Chapter 21 - It's not the ending

3 2 0
                                    

"Halo Tuan Hiniga! Ah! Apa... harus aku panggil Hisashi juga seperti para bawahanmu?" Hiniga menggeleng "Panggil saja nama yang sudah kalian kenal, mungkin itu bisa membedakan mana yang sudah mati dan mana yang masih hidup"

"Kamu benar-benar ingin mati ya? Akan aku antarkan kamu menuju kematian Hiniga"

Pria berjas hitam itu tersenyum "Terimakasih atas kemurahan hati anda Nona Hazla... tapi saya tidak tertarik karena saya sudah pernah tinggal disana, jika bisa kali ini saya yang akan mengantarkan kalian kesana"

"Tidak, kami yang akan mengantarkanmu sekali lagi" kini Hanzel yang berbicara

"Oh? Tuan muda Hanzel rupanya! Sudah lama kita tidak bertemu! Terakhir kali kita bertemu di kediaman lamaku, apakah kalian bertiga merindukanku?" Matanya kini bergulir dari kiri ke kanan, menatap ketiga orang tersebut dengan mata liciknya

"Dimana bosmu?" Hazla bertanya padanya dengan suara sedikit lantang dari yang tadi, Hiniga menoleh ke kiri dan kekanan lalu menatap Hazla dengan senyumannya "Tuan Reigi? Dia ada"

Lalu ada suara ketukan sepatu yang menggema di seluruh ruangan, dan tiba-tiba munculah seorang pria dengan wajah tidak ramahnya

Pria ini berbeda dari yang sebelumnya mereka temui di sekolah, auranya benar-benar berubah

"Tuan Reigi, selamat datang" pria itu menghentikan langlahnya dan berdiri di depan Hiniga, wajahnya yang sombong dengan mata yang tajam mulai melihat satu persatu wajah dari ketiga orang tersebut

"Jadi kalian benar-benar bisa sampai disini ya? Menakjubkan" nadanya juga datar, dia bukan seperti orang yang mereka temui sebelumnya

"Oh? Tunggu sebentar... bukankah kalian berempat? Mengapa kalian datang hanya bertiga? Kemana wanita itu? Apakah dia menyerah?"

Hazla menatapnya dengan tajam "Jangan berpura-pura tidak tau! Kamu pasti tau kan kalau muridmu yang sudah membunuhnya?!" Hiniga memasang wajah terkejutnya lalu dia tertawa kecil "Benarkah? Ternyata ada gunanya juga dia sebelum meninggal, tapi... sangat disayangkan, wanita itu... aku menyukainya dan aku ingin melihat kemampuannya"

"Lihat saja kemampuannya setelah kamu mati"

"Nona Hazla... seorang mantan putri bangsawan seharusnya memperhatikan etika, dimana etikamu nona muda?"

"Diamlah! Kamu benar-benar mempermainkanku!" Hiniga tertawa "Karena kamu telah mempermainkanku di kehidupan yang lalu"

"Hiniga, jaga sahabatmu, aku akan melawan dua orang ini" pria itu melihat ke arah Reigi dan menunduk dengan sopan "Baik Tuan" Hiniga langsung maju ke arah White dan membawanya ke tempat lain dimana hanya ada mereka berdua saja

"Baiklah! Sepertinya hanya ada kita bertiga disini, Tuan muda Reigi... biarkan kami mengantarkan anda kedalam kematian" Hazla langsung berlari ke araha Reigi, mendekatinya dan mengeluarkan pistolnya, menembaknya dari jarah yang begitu dekat tapi Reigi berhasil melihatnya dan menghindarinya

Hanzel mengeluarkan rantainya dan berlari mendekat ke arah saudarinya "Mari kita lihat seberapa hebat dia"

Hanzel tersenyum, Hazla pun ikut tersenyum sementara Reigi hanya memasang wajah datarnya

"Apa kamu berpikir bahwa dia berubah?" -Hazla

"Iya, mustahil bagi orang berwatak seperti dia bertingkah seperti ini" -Hanzel

"Lalu apa penyebabnya?" -Hazla

"Entahlah, yang pasti kita akan tau ketika kita berdua melawannya" -Hanzel

Mereka berdua melanjutkan pertarungan mereka

Sementara itu White dengan Hiniga memisahkan diri ke ruangan yang baru

[END] The Family Truth 3 : Dark OrganizationWhere stories live. Discover now