30. Wobbly Step

216 39 10
                                    

Minho mengutuk dirinya yang mudah sekali mempercayai Siyeon. Hantu itu benar-benar tidak nampak, ketika mereka terjebak di atas pohon dengan beberapa ekor anjing liar masih bergerombol di bawah sana.

Hyunjin pun terus saja mengerang kesal. Wajah sengitnya menunjukkan seberapa geram ia dibodohi oleh makhluk yang tidak jelas itu. Membuat Minho jadi merasa bersalah.

Keadaan berubah mencekam oleh keterdiaman mereka.

Srakkk Srakk Srakkk!!

"Hyung!"

Sampai akhirnya Jeongin memekik. Menginterupsi Hyunjin dan Minho untuk melihat apa yang ditunjuknya.

"Semak-semak itu bergerak sendiri!" seru Jeongin heboh.

"Sialan, si bedebah itu sembunyi di sana," gerutu Minho menatap sosok yang ia cari. "HEY, SIYEON! SEDANG APA KAU DI SANA, HAH?!"

Guk guk gukk!!

Gonggongan anjing mendadak riuh mendengar teriakan Minho.

"KEMARI! ATAU AKU TIDAK AKAN MEMPERCAYAIMU LAGI!!"

"Diamlah, bodoh! Aku sedang memancing mereka agar pergi dari sana!"

Minho mengernyit tak mengerti.

Lain halnya dengan Hyunjin dan Jeongin yang tiba-tiba merinding, mengamati semak-semak di seberang sana berguncang cukup hebat. Apalagi dilihatnya oleh mereka seekor kucing hitam kini bergelatungan di udara.

Tapi bagi Minho yang bisa melihat dengan jelas dan mengerti maksud Siyeon melambai-lambaikan kucing ke arah mereka, sekonyong-konyongnya dia berteriak lagi.

"JANGAN LAKUKAN APA PUN PADA KUCING ITUU!!!"

Perlu diketahui, Minho ini si manusia pengabdi kucing. Dia akan mengutuk siapa pun yang mencelakai hewan berbulu lembut itu.

"Kubilang diam!! Anjing-anjing itu tidak akan pergi kalau kau berisik terus!" Siyeon geram.

"TAPI JANGAN GUNAKAN KUCING ITU SEBAGAI UMPAN! DIA TIDAK BERSALAH!"

"Astaga, Minho." Kini Hyunjin menggeleng tak habis pikir. Di waktu genting seperti ini kenapa dia lebih mementingkan seekor kucing dibanding nyawa mereka?! "Biarkan saja. Atau kita akan berakhir di sini selamanya."

"Apa katamu?! Bagaimana kau bisa membiarkan hewan semanis itu mati jadi santapan anjing?!"

"Itu kucing liar, Hyung." Jeongin berusaha menyadarkan dan menyurutkan emosi Minho. "Sesayang apa pun kita padanya, jika didekati pun kita akan berakhir terluka karena keganasan kucing itu."

"Sekarang pilih, kucing itu atau keselamatan kita," imbuh Hyunjin.

Minho tak bisa menjawab.

Dasar bodoh!

"Hey, Minho!" Siyeon berseru, "saat anjing-anjing itu pergi, segeralah turun dan ajak temanmu berjalan ke arah timur! Jangan berbelok arah. Terus ke timur dan kau akan menemukan jembatan gantung. Dari situ, kalian sudah memasuki hutan terlarang saat melintasinya."

Ujaran Siyeon diakhiri oleh suara lengkingan kucing. Berkat kesengajaannya mencekik leher kucing tersebut, anjing-anjing di sana berbondong-bondong menghampiri sumber suara. Mengikuti arah kucing yang melayang-layang menjauhi tempat ketiga pemuda itu.

"Ya Tuhan, aku tidak percaya ini." Minho menghela napas. Selain tidak ikhlas dengan kucing yang menjadi tumbal demi keselamatannya, batinnya juga mendadak gusar ketika lepas dari pengawasan Siyeon di hutan seluas ini. Bagaimana pun hantu itu sudah membantunya. Lalu apa jadinya semisal ada bahaya yang lebih mengancam?

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Feb 01, 2021 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

BREAK AND DEATH ||StrayKidsजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें