Dada Zahard

2K 311 37
                                    

Bam melihat Dada-nya yang sedang sibuk melihat kertas-kertas yang berserakan. Bam maju dan duduk dipangkuan sang Dada untuk ikut mengintip sedikit.

Sang Dada menatap Bam disertai senyum geli pada wajah tampan tersebut. "Dada, apa itu?"

"Ini kertas," balas sang Dada dengan senyum geli yang makin kentara.

Bam mencebik, pipi bulat tersebut makin menggemaskan. "Bam tau itu kertas, Dada. Maksud Bam, itu kertas apa?"

"Oh, ini kertas untuk melihat calon saudarimu." Sang Dada, Zahard, kembali menatap lembar kertas yang sedari ia pegang dengan serius. "Bam pasti kesepian tanpa saudari."

"Uhm... Bam tidak sabar bertemu saudari," balas Bam semangat yang membuat raja menara tersebut mati karena kegemasannya pada sosok mungil dalam dekapnya.

Zahard menyandarkan kepalanya pada puncak kepala anaknya itu. Bam bergerak untuk menyingkirkan berat yang ia terima. "Dada, berat."

"Dada capek, Bam," ujar Zahard pelan. "Ayo mencari saudari untukmu."

"Dada, Yuri," ucap Bam sembari menunjuk foto dari cicit Ha Yurin tersebut. "Yuri ingin menjadi saudari?"

Zahard mengelus pipi putranya lembut. "Bam ingin Yuri jadi saudari?"

"Mau!"

——————

Raja Zahard, raja yang amat dihormati oleh penghuni menara karena inovasi-inovasinya yang merubah menara dibantu oleh Great Warriors. Raja yang sangat diagungkan dan penuh dengan cerita luar biasa di belakangnya.

Zahard yang mereka kenal penuh dengan aura intimidasi dan juga wibawa ini pun akan bertekuk lutut dihadapan mata keemasan milik putra kecilnya, Bam. Putra dari wanita yang ia cintai dan sahabat laki-lakinya. Putra yang mendapatkan darahnya dan putra pertamanya.

Putra kecilnya yang kini beranjak dewasa dan meninggalkan Zahard sendirian. Aah, perasaan melankolis seorang ayah selalu buruk.

Zahard mencium pipi dengan lemak bayi tersebut berkali-kali hingga yang dicium terkikik geli. "Dadaa!"

"Iya, sayang," bisik Zahard lembut. Menggoda bayi kecilnya memang tidak pernah membosankan.

Bam turun dari pangkuan Zahard. "Bam tidak mau main sama Dada, mau main sama Paman Edahn!"

Sekali lagi, Zahard selalu kalah dari bayi manisnya. Ancaman konyolnya yang dia dengar dari paman dan bibinya yang lain. "Jangan terlalu dekat dengan para Khun, Bam. Mereka licik dan terburuk."

Bam memiringkan kepalanya. "Tapi, Dada dan paman Edahn bersahabat, kalian memanjat menara bersama Mama dan Papa, Paman Gustang, Paman Arie, Bibi Yurin." Bam menggunakan jarinya untuk menghitung nama paman dan bibinya. "Bam juga ingin punya teman hebat untuk menaiki menara!"

Zahard tersambar petir Edahn rasanya, ia mengumpat atas nama Edahn karena pernyataan Bam. "Bam,  Bam tidak perlu memanjat menara, tinggal di sini saja sama Dada."

Bam menggeleng keras. "Bam ingin memanjat menara, membuat perjanjian dengan Administrator, berteman dengan High Ranker serta Reguler, menyelesaikan tantangan di setiap lantai!"

Zahard sekali lagi menyumpah atas nama Edahn dan seluruh Khun.

Baby BamKde žijí příběhy. Začni objevovat