16. Unexpectedly Change

315 49 5
                                    

"Kau tidak curiga kenapa bibimu tidak kunjung kembali?" Lee Siyeon memasuki kamar yang didominasi warna putih dan biru muda.

Gahyeon satu-satunya makhluk yang mendiami tempat itu tersentak. "Kenapa kau kemari?"

"Seperti yang kau katakan. Nyonya Alice pasti akan pergi dengan segala rasa penyesalannya setelah menggunakan ilmu sihir yang dia miliki. Karena itu akan mengingatkannya pada tragedi yang sudah memusnahkan penduduk pulau ini, termasuk keluargamu. Dia pasti tengah bersedih, dia----"

"Lee Siyeon! Apa yang kau bicarakan?!" Gahyeon berusaha menampik rasa penasaran dari perkataan makhluk yang menjadi sahabatnya satu tahun terakhir ini. "Kau sudah bersedia membantuku untuk mengikuti Yena dan teman-temannya. Kenapa kau kembali ke sini??"

"Pemuda bernama Seungmin terkena sihir." Hantu gadis bergaun putih itu memberitahu maksud kedatangannya.

"A-apa?"

"Sepertinya bibimu sudah menutup mata batin pemuda itu. Dan hanya dia yang bisa membukanya kembali."

Gahyeon dibuat tak bisa berkata lagi. Wanita yang selalu berlaku baik padanya kembali menggunakan sihir setelah berjanji tidak akan menggunakannya lagi? Sulit dipercaya.

"Apa yang Seungmin lakukan sampai bibi melakukan itu?"

"Aku tidak tahu."

"Lalu kau ke sini hanya untuk mengatakan hal ini?"

Siyeon mengangguk. Lalu sedetik kemudian dia menggelang. "Ya selain memberitahukan perihal menghilangnya bibimu akhir-akhir ini. Aku juga ingin mengatakan kalau sebenarnya… terjadi sesuatu pada mereka di sungai."

"Mereka? Para pemuda itu? Apa yang terjadi? Apa mereka diganggu?"

"Hm.. Yang mengganggu itu temannya sendiri."

"Maksudmu?"

"Kau tahu gadis bernama Nancy? Dia membuat sebagian temannya termasuk Yena, terperosok dan tercebur ke sungai."

"MWO??!"

"Ah, dia itu kekanakan, cerewet, pendendam, dan licik," sungut Siyeon saat mengingat gadis blasteran bernama Nancy. "Dia tega memutus tali penghubung sebagai alat bantu mereka menyebrangi sungai, hanya karena marah pada teman-temannya yang tidak membantu menyingkirkan ular sewaktu di hutan."

Gahyeon diam mencerna ucapan Siyeon. Lantas dia berkata, "Lalu setelah mengetahui hal itu, kau kembali ke sini? Tidak melakukan sesuatu?"

Siyeon kembali mengangguk dan menggeleng lagi. "Memangnya aku harus melakukan apa? Mencelakai Nancy? Aku tidak sejahat itu! Aku ini hantu cantik yang baik hati!"

Ucapan Siyeon membuat Gahyeon menggeram gemas. "Setidaknya tetap awasi mereka, Siyeoooon! Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka di waktu ini. Kau bisa membantuku mengusir makhluk-makhluk di sekitar sana jika mereka diganggu."

"Ah iya, kau benar." Siyeon manggut-manggut. "Seharusnya aku memberitahu semua hal ini padamu saat mereka sudah kembali ke sini ya?"

"Menurutmu?!!" sahut Gahyeon jengkel.

"Ya sudah kalau begitu, aku akan kembali lagi mengikuti mereka." Siyeon baru saja mengambil langkah dengan senyumnya, tapi berhenti dan berbalik badan lagi menghadap Gahyeon saat mengingat sesuatu. "Suatu saat, kau harus membantuku."

"Membantu apa? Kalau ingin kembali menjadi manusia, maaf aku tidak bisa."

"Bukan itu, Gahyeon.." rengek Siyeon. "Aku butuh para pemuda itu untuk membawa temanku yang terjebak di hutan."

BREAK AND DEATH ||StrayKidsWhere stories live. Discover now