Seminar

2.3K 202 19
                                    

Kita hanya perlu waktu untuk memahami, bukan sekedar memihak pada apa yang terjadi.

-My Husband Tetanggaku -

🕊️🕊️🕊️

SEMINAR diselenggarakan pada hari ini, banyak mahasiswa dan mahasiswi yang datang dari berbagai universitas. Bahkan universitas mengundang grup band terkenal untuk mengisi acara, Salwa sibuk mengecek yang kurang.

"Lagu ini kita persembahkan untuk seseorang yang sedang patah hati"

"Woah!!" Teriak para penonton, pasti mereka yang sedang patah hati.

"Jika memang ini tak ada harapan

Mengapa aku yang harus jadi tujuan, Saat hatimu terluka

Aku yang jadi obatnya, Tanpa pernah kau hargai

Cinta dan kasih yang setulus ini" semua orang ikut bernyanyi.

Semua orang menikmati, meski pada dasarnya hati mereka terluka saat menghayati lagu, sulit memang jika kita tak bisa benar-benar melupakan dia yang pernah singgah didalam hidup kita, meskipun sesaat tapi nyatanya kenangan itu masih tersimpan rapih.

Kadang hati dan pikiran berbeda arah, pikiran berusaha melupakan tapi hati masih ingin bertahan walau ceritanya sudah berakhir.

Salwa terdiam, tatapannya mengarah ke depan, saat lagu itu dinyanyikan Salwa tertegun, lagunya seperti mewakili hatinya. Apa Salwa harus menyimpan luka ini?

Rasa sayangnya sangat besar dari luka yang ditorehkan, tapi Salwa masih belum yakin jika Hariz seperti apa yang mereka bicarakan, Hariz masih seperti yang Salwa kenal, hanya Salwa yang ada di dihati Hariz, tidak ada wanita lain.

Salwa menghapus air matanya, membalikkan badannya karena ia tidak ingin orang tau bahwa ia rapuh, tak sengaja matanya menangkap seseorang yang sangat ia kenal sedang berbicara pada seseorang yang selama ini Salwa khawatirkan kehadirannya.

Salwa berjalan ke arah mereka berdua, tapi jaraknya jauh agar mereka tidak menyadari keberadaan Salwa, percakapan mereka terdengar sangat jelas.

"Nanti malem jangan lupa ya, ketemu di cafe" kata Delia tersenyum ramah kepada Hariz.

Seseorang yang sedang Salwa awasi adalah suaminya dan teman angkatan Hariz saat di pondok, tapi Salwa melihat dari tatapan Delia bahwa dia menyukai suaminya.

"InsyaAllah saya Dateng" ucap Hariz.

"Btw, makasih ya cupcake nya. Kamu masih inget aja kesukaan aku"

Delia pamit kepada Hariz, setelah Delia pergi Hariz juga pergi ke arah yang berlawanan, Hariz tidak menyadari keberadaan istrinya yang semenjak mereka berbincang sudah mengawasi lebih lama.

Salwa menahan tangisan nya, ia langsung lari ke arah taman sekolah. Di sana tidak ada seseorang karena semua orang berada di lapangan untuk melihat konser. Salwa memegang dadanya yang sangat terasa sakit, melihat kedekatan suaminya bersama wanita lain membuat Salwa takut.

Takut jika ia kehilangan laki-laki yang sudah mampu membuat dirinya jatuh cinta berkali-kali, laki-laki yang telah membuktikan bahwa semua laki-laki tidak sama, laki-laki yang selalu memperlakukan dirinya dengan baik, laki-laki yang menerima dirinya apa adanya dan mencintainya tanpa alasan.

My Husband Tetanggaku                                  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang