Wattpad Original
Ini bab cerita gratis terakhir

9 - How to Heal a Broken Heart?

30.2K 4.1K 276
                                    

Evelyn mengambil ponselnya, kemudian membuka daftar kontak. Ia benar-benar ingin pulang saat ini juga, tapi melihat bentuk kakinya yang seperti itu, menyetir sendiri benar-benar tidak memungkinkan. Ia baru akan meminta Mbak Titi untuk menjemputnya, tapi kemudian ia ingat hari ini Mbak Titi sedang mengambil jatah libur karena kemarin telah bekerja keras membantunya.

Hah ... apa yang harus ia lakukan?

Di antara lima nomor kontak yang ia simpan, tidak ada yang bisa benar-benar ia harapkan untuk datang ke sini dan mengantarnya pulang. Dipandanginya daftar nama yang ada di kontak ponsel pribadinya itu.

Oh, kecuali satu, pikirnya setelah membaca nama Wira untuk ketiga kalinya.

Lebih dari dua jam telah berlalu sejak ia berpisah dengan Wira. Tapi, mungkin saja dia masih di sini dan ngopi-ngopi cantik dengan Sam, kan? Kalau Wira benar masih di sini, ia bisa memintanya untuk mengantarkannya pulang. Atau paling tidak ia bisa meminta bantuan untuk membawakan mobilnya pulang.

Melihat Rafka masih belum ada tanda-tanda akan datang sebentar lagi, Evelyn menelepon Wira. Butuh waktu empat kali nada sambung sampai telepon itu benar-benar diangkat.

"Evelyn?" Wira jelas terdengar ragu saat mengangkat teleponnya. Evelyn tidak pernah meneleponnya langsung seperti ini. "Tumben?"

Evelyn melirik ke arah pintu masuk, memperhatikan kalau-kalau Rafka kembali.

"Kamu di mana?"

"Apartemen lah." Wira jelas terdengar semakin bingung.

"Tolong anterin saya pulang, please."

"Hah? Kamu di mana?"

"Mall yang tadi."

"Demi apa, Ev? Saya udah nyampe rumah, baru juga ganti baju. Kenapa nggak bilang dari tadi, sih? Si Rafka-Rafka tadi ke mana? Dia nggak bisa nganter kamu pulang? Apa kamu nggak takut kepergok orang kalau saya yang jemput?"

Pertanyaan bertubi-tubi dari Wira membuat Evelyn memejamkan matanya menahan kesal. Bisa nggak, sih, Wira melakukan permintaannya saja tanpa banyak tanya?

"Kamu naik taksi ke sini, saya bawa mobil." Evelyn sengaja tak menjawab satu pun pertanyaan Wira. Ia hanya butuh pulang. Titik.

"Lah, itu kamu bawa mobil? Kenapa nggak langsung pulang aja? Ada apa? Kamu kenapa?"

Evelyn membelalak ketika Rafka kembali masuk ke toko itu. Ia kembali mengabaikan pertanyaan Wira.

"Please, Wira. Kali ini aja. I'll be waiting, okay? Thanks ...."

Belum sempat Wira membalas, Evelyn mematikan ponselnya kemudian memasukkan kembali ke dalam tas. Rafka sudah terlihat berjalan masuk sambil membawa tiga buah tas belanja.

Begitu dirinya mendekat, Rafka memberikan salah satu tas yang ia bawa untuk Evelyn dan mengeluarkan sandal hitam dengan bulu-bulu berwarna putih.

Rafka menggaruk pelipisnya, lagi-lagi terlihat salah tingkah dan merasa bersalah.

"Pasti bukan selera lo banget sandalnya, gue minta maaf," ucap Rafka ketika Evelyn akhirnya mengenakan sandal itu.

Evelyn hanya menggeleng dan tersenyum. Ia tau Rafka cukup considerate dengan memilihkan warna putih sesuai baju yang ia kenakan.

"Gue nyari yang empuk dikit buat kaki lo."

"It's okay. Ini lucu, kok."

Alis Rafka sedikit mengerut. "As if 'lucu' di badut?"

"'Lucu' karena gemas," jelas Evelyn yang hanya menerima anggukan kecil dari Rafka.

Evelyn terkekeh, astaga menggemaskan sekali. Semakin menggemaskan malah membuatnya semakin sadar kalau itu bukan sesuatu yang bisa ia miliki .... Apakah ini sudah saatnya untuk mengatakan bahwa Meta beruntung telah mendapatkan Rafka?

icon lock

Tunjukkan dukunganmu kepada - i l y l a f i -, dan lanjutkan membaca cerita ini

oleh - i l y l a f i -
@pinetreeforest
Keputusan sang Mama menjodohkan Evelyn dengan Wira menjadi satu-satun...
Buka akses bab cerita baru atau seluruh cerita. Yang mana pun itu, Koinmu untuk cerita yang kamu sukai dapat mendukung penulis secara finansial.

Cerita ini memiliki 48 bab yang tersisa

Lihat bagaimana Koin mendukung penulis favoritmu seperti @pinetreeforest.
How To End Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang