13. Sink Below a Surface

321 56 6
                                    

Jduk!!

"Auhk! Ssshh.."

Yena merintih saat tubuhnya terjerembab dari atas kasur. Dahinya tak sengaja terantuk ujung nakas.

"Kau ... " Heejin, tersangka yang menendang tubuh Yena saat baru saja membuka mata, langsung diselimuti amarah. "BERANINYA KAU TIDUR DI SINI?!"

Susah payah Yena bangun dalam kondisi pinggang yang terasa nyeri. Terlebih nyawanya seperti belum terkumpul, tapi Heejin langsung meluapkan segala sumpah serapah padanya.

"Sudah kubilang, aku tidak ingin berbagi tempat tidur denganmu, sialan! Tapi kau malah mengambil kesempatan saat aku tertidur pulas?!" Napas Heejin memburu. Segitu tidak maunya dia berada di dekat Yena. Seolah membenci. Padahal Yena tidak pernah melakukan kesalahan atau pun berbuat jahat padanya.

"Jika aku melihatmu berbaring di tempat ini lagi," Heejin mengulang tindakan seperti saat pertama kali ia menggertak Yena. Yakni menjambaknya keras. "Kau akan tau akibatnya," desisnya langsung lepas tangan dengan mendorong kepala Yena. Ia segera beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Meninggalkan Yena yang masih terduduk dengan ringisan.

Gadis malang itu tidak mengeluarkan suara sama sekali. Hatinya terbakar tiap kali Heejin bertindak semena-mena. Tapi ia bisa apa? Membalas? Justru akan menambah masalah. Terlebih jika Bang Chan yang sudah turun tangan, konfliknya pasti tidak hanya berseteru dengan Heejin saja. Tapi orang-orang yang selalu membela Heejin juga akan ikut terlibat, yakni Nancy, dan Hyunjin.

Yena menghela napas. Ia bangkit dengan segala pertanyaan berkecamuk di kepalanya. Kenapa bisa dia tertidur di kasur bersebelahan dengan Heejin? Sedangkan kemarin malam ... "Ouh! Aku tertidur saat bermain game bersama Kak Felix! Apa dia yang membawaku kemari?"

Pening memikirkan itu terlalu lama, Yena memutuskan untuk keluar dari kamar menuju dapur. Tenggorokannya terasa kering. Ia butuh minum.

Di waktu yang bersamaan, ketika gadis itu sudah menuruni tangga, Nancy yang niatnya akan mengajak Heejin untuk melakukan perawatan kulit dengan bermasker, langsung memasuki kamar yang ditinggali Yena barusan.

"Heejin, kau sudah bangun?" Kepala Nancy melongok di balik pintu. Memastikan keberadaan Heejin di dalam sana.

CKLEK CKLEK CKLEKK!!

"BANG YENA SIALAN! KAU MAU BERMAIN-MAIN DENGANKU? HUH?!"

Nancy terlonjak mendengar teriakan Heejin, apalagi ketika melihat knop pintu kamar mandi yang bergerak-gerak sendiri.

DAK DAK DAKK DAKK!!

"YENAAAA BUKAAAA!!"

Gebrakan dari dalam membuat Nancy tergopoh mendekati pintu kamar mandi.

"AKU AKAN MENGHABISIMU, BANG YENA! BUKAAAA!!"

"Heejin!! Ada apa denganmu? Kau terkunci di dalam?" sahutan Nancy menghentikan teriakan Heejin. "Ini aku Nancy!"

"Nancy, kau di sana? Tolong bukakan pintu ini! Yena mengunciku dari luar!"

"Yena? Sungguh??" Nancy terbelalak tak percaya.

"Cepatlah, Nancy!" bentak Heejin tak sabaran.

"I-iya tunggu sebentar ... tapi ... tapi dimana kuncinyaaa?"

"Cari saja di laci nakas atau laci di meja rias!"

Nancy langsung mengobrak-abrik semua laci yang ada di kamar ini. Dan ia berhasil menemukan benda itu di laci meja rias.

"Tenanglah, Heejin. Aku sudah menemukannya," ucap gadis itu sambil memutar kunci. Tapi saat menekan knopnya, pintu itu tidak kunjung bisa dibuka.

"Nancy, cepatlah!"

BREAK AND DEATH ||StrayKidsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt