Pertanyaan Hariz

2.1K 169 6
                                    

Rasa sayang itu menerima segalanya tanpa terkecuali, semua yang ada pada dirimu saya suka.

- Hariz Fadlan Aziz -

🕊️🕊️🕊️

KANTIN menjadi salah satu tempat paling membahagiakan bagi para pelajar, jika pelajaran membuat rumit, ribet dan membuat isi kepala yang sudah meledak.

Kantin lah tempat pelarian bagi mereka, Diky sangat sibuk dengan bakso yang baru beberapa menit dia pesan sedangkan Nabila sibuk menatap Diky, seakan tidak sadar jika di perhatikan. Diky tetap fokus pada makanannya.

"Salwa di panggil sama pak Hariz " ucap seorang mahasiswa yang mendekati meja makan Salwa.

Salwa bingung, tidak mungkin Hariz memanggilnya saat jam kuliah. "Di tunggu sekarang di taman." Ucap laki-laki itu lalu pergi.

Salwa pamit kepada Diky dan Nabila, meskipun dia tidak yakin jika Hariz memanggilnya tapi dia tetap harus pergi memastikan apakah benar suaminya memanggilnya atau tidak.

Sesampainya di taman dia tidak melihat keberadaan suaminya, hanya ada mahasiswa yang sedang duduk bersama teman-temannya. Salwa berpikir bahwa dirinya sedang dibohongi, Salwa kesal akhirnya dia berniat untuk meninggalkan taman.

Tapi saat dia membalikkan badannya..

Dug!

"Sakit ya?"

Suara ini, suara yang sudah mampu membuat jantung Salwa berdegup kencang. " Mas ko tiba-tiba ada di sini sih!" Kata Salwa kesal.

"Saya dari tadi disini."

Salwa mengerutkan keningnya, matanya masih normal dan dia sangat ingat saat dia datang tidak melihat suaminya.

"Bohong, kalo mas dari tadi disini ko aku gak liat mas"

"Saya nunggu disana, soalnya kamu lama." Ucap Hariz yang menunjuk ke arah kursi yang dibawah pohon tak jauh dari mereka berdiri .

Salwa mengangguk, " terus mas manggil aku kesini mau ngapain?"

"Mau makan bareng sama kamu."

"Tapi__"

Ucapan Salwa terpotong, karena Hariz sudah lebih dulu memegang tangannya dan mengajaknya untuk ke arah parkiran, tanpa meminta persetujuan, Hariz tetap mengajak Salwa untuk ikut makan siang bersamanya.

Salwa hanya pasrah, jika dia menolak pasti dirinya akan di cap sebagai istri yang tidak penurut, lagipula jadwal kuliahnya sudah selesai. Mobil Hariz meninggalkan parkiran.

Di jalan Hariz hanya diam, Salwa sangat tidak suka jika berada di posisi saat ini. Terlalu menegangkan, Salwa melihat ke arah Hariz . Di tatap wajah yang tampan itu dengan penuh tanda tanya, akankah semua yang terjadi sudah di atur oleh Allah?

Rencana Allah begitu indah sampai-sampai Salwa tidak bisa berkata apapun, di takdirkan dengan seseorang yang diidamkan semua wanita adalah kebahagiaan bukan hanya dunia namun akhirat, karena ternyata lelaki yang disukai wanita itu adalah laki-laki yang paham agama.

"Gak usah ngeliat saya terus, nanti makin sayang. " Kata Hariz yang sekilas melihat ke arah Salwa.

"Bebas dong, kan mas Hariz suami Salwa!"

My Husband Tetanggaku                                  Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα