29. First help

357 49 6
                                    

Suara gonggongan anjing yang terdengar jelas membuat langkah panik ketiga pemuda semakin bergerak cepat. Si hantu perempuan yang menjadi petunjuk jalan pun masih setia di depan mereka.

Tapi seketika keadaan berubah mencekam begitu anjing liar itu sudah terlihat dari arah belakang.

Terlebih di saat seperti ini, Siyeon justru menginterupsi mereka untuk berhenti.

Minho satu-satunya manusia yang bisa bercakap dengan hantu itu lantas berseru tak habis pikir. "Apa kau sudah tidak waras?! Kita akan mati konyol dimakan hewan-hewan itu- aish! Seharusnya aku tidak percaya pada hantu sepertimu!"

"Minho ada apa? Kenapa berhenti?" Hyunjin tersengal. Berhasil menyusul langkah temannya.

"Minho Hyung. Ayooo!" Jeongin dengan gerakan paniknya pun berusaha menggeret tangan Minho.

"Kau pikir aku senaif itu menyerahkan nyawa kalian pada anjing liar?!" Siyeon berucap kesal, "Aku menyuruh kalian berhenti karena bukan waktunya lagi untuk lari. Cepat naik!"

"Naik apa, bodoh?! Di sini tidak ada kereta atau pun angkutan umum!"

Sentakan Minho cukup membuat Hyunjin dan Jeongin terperanjat.

"Minho, kau bicara dengan siapa astagaaa, hentikan omong kosongmu. Ayo lari!" seru Hyunjin.

GUKK GUKK GUK!!!

"Cepat, Hyung! Aku masih ingin hidup, Ya Tuhan.. Dosaku pasti masih banyak yang belum terampuni." Jeongin hampir menangis saat itu juga.

"Kalau aku bodoh lalu kau apa, otak udang?!" Siyeon tambah jengkel saja. "Di sampingmu ada pohon. Cepat bawa teman-temanmu ke atas!"

Minho terkesiap menyadari ada pohon di sampingnya.

"Cepat naik ke atas, Minho!"

Kali ini tanpa pikir panjang Minho mengiyakan. Segera menyuruh Jeongin dan Hyunjin memanjat terlebih dulu. Namun saat ia hendak menyusul- di posisi yang belum terlalu tinggi, anjing liar itu tiba-tiba sudah bergerombol di bawahnya.

Salah satu dari mereka berhasil menjangkau sepatu Minho. Menggigitnya. Sampai pemuda itu histeris dan kesulitan untuk naik ke atas.

"Aaaaargh, anjing sialan!!"

"Minho, pegang tanganku!" Hyunjin mengulurkan satu tangannya ke bawah. Meski kedua tangan mereka akhirnya menyatu, tapi tak mudah karena Minho masih bergerak-gerak menghindari gigitan di kakinya.

Jeongin yang ada di paling atas pun memutuskan untuk sedikit turun. Membantu Hyunjin untuk menarik Minho yang punggungnya nyaris diterkam hewan-hewan itu.

"Haaaaarrrgh!!" Mereka bertiga saling mengerahkan tenaga. Tidak berhenti sampai Minho berhasil mencapai salah satu cabang. Selamat dari santapan hewan buas di bawah sana.

"Terima kasih," ucap Minho dengan napas tersengal.

"Hyung, jaketmu robek. Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" cemas Jeongin.

"Tidak. Aku tidak apa-apa."

"Bagaimana dengan kakimu? Hey, sepatumu berlubang." Hyunjin mengernyit.

Minho meringis. "Sedikit perih. Sepertinya tergores karena gigitan. Hanya luka kecil. Tidak apa-apa. Tidak perlu khawatir."

"Sungguhan tidak apa-apa? Coba kau lepas dulu sepatunya."

"Tidak. Tidak apa-apa... Hyunjin- argh!"

Minho tidak bisa berbohong lagi ketika Hyunjin menarik sepatunya secara paksa. Menampakkan kakinya yang kini berlumuran darah.

BREAK AND DEATH ||StrayKidsWhere stories live. Discover now