Chapter 7 - Kehidupan Hazla dan Hanzel pt.6

3 2 0
                                    

Setelah kejadian kemarin, hari ini mereka melakukan kegiatan seperti biasanya tanpa ada gangguan sedikitpun

Semuanya kembali normal dan tidak ada satupun yang mengenal nama Leon

"Hey! Apa cuma perasaanku saja ya ada sesuatu yang hilang?" Tanya Hazla, Ara menggeleng lalu menatapnya dengan bingung "Apa itu?" Hazla mengangkat kedua bahunya "Aku juga tidak tau apa itu tapi... sepertinya ada sesuatu yang kita lupakan"

"Sudahlah! Mau jalan-jalan hari ini?" Hanzel langsung mengatakan tidak tanpa ada basa-basi terlebuh dahulu "Eh? Kenapa?"

"Merepotkan" ucapnya, Hazla berdecak kesal pada saudaranya dan langsung menarik Ara menjauh darinya

"Dia sedang tidak enak badan makanya dia bersikap lebih dingin daripada biasanya, mungkin lain kali" Ara mengangguk paham lalu mereka berdua kembali ke tempat duduk mereka masing-masing

Pelajaran pun dimulai

Hazla menatap jendela lalu menemukan White berjalan melewati lorong depan kelasnya

White menatap ke arahnya lalu menunjukkan satu buku dan menggerakkan bibirnya yang menunjukkan satu kalimat "Aku akan menunjukkan buku ini nanti"

Hazla tersenyum kecil lalu mengalihkan pandangannya ke papan tulis, tangannya mulai mencatat sesuatu lalu merobek kertasnya, memberikannya pada Hanzel

"Kita menemukannya"

"Siapa?" Hanzel membalas surat tersebut

"Orang itu"

Hanzel menatap Hazla lalu mengangguk dan menyelipkan kertas tersebut kedalam bukunya

Ara melihat interaksi antara mereka berdua lalu tersenyum, tangannya bergerak membentuk suatu kalimat mirip seperti mantra lalu seluruh sekolah merasakan adanya guncangan besar yang menimpa mereka

Semua murid langsung berlarian menuruni tangga dan berlari menjauhi bangunan sekolah

Hanzel dan Hazla menghampiri kantor White dan menyuruhnya untuk melakukan sesuatu

"Apa kamu yakin kamu ingin melawannya?" Tanya White, keduanya pun bingung, mereka harus melawan apa sementara belum ada sesuatu yang muncul di depan mereka

"Orang itu sudah semakin serius, dia memanggil banyak monster ke sekolah ini dan sepertinya dia akan memakai kartu As nya hari ini"

"Memakai kartu andalan di permainan pertamanya? Apakah dia bodoh?!" White menggeleng "Dia bukan bodoh tapi dia cerdas, dia ingin memancing kita menggunakan kekuatan kita agar bisa dianalisis oleh bosnya, itu kemungkinan yang bisa aku prediksi" ucap White sambil menatap keluar jendela

"Lalu? Kita harus bagaimana?"

"Membiarkan tim khusus datang kesini lalu membasmi mereka" Hazla mengeratkan telapak tangannya lalu menggebrak meja yang berada di depannya

"Apa kamu serius?!" White memasang wajah pasrahnya, dia juga tidak bisa melakukan apapun karena bisa saja ini adalah tindakan bahaya untuk diri mereka sendiri

"Yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu, mereka juga belum melakukan gerakan yang merugikan manusia yang ada disini, jadi tenanglah dulu" Hanzel mendekati Hazla lalu memeluknya agar dia tenang "Tenanglah Hazla, tidak baik menggunakan emosimu terus menerus dalam bertindak apalagi dalam kondisi seperti ini" ucapnya dengan tenang, Hazla mengatur nafasnya dan tersenyum "Aku sudah tidak apa-apa, kalau itu memang pilihannya maka aku akan mengikutinya"

Mereka bertiga memutuskan untuk menunggu tim khusus datang dan membasmi para monster disini

White melihat di ujung gedung terdapat seorang laki-laki yang mengendalikan semua monster tersebut

[END] The Family Truth 3 : Dark OrganizationWhere stories live. Discover now