04

185 40 83
                                    

Haloo,, Welcome back 👋👋
Bacanya pelan-pelan aja yaa
Sekalian cek yang part kemarin, sudah baca atau blm,, kalau belum yukk di baca 😘
Jangan lupa votmment nya 💜

Tolong baca sampai akhir yaa, aku mau menyampaikan banyak hal, oke?
.
.
.

Butuh setengah jam waktu yang dihabiskan Jimin untuk membersihkan dirinya agar tak lagi berbau jeruk seperti kata Yeseul ataupun Yoojin. Aroma oceanic yang segar dan alami seperti angin laut yang dingin atau linen segar menguar memenuhi ruangan tatkala Jimin baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang hanya menutupi tubuh bagian bawahnya, sedangkan bagian atasnya terpampang jelas menampakkan diri dengan bagian perut yang atletis. 

Jimin menggunakan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya yang basah sehabis keramas. Melirik sekilas pada Yeseul yang masih focus menonton drama korea kesukaannya di ponselnya sembari senderan nyaman pada kepala ranjang. Jimin berjalan santai sambil terus tangannya mengusak rambutnya yang basah menuju lemari pakaian yang berada tak jauh dari ranjang. Memilah asal piyama untuk digunakan tidur olehnya. Memakainya secara kilat sedikit terburu sebab barangkali benar kata Yeseul, dirinya memang butuh istirahat lebih.

Setelah berpakaian dengan seadanya, menggantung handuk kembali di tempatnya, maka Jimin menghampiri Yeseul yang sudah berubah posisi menjadi telungkup tetapi masih setia menatap ponselnya. Tersenyum sekilas sebelum akhirnya ia terpikirkan satu hal jahil yang akan ia lakukan pada Yeseul.

Jimin merebahkan tubuhnya, bukan pada sisi ranjang yang masih kosong disebelah Yeseul, melainkan tepat berada di atas tubuh Yeseul yang sedang telungkup. Jimin bahkan memasrahkan segala bobot tubuhnya pada Yeseul dengan tak menyangga tubuhnya sendiri menggunakan tangan. 

“Ish,, Jim. Kau sedang apa sih?” Yeseul menggerutu sambil menggerakan badannya yang tertindih oleh tubuh Jimin, mencoba meloloskan diri kendati ia tahu itu percuma. Tentu saja suaminya lebih kuat ketimbang dirinya.

“Dramanya sudah sampai mana?” Jimin mencoba mencairkan suasana dengan bertanya perihal drama korea yang tengah Yeseul tonton. Bahkan tangannya menjalar mengusap-usap rambut Yeseul yang halus. 

“Sampai si tokoh utama perempuan tahu bahwa dia berubah menjadi manusia kembali. Disini diceritakan perempuan itu telah menantang dewa. Ini semua ia lakukan demi anaknya, kau tahu. Padahal suaminya telah memiliki istri yang baru. Tapi sepertinya istrinya juga belum melupakan masa lalu nya.” Yeseul berceloteh sedemikian rupa menjelaskan perihal alur cerita yang sedang ia tonton. Bahkan melupakan gerutu yang sempat tersampaikan karena Jimin menindih tubuhnya.

Jimin sebetulnya tidak terlalu mengerti mengapa hantu bisa berubah lagi menjadi manusia. Tetapi karena Yeseul sering meminta Jimin menemani dirinya menonton drama, Jimin jadi sedikit paham alur ceritanya. Jadi Jimin mengangguk-angguk seadanya. Toh badannya tidak bisa bergerak leluasa sebab masih menindih tubuh Yeseul. 

Yeseul mencibik sekilas sebelum mematikan ponselnya dan menaruhnya diujung ranjang. Jimin yang mengetahui hal itu lantas bertanya, “Kenapa dimatikan?” Jimin mendongakkan kepalanya dan menaruhnya di atas kepala Yeseul.

“Menyingkir dari atas tubuhku. Badanmu itu berat, Jim”

“Padahal biasanya ketika ku tindih kau tidak pernah protes” Jimin balas mencibik kemudian mengubah nada bicara nya mengikuti logat istinya ketika protes tadi.

“Ish,, menyingkir!!”,

“AARRGGHHH!! Sakit, sakit.. aduhh,” Entah bagaimana caranya Yeseul bisa mencubit pinggang Jimin meskipun Jimin berada diatas tubuhnya yang sedang telungkup. Jimin kaget sekaligus merasa kesakitan sebab dicubit istrinya. Maka tak ada pilihan lain selain menjatuhkan dirinya pada sisi lain ranjang disebelah Yeseul yang sedang memicingkan mata padanya. Itu lebih bagus ketimbang perut kotaknya harus berlubang karena cubitan Yeseul.

RED THREADWhere stories live. Discover now