My Possesive CEO - 30

17K 448 69
                                    

Semangat membaca ya teman-teman jangan lupa untuk Vomment kalian yang amat sangat saya butuhkan sebagai penyemangat saya.

Happier – Ed Sheeran

___________________________________

Kamu adalah patah hati terbaikku.

—Jessy—

⚫⚪⚫

Sudah seminggu sejak ia masuk UKS, Steve belum menemuinya lagi. Kecurigaan Jessy semakin bertambah, apa benar jika perempuan yang mengirim pesan adalah selingkuhannya?

Di sekolah Jessy tidak terlalu memikirkan hal itu. Karena ia takut hal itu akan mempengaruhi cara kerja belajarnya. Karen pun sebenarnya tahu, tetapi ia sedang tidak ingin membahasnya. Wilda juga sebenarnya benar benar penasaran. Ia ingin menyelidiki, tetapi ia terlalu takut.

Sepulang sekolah hari ini, Jessy segera jalan menuju rumah, ia pun segera mengganti seragamnya dengan memakai pakaian casual berwarna mocca, setelah itu ia segera menancap gas mobilnya. Kota Manhattan masih seperti biasanya, keramaian dimana-mana, hiruk pikuk pun tak pernah pergi.

Perlahan mobil Jessy memasuki lobby sebuah  apartemen, itu adalah apartemen milik Steve. Namun, ia hadir bukan untuk menemui Steve melainkan untuk menemui rekan kerja ayahnya.

Ia memasuki lift dengan sedikit perhatian orang-orang yang mengarah pada dirinya. Jessy tidak terlalu memusingkan itu. Ia pun segera menuju lantai dimana rekan kerja ayahnya berada.

Jessy menekan bel dengan tenang dan terdengar suara dari dalam, teriakan orang yang mengucapkan kata “wait for a minute”, beberapa menit kemudian pintu apartemen nomor 56 itupun terbuka. Menampilkan laki-laki yang sudah berumur, tetapi belum terlalu tua.

"Hai paman! apa kabarmu?" Jessy berusaha menyapa dengan sopan.

"Oh, Hai Jessy! Kabarku baik, bagaimana denganmu? sudah lama kita tidak bertemu." Paman membalasnya dengan ramah. Laki-laki itu adalah Paman George Scott salah satu rekan kerja ayah Jessy. Mereka terakhir bertemu saat ia berumur 16 tahun karena Jessy yang sudah terlalu sibuk dengan SHS-nya. Jessy pun dipersilahkan masuk dan di ruang tamu sana ia melihat Bibi Anne Scott yaitu istri dari Paman George.

Jessy pun segera menghmpirinya dan memberikan pelukan rindu.

"Bibi apa kabarmu? oh ayolah, aku sungguh merindukanmu." Jessy memeluknya semakin erat. Bibi Anne pun sama, ia merindukan Jessy.

"Oh gadis kecil nakalku telah ingat kepadaku?" Bibi Anne menggoda Jessy sehingga membuat Jessy mencebikkan bibirnya.

"Bagaiman bisa aku tidak merindukanmu, Bibi Anne orang yang selalu mengajakku ke taman supaya aku dapat kabur darri pelajaran yang ada. " mereka berdua pun tertawa bersama, jangan lupakan juga ada Paman George disana. Jessy pun diajak untuk berbincang sebentar bersama Bibi Anne sampai akhirnya Bibi Anne menyiapkan makanan untuknya, ia pun segera menyelesaikan tujuannya kepada Paman George.

Paman George adalah seorang hacker yang dipercaya oleh ayahnya, Jessy pun mengenal Paman George sedari umurnya masih berumur 4 tahun. Jessy diajak masuk kedalam ruang kerja paman George. Disana terletah tiga meja dengan tiga komputer dan satu meja lagi dengan satu komputer. Dan terdapat pla satu sofa dan satu meja kecil.

"Paman bisakah kau membantuku untuk menemukan identitas seseorang? aku sangat memerlukannya." Jessy menatap paman george dengan tatapan memohon.

"Oh ayolah gadis kecil, kita adalah keluarga. Aku pasti akan melakukannya jika itu permintaan darimu. Tenang saja kau tak perlu membayar karena kau adalah gadis kecil keluarga kami." Jessy tersenyum menatap paman George, ia pun segera memberikan nomor handphone dan wajah gadis yang ingin ia ketahui identias nya.

Jessy memang masih remaja, tapi ia tidak terlalu bodoh untuk masalah cinta. Lawan dewasa hanyalah gajah besar yang bergaya, sedangkan Jessy adalah singa yang melawan. Masalah yang menang siapa, hanya Tuhan yang tahu. Mundur adalah pilihan Jessy yang paling belakang, Jessy lebih suka maju untuk mengoyak daging sang gajah, apakah wajahnya akan semakin jelek? Kita lihat nanti.

Setelah membahas urusannya, Paman George mengatakan akan membahasnya lagi lusa. Karena masih ada tugas dari ayah yang perlu ia kerjakan. Oh ayolah! Ayah memperlambatku saja, pikir Jessy.

Ia pun berbincang sebentar sembari memakan camilan yang ada. Bibi Anne memang jago seperti bundanya dalam hal makanan. Itu juga yang membuat Jessy suka dengan Bibi Anne. Bibi Anne juga memiliki seorang putra yang tampan, tapi baginya laki-laki itu amatlah menyebalkan. Sedari kecil, mereka suka sekali bertengkar, bahkan mereka sudah tidak bertemu lima tahun.

Saat itu, Jessy kecil sedang bermain ayunan di taman dekat rumahnya. Namun, tiba-tiba ada yang mendorong ayunanya hingga ayunan itu melaju kencang. Hal itu membuat Jessy kaget. saat Jessy tengok ke belakang, di sana Theodore sedang menertawakannya.

Ya, Theodore adalah anak Paman George dan Bibi Anne.

Akhirnya Jessy kecil pun menangis karena ayunan itu tinggi sekali. Saat ayunan berhenti, Jessy langsung saja melemparnya dengan sendal dan mengatainya jelek. Sejak saat itu, Jessy marah pada Theodore dan begitu pula sebaliknya.

Mereka masih bertemu saat ada acara bisnis atau keluarga, tetapi mereka tidak pernah saling menyapa lagi, atau bahkan membuat keisengan lainnya. Namun, saat beranjak remaja Theodore sudah jarang sekali ikut ke acara-acara yang diadakan oleh perusahaan ataupun keluarga. Jessy pun sama, pada akhirnya mereka tidak pernah bertemu lagi.

Kembali pada Jessy yang saat ini sedang tertawa dengan Bibi Anne, mereka berbicara bagaimana isengnya Jessy sewaktu kecil. Sampai mereka akhirnya membicarakan tentang produk-produk pakaian terkenal.

Bagi perempuan, sulit rasanya untuk tidak membicarakan fashion. Sampai hari mulai gelap, ia pun segera pulang dan berpamitan pada Bibi Anne dan Paman George.

Jessy telah keluar dari pintu apartemen paman George, ia akan segera menuju lift. Namun, tiba-tiba saja sepatu yang ia pakai mangap dengan lebar. Oh tidak, ia tidak mempersiapkan apapun. Untung saja belum copot sepenuhnya, sepertinya sepatu Jessy sudah kelaparan.

Jessy pun berjalan ke lift dengan cara menyeret kakinya agar sepatunya yang lapar tidak terlihat. Saat akan sampai lift, seorang laki-laki lewat di sampingnya ia berhenti saat melihat cara jalan Jessy.

“Hai, Nona. Apa perlu ku seret?” kata lelaki itu sambil menaikkan alisnya.

Jessy yang tidak ingin menanggapi laki-laki itu hanya meliriknya seraya kembali jalan ke lift, ia pun mengatai laki-laki itu saat lift tiba.

“Dasar Stupid!” Teriak Jessy. Untung saja lift saat itu sedang sepi, jadi ia tak perlu menahan malu.

Siapa laki-laki tadi yang menyapa Jessy?

⚫⚪⚫

TBC
JANGAN LUPA VOMMENTNYA
JIKA ADA SARAN BISA LANGSUNG KOMEN SAJA
TERIMAKASIH YANG SUDAH BERSEDIA MEMBACA DAN MENUNGGU 🥰
LOVE UNTUK KALIAN DARI JESSY AND STEVE

JESSY AND STEVE

JESSY AND STEVE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Possesive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang