5. Airport pt.2 [Who is she?]

377 55 1
                                    

Jeongin baru saja akan keluar saat tiba-tiba suara rintihan seseorang menahan pergerakan tangannya yang memegang handle pintu. Pemandangan di antara celah pintu toilet yang sedikit terbuka itu membuat tubuhnya mematung.

Masih dengan kesadaran penuh, Jeongin menangkap kehadiran sosok pria berpakaian serba hitam -termasuk masker dan penutup kepala, tengah berhadapan dengan satu pria berpakaian formal -bersetelan jas hitam dan kemeja putih di dekat wastafel. Jeongin memperhatikan sekali lagi ekspresi kesakitan pria berjas hitam itu. Jeongin tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi saat pandangannya terjatuh pada tetesan darah yang membanjiri lantai di antara kaki mereka, dibarengi dengan tarikan benda tajam berlumuran darah dari tangan pria bermasker hitam itu, Jeongin bergetar.

Detik selanjutnya, ia refleks menutup kembali pintu toiletnya rapat-rapat saat pria bermasker hitam itu melayangkan pisaunya ke udara, sebelum menancapkannya di bagian dada dan membuat si korban tergeletak tak sadarkan diri.

Di bilik toilet Jeongin mati-matian menahan getar tubuhnya saat bayangan penikaman itu terlintas. Napasnya tersendat-sendat. Bahkan air mata bocah laki-laki itu meluncur begitu saja. Ia takut. Sangat takut. Apalagi dirinya saat ini masih berada di tempat yang sama. Hanya bilik kayu yang membatasi tempat kejadian.

Di situasi seperti ini, Jeongin hanya terpikirkan untuk menghubungi sahabatnya.

"Yen--"

"Apa!! Kau tidak tau jalan arah ke kursi tunggu?! Menetaplah di toilet kalau tidak mau bertanya pada security!"

Suara gadis yang dihubunginya langsung menyela.

Jeongin menahan suara tangisnya dan berbisik lirih. "Yenaaa. Hiks, tolong akuuu."

"J-jeongin? ... Jeongin? Hey, ada apa?"

"Yena---"

DAK DAK DAKKK!!!

PRAKH!

Ponsel Jeongin terlepas saat pintu yang menjadi tempat bersandarnya berusaha didobrak dari luar.

"Aku tau kau di dalam."

Suara berat itu membuat Jeongin membeku.

"Aku tidak pernah membiarkan satu orang pun menghirup udara bebas saat dia mengetahui apa yang sudah aku lakukan."

DAK DAK DAKK DAKKK!!!

DAKK DAKK DAKKK!!!

Jeongin terus menangis tanpa suara.

DAKK DAKK DAKK DAKKK!!

Meski sudah ia kunci dari dalam, Jeongin tetap berdiri menahan pintu belakangnya. Ia bersikeras menangkis bayangan mengerikan jika pria itu berhasil membobol pintu dan mengoyak tubuhnya dengan senjata tajam. Tapi tidak bisa. Jeongin tidak bisa menghilangkan bayang-bayang noda merah di dalam kepalanya.

Darah itu.

"Ayah..."

Mata Jeongin memejam saat memori satu tahun silam terbesit kembali. Saat di mana kecelakaan nahas itu mengambil satu kebahagiaannya.

"Ayah..."

Gambaran wajah ayahnya yang bersimbah darah kini membuat napasnya tercekat.

DUARR!!!

Sejurus kemudian, Jeongin tidak tahu lagi apa yang terjadi selanjutnya. Kegelapan telah mendominasinya dalam sekejap.


° ° °


"J-jeongin? ... Jeongin? Hey, ada apa?"

Jantung Yena mendadak berdentum keras.

BREAK AND DEATH ||StrayKidsWhere stories live. Discover now