Chapter 3 - Kehidupan Hazla dan Hanzel pt.2

5 2 0
                                    

Istirahat tiba, Hanzel dan Hazla langsung berlari keluar kelas sebelum yang lain bertanya sesuatu pada mereka

"Kenapa mereka terburu-buru?" Tanya seseorang dan orang yang bersamanya menggeleng "Entahlah, mungkin ada sesuatu yang penting"

Mereka berdua berlari menyusuri lorong kelas dan langsung masuk ke dalam ruangan White

"White! Kamu merasakannya kan?" Tanya Hazla langsung tanpa basa-basi

White yang tengah serius di meja kerjanya tampak terkejut ketika mendengar pertanyaan dari Hazla

"Kalian! Bisakah kalian mengetuk pintu? Jika ada orang disini dan kalian memanggilku dengan nama saja kalian akan berada dalam masalah besar" Hazla tidak menghiraukannya dan langsung berjalan mendekati White dengan cepat

Mata mereka berdua bertemu dan saling adu pandang "Masa bodo dengan masalah yang kamu sebutkan! Yang penting sekarang adalah tentang anak yang tadi kita bertiga lihat"

White mengambil sebuah buku dan memutarkan pena yang berada di tangannya

"Dia bukan siswa disini, dia hanya sepintas melewati sekolah ini saja"

"Tapi apa kamu yakin dia hanya sekedar lewat saja? Itu tidak masuk akal menurutku! Bagaimana bisa dia tidak ada kerjaan seperti itu sementara dia adalah Tuan dari Hiniga" ucap Hazla dengan emosinya yang sedikit meninggi

"Apapun itu alasanya kita harus waspada kali ini dan memastikan kalau tidak akan ada apapun yang terjadi pada sekolah ini, kita harus menyusun rencana dengan tepat!" Hanzel mulai membuka suaranya dan langsung disetujui oleh keduanya

Mereka bertiga membuat rencana di sela-sela waktu istirahat dan ketika istirahat berakhir mereka langsung berencana kembali ke kelas

"Di rumah nanti kita akan membicarakan ini lebih lanjut, silahkan kembali" Keduanya langsung berjalan menuju pintu namun mereka dikejutkan oleh seseorang yang berdiri di depan pintu dengan memasang ekspresi terkejutnya

"Pe-permisi!" Ucapnya dan langsung menerobos masuk, White menatap Hanzel, pria itu mengisyaratkan White untuk melakukan sesuatu pada perempuan itu, White mengangguk dan mereka berdua pergi ke kelas

"Lain kali jangan membicarakan hal ini di sekolah, terlalu beresiko" ucap Hanzel dengan serius, Hazla melangkahkan kakinya dengan cepat lalu berhenti di depan Hanzel "Mengapa kamu terlalu pasrah dengan kemungkinan yang ada? Mengapa kamu tadi bilang 'apapun itu tidak masalah yang jadi masalah adalah rencana kita yang selanjutnya' apa maksudmu? Kamu menghiraukan maksud dia datang kesini? Itu tetap penting kamu tau?!"

Hanzel menghela nafas lalu menarik Hazla untuk ke tempat yang lebih sepi "Jangan katakan apapun tentang kita di depan orang banyak! Diamlah dan protes sesukamu ketika kita sudah sampai dirumah! Kamu mengerti?! Aku akan bersikap tegas padamu di kehidupan ini juga jadi jangan bersikap seperti itu lagi!"

Hazla tersentak dan memalingkan wajahnya "Aku... aku tidak berjanji!" Lalu dia pergi ke kelas sendirian

Hanzel tersenyum ke arah saudarinya, dia terlihat lebih imut ketika memasang wajah seperti itu

Lalu pria itu menyusul Hazla untuk ke kelas mereka

Ketika mereka masuk ke dalam kelas semuanya menatap mereka berdua

Hazla memandang mereka dengan banyak pertanyaan di pikirannya "Mengapa wajah kalian seperti itu?" Semuanya serempak mengatakan tidak padanya

Tapi Hazla tetap mencurigai mereka, mengapa mereka memasang wajah aneh itu

"Apa... ada sesuatu?" Semuanya tetap mengatakan tidak, Hazla menajamkan matanya kepada mereka tapi mereka tetap saja bersikap seolah tak ada apapun, Hazla menghela nafasnya "Terserah kalian!"

[END] The Family Truth 3 : Dark OrganizationWhere stories live. Discover now