ketakutan

8.7K 665 7
                                    


jangan pernah menyakiti hati seseorang jika suatu saat nanti kalian tidak ingin disakiti oleh seseorang juga.

-My Husband Tetanggaku-

🕊️🕊️🕊️

SALWA menunggu Diky untuk pergi ke kampus, tapi Salwa merasa ini sudah satu jam dia menunggu Diky didepan rumah. Dengan bosan karna Diky tidak terlihat batang hidungnya.

"Ngapain kamu?"

Salwa mendongak ke atas, Hariz memakai jas dokter dengan membawa tas . Salwa tertegun dengan penampilan Hariz , wajah bosan nya berubah menjadi kebahagiaan.

"Nungguin Diky lah" kata Salwa yang langsung berdiri dari duduknya.

"Dia ke Surabaya."

"WHAT!" Teriak Salwa.

Hariz langsung melempar tatapan tajam, Salwa tidak menghiraukan tatapan maut itu. dia langsung menelfon seseorang untuk meminta penjelasan. Panggilan tidak dijawab tapi Salwa tidak menyerah dia berusaha terus untuk bisa meminta pertanggungjawaban.

"Halo, assalamualaikum" terdengar suara seorang laki-laki.

"Waalaikumsalam, eh! Bapak Diky yang terhormat . Kuda Nil, sempak kerbau. PHP! Dasar. Pelakorrr!! Ngeselin banget!" Cacian Salwa untuk Diky.

Hariz hanya bisa menahan tawanya, bukan kah itu yang ingin Hariz lihat. Melihat istrinya marah-marah dengan wajah yang sangat lucu dan perkataan nya yang tidak pernah disaring.

"Astaghfirullah ada apa sih sal?" Tanya Diky dengan santai.

"Ada apa..ada apa pala lu gede noh! Gua nungguin lu sampe berjamur-jamur tapi ternyata lu ada di Surabaya. Kenapa gak bilang Bambang!" Salwa semakin emosi.

"Suruh siapa gak nanya"

"Ah bodo ngeselin, liat aja pala lu gua penggal nanti gua gantung lu di pohon beringin biar jadi om Kunti!"

Tut..tut..

Sambungan terputus secara sepihak. Salwa masih kesal dengan Diky, emosinya semakin bertambah saat tau Diky kabur saat Salwa sedang berbicara.

"Ih! Ngeselin banget!." Kata Salwa dengan duduk di tanah dan merajuk seperti anak kecil yang ingin dibelikan mainan.

"Berdiri nanti kotor baju kamu." Kata Hariz dengan menatap Salwa yang masih seperti anak kecil.

"Gak mau, Salwa telat ke kampus gara-gara Diky. Salwa kesel!"

Hariz berjongkok,menatap wajah Salwa yang terlihat merah karna marah. Tanpa berpikir panjang Hariz memeluk tubuh Salwa dan mengelus kepala Salwa yang terbalut kerudung.

"Jangan kesel lagi,nanti cantik ya ilang "

Salwa terdiam, menetralkan detak jantung nya yang sudah tidak seperti semula. Pipinya sudah merona. Maskulin Hariz sangat tercium,tubuhnya sangat nyaman.

"Mas Hariz boleh Salwa bilang sesuatu." Kata Salwa yang masih setia berada dipelukan Hariz.

"Boleh sayang."

"Mas Hariz ganteng deh, Salwa jadi makin suka." Setelah mengatakan itu Salwa mempererat pelukannya.

Hariz tersenyum,bukan karna di puji melainkan pelukan yang Salwa berikan.mereka saling diam namun jantung sama-sama berdetak kencang. Salwa sangat nyaman dipelukan Hariz dan Hariz merasa dirinya tidak ingin kehilangan Salwa.

My Husband Tetanggaku                                  Where stories live. Discover now