02

240 58 105
                                    

Happy Reading 💜


Kau tahu apa itu rasa lelah? 

Bagi sebagian orang, lelah diartikan sebagai keadaan dimana tubuh mengeluarkan keringat sehabis melakukan kegiatan aktif. Sebagian lagi mengatakan bahwa kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.

Mungkin jika digambarkan keadaan Jimin saat ini maka ia bisa disebut tengah kelelahan kendati tak sedang memproduksi cairan keringat. Kepalanya berdenyut nyeri dengan kening yang melukiskan kerutan samar. Sedikit dibuat pusing dengan keadaannya sendiri saat ini. Bagaimana ya menjelaskannya? Saat kau merasa sudah pada puncak kelelahan lalu setelahnya kau memutuskan untuk mengistirahatkan kerja otak serta otot, namun ketika semua itu diaktifkan kembali pada pagi hari, bukan kesegaran yang terasa namun malah rasa lelah yang semakin menjadi?

Jimin menyenderkan tubuhnya pada kursi putar miliknya. Merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku belakangan ini sebelum sedikit merosotkan diri demi mencari kenyamanan pada senderan kursinya. Tak terhitung lagi berapa kali ia menghembuskan nafas secara kasar mulai dari tadi pagi sejak sang surya menampakkan diri hingga kini ia menangkap jam tangannya memperlihatkan jarum pendek pada angka 3 dan jarum panjangnya pada angka 1.

Masih sekitar satu setengah jam lebih sebelum jam pulang, batin Jimin menggerutu.

Jimin sedikit bersyukur bahwa pekerjaan yang sempat berantakan dapat rampung lebih cepat dari yang ia perkirakan. Menghela nafas –lagi, Jimin memejamkan mata nya dan meneguk saliva karena dirasa tenggorokannya sedikit kering. Tadinya berniat mengambil air setelah tugas nya selesai, tapi rasa malas lebih dominan dari rasa hausnya. Alhasil, ditahan saja deh rasa hausnya.

Sebelum memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh serta matanya dari sinar laptop, Jimin juga sudah berniat menelpon Yeseul. Saat jam makan siang tadi, tiba-tiba Jimin terhentak dan secara tidak sengaja teringat istrinya. Sedikit berpikir bahwa ada sesuatu yang terjadi. Namun pikirannya terdistraksi saat atasannya meminta Jimin untuk mengantarkan beberapa dokumen ke dalam ruangannya. Jimin hanya berharap Yeseul baik-baik saja.

Belum ada 10 menit sejak ia mengarungi arus bunga tidur yang sedikit lagi menjemput, telepon sang empu berdering dengan nada panggilan yang lumayan menginterupsi acara tidurnya. Jimin perlahan membuka mata, meraih ponsel yang jaraknya tak jauh dari presensi dirinya. Melihat layar ponsel yang dengan jelas menampilkan nama Yeseul disana. Tak menunggu lama, ia pun menggeser tombol hijau pada ponselnya tanda panggilan diterima.

“Halo, sayang,” Jimin membuka percakapan diantara mereka. Suaranya sedikit terdengar serak sebab masih mengumpulkan nyawa nya. Lebay sih. Memangnya Jimin kucing. Jimin sendiri tak yakin kucing punya banyak nyawa. Buktinya kucing peliharaannya dulu matinya cepat tuh.

“Apa pekerjaanmu sudah selesai? Bisa tidak kau pulang cepat?” suara Yeseul diujung sana terdengar ceria sekali. entah ada apa. Tapi Jimin senang mendengarnya.

“Mana ada pekerja kantoran yang bisa pulang cepat seenaknya? Lagi pula tumben sekali minta pulang cepat, apa terjadi sesuatu?” sebetulnya Jimin sedikit khawatir. Semenjak kejadian saat makan siang tadi, Jimin merasa hawa disekelilingnya sedikit aneh. Seakan mengatakan bahwa akan ada hal buruk yang menimpanya. 

“Tsk," Dasar Jimin. "Tak ada apa-apa, kok. Semua baik-baik saja, Jim.” Yeseul sedikit menjeda ucapannya. Inginnya Jimin langsung menyahut ketika telinganya tak menangkap suara sang istri, tapi berhenti karena Yeseul langsung melanjutkan, “Hari ini aku masak makanan kesukaanmu. Sup ikan pedas dengan telur mata sapi goreng. Mungkin kau akan suka? Belakangan ini kau bekerja terlalu keras. Aku sedikit khawatir”

RED THREADNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ