dia cuma lahir lebih lambat dari kamu. Aku tahu kamu dulu sering dapat nilai jelek?"

"Kamu juga tahu aku memperbaiki semua nilaiku jadi A dan lulus dengan predikat cumlaude?"

If Loving You is WrongWhere stories live. Discover now