74 | ibel gercep

154K 18.7K 797
                                    




74 | ibel gercep



SABRINA celingukan di lobby Lippo Mall Kemang, mencari-cari sosok sang kakak yang sore ini lumayan menjengkelkan.

Mereka batal makan malam, jadinya makan sore, pulang kerja teng! Nggak perlu mandi, nggak perlu nyalon, biar nggak ngaret. Dan ternyata makannya di tempat murmer pula! Kurang nyebelin gimana coba? Ini sebenarnya mau ketemu calon ipar apa temen ngerumpi? Sabrina sampai heran sendiri saking nggak ada spesial-spesialnya.

Dan karena pakaian kerjanya nggak banget dipakai ngemall, akhirnya dia nekat juga mampir ke rumah Karen yang lokasinya lebih dekat, numpang mandi kilat, sekalian pinjam baju. Setidaknya baju branded Karen akan sedikit menyelamatkan penampilannya, meski jelas nggak sempat make up. Paling nggak, penampilannya dan penampilan Ibel nggak akan njomplang-njomplang amat.

"Sab!"

Ibel yang baru keluar dari sebuah toko pakaian dengan ponsel di telinga melambai-lambai ke arahnya.

Sabrina mendengus, segera berjalan menghampiri.

"Mana cowok lo?" tanyanya langsung, sudah mulai haus untuk bermanis-manis.

"Belum dateng, lah. Ya kali gue suruh dia nungguin lo!"

Sabrina manyun, menghela napas, langsung memimpin jalan ke food center. "Cowok lo ini ABG apa gimana, sih? Ngajak ketemuan di mall banget!"

"Gue yang ngajak ke sini. Bikos gue bilang harus nyesuai-in sama gaya hidup lo, ketimbang lo ngabisin duit buat beli baju baru dan nyalon cuma buat pergi makan doang."

"Nice." Sabrina mencibir. "Sungguh kakak yang sangat mengayomi adiknya!"

Karena food centernya ramai, mereka pilih berpencar. Ibel mencari meja kosong, sementara Sabrina berkeliling melihat-lihat. Biar bisa memberi rekomendasi menu, kalau si calon abang ipar tiba nanti. Sementara ini, dia hanya perlu membeli minuman dingin untuk meredakan dahaga.

Tak lama kemudian dia menghampiri meja ibel dengan dua cup bubble tea.

"Tell me about his name." Perempuan itu duduk di seberang sang kakak, sambil mengaduk-aduk cairan gula merah yang mengendap di bagian bawah cup minumannya.

"Roger." Ibel menjawab santai, sambil mulai minum juga.

"Ganteng?"

"Liat aja ntar."

Sabrina manyun, menyeruput minumannya dengan sabar. Dalam hati bersyukur karena Ibel mencari gara-garanya setelah dia punya pacar, coba kalau pas Sabrina masih jomblo dulu, mungkin itu cewek sudah kena cakar mukanya.

Sekarang-sekarang ini mood Sabrina memang cenderung stabil. Hampir senang terus. Maklum, nafkahnya tercukupi lahir batin.

"Eeeww."

Tiba-tiba Ibel bergidik, sambil mengalihkan pandangan dari arah eskalator di belakang Sabrina.

"Paan?"

Sabrina menoleh ke tempat yang tadi dilihat kakaknya, kemudian tersenyum geli, sementara Ibel langsung kelihatan menahan jijik.

"ABG jaman sekarang. Pacaran nggak tahu tempat. Kan kasian anak kecil yang liat, jadi sakit mata!" Ibel ngomel.

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang