13) Roket NASA

113 35 3
                                    

Biru memarkirkan mobil hitam miliknya dirumahnya. Matanya terlihat sangat lelah. Baru pukul 2 pagi, namun dia sudah habis keluar rumah.

"Biru? Dari mana?" tanya papanya.

"Ambil barang di rumah teman, Pa. Papa belum tidur?" jawab Biru berbohong.

"Papa habis mengamati Bima Sakti." papanya menunjukkan teleskop miliknya.

Papa Biru tidak mengetahui bahwa sebenarnya anaknya tidak tidur di rumah semalam, melainkan tidur di mobil.

Biru masih menatap jendela kamar yang dari tadi masih gelap. Dipikiran Biru, gelapnya ruangan itu ada hubungannya dengan sikapnya.

Pukul 10 malam, dia masih menunggu di tempat yang sama. Jalan yang ditempatinya sepi, tidak ada kendaraan lewat. Apakah dia benar-benar sudah tidur?

Pukul 12, setelah lama menunggu kabar, akhirnya lampu kembali terang. Namun yang terjadi setelahnya malah empat orang cewek keluar menuju teras kamarnya. Ia melihat cewek yang dikenalinya, mengeluarkan benda tabung kesayangan cewek itu.

Biru lega ketika mengetahui dia baik-baik saja. Setidaknya ada teman-temannya yang selalu menemaninya.

Saat sedang mengamati cewek itu, ia langsung bersembunyi saat salah satu teman dari mereka menunjuk mobilnya. Untungnya penerangan jalan disini sedikit redup. Setidaknya itu bisa menyembunyikannya dari pengelihatan mereka.

___________________________________________

___________________________________________

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.


Jingga mengencangkan musik dengan keras. Entah kenapa saat akan pergi ke sekolah mengingatkannya pada kejadian kemarin. Kejadian tentang dia yang gagal menjadi peserta olimpiade. Dan kejadian tentang dia mengecewakan seseorang.

"Ga, Jingga." Diva menepuk lengan Jingga.

Jingga melepas headphone miliknya. Dia mengangkat alisnya.

"Nama objek penelitian kita apa tadi?" Diva mengulang pertanyaannya.

"Bima Sakti." jawab Jingga singkat dan lemas.

"Lo sakit?" tanya Vira yang sempat melirik Jingga di kaca spion.

Jingga menggeleng.

Diva melirik Maudy dan Vira yang ada di bangku depan. Sepertinya Jingga tidak baik baik saja

"Iya bener, mana nanti pelajaran pertama." Diva nampak riang dengan Maudy dan Vira saat menuju koridor kelasnya. Sementara Jingga tertinggal di belakang. Matanya menatap lantai, sepertinya lantai adalah hal menarik yang dilihatnya saat ini.

Brukkkk

Jingga meringis kesakitan memegang lengan kanannya yang terkena bola basket. Dia menoleh ke kanan, rupanya kelas 11 IPA 2 sedang bermain basket.

"Sorry sorry. Lo gak papa, kan?" tanya cowok dengan hoodie merah maroon. Jingga tampak asing dengan wajahnya.

"Gak!" Jingga kemudian pergi menyusul temannya dengan raut kesakitan.

Jingga BiruWhere stories live. Discover now