My Posessive CEO - 24

16.8K 434 16
                                    

Happy Reading.
Maaf jarang update, ada harapan untuk cerita ini?
Ada request?

🍃☁️🍃

Jessy POV

Semua orang yang datang untuk melihat pertunangan ku tertawa gembira. Apalagi kedua orang tuaku mereka terlihat amat sangat bahagia melihat putri satu-satunya dapat bertunangan.

Dan ternyata tanpa kusadari, disamping panggung sudah ada para sahabatku. Karen dan Wilda terlihat tertawa sambil meledekku, memang dasar teman-teman menyebalkan.

Lihat saja pembalasan mereka nanti.

Aku mengalung kan tangan ku di leher Steve, ia langsung menutup pembicaraannya dan segera turun dari panggung. Steve membawaku ke hadapan keluarga kami dan jangan lupakan aku yang masih di gendongannya.

“ jadi bagaimana perasaan orang yang habis tunangan ini? ” tanya sepupu Steve yang beda 2 tahun dengan ku, Keyla.

Aku hanya menjawabnya dengan senyuman, aku hanya merasa sedikit malu. Sedangkan Steve membalasnya dengan penuh semangat.

Aku mendekatkan bibirku ke arah telinga Steve.

“ Steve bisa turunkan aku? aku malu jika terus di gendongan mu. ” aku berbisik pelan ke padanya

Lalu ia hanya menatapku sekilas dan kembali berbicara dengan keluarga kami.

Sontak aku yang melihatnya hanya mampu mengerutkan kening dan mencubit perutnya. Ia yang melihat aku sedang marah pun membisikkan sesuatu ke arah telinga ku.

“ jika kamu mau turun, cium dulu bibirku sayang. ” lalu ia tinggalkan smirk untukku.

Yatuhan, tunangan macam apa ini. Apa iya aku harus membunuhnya? Oh tidak! Aku baru tunangan. Tidak mungkin kan kalo aku bunuh sekarang.

Steve menatapku dengan menaikkan salah satu alisnya serta merta dengan smirk khasnya.

Aku langsung saja mencium bibirnya, dengan tanganku yang menutupi ciuman kami.

Bunda!! Maafkan anak mu ini!! Aku tau bunda aku bandel!! Jangan hukum anak mu ini!!

Dramanya aku.

Steve melumat bibirku sebentar, tetapi aku langsung melepaskan pautan bibir kami.Aku langsung menyembunyikan muka merahku di lehernya. Yakk! Apa yang aku lakukan barusan? Ini kesalahan!


Steve mencium keningku lalu memberiku bisikkan

“ jadi turun sayang?  ” tanya nya

Aku menganggukan kepalaku, “ tetapi aku malu ”

Lalu Steve mengelus rambutku. Sepertinya barusan ia menyebalkan. Kenapa sekarang jadi halus sekali? Memang bocah ini kalo sudah dapat ciuman langsung jadi baik.

“ tenang sayang ada aku, lihatlah mereka sudah melihat ke arah kita. ”
Steve langsung menurunkan aku dan aku langsung menatap mereka semua.

Lihatlah, mereka semua tersenyum aneh kepadaku. Apakah aku harus memusnahkan mereka semua?

Jangan lupakan bunda yang sudah tersenyum mesum kepadaku. Aku memasang cengiran anehku untuk mereka. Lalu, Steve memberikan deheman kecil untuk mengalihkan perhatian.

Seluruh keluarga langsung saja memberiku ucapan selamat dan banyak pula yang mendoakan kami agar segera menikah. Kebahagiaan mana lagi yang masih ku inginkan?

Setelah itu, kami memutuskan untuk makan dan berbincang sejenak. Tak seperti biasa, kali ini meja makan terlihat begitu ramai, sepertinya aku akan menyukai peristiwa ini terus menerus.

Di meja makan kami membicarakan banyak hal mulai dari pernikahan, acara pernikahan, gaun, tempat pernikahan, bahkan sampai tempat honeymoon kami. Ya Tuhan, aku saja belum lulus dari senior high school dan saat ini mereka sudah membicarakan honeymoon.

Bagus!  Keluarga kami memang yang terbaik. Perbincangan itu kami selesaikan pukul 10.30 malam. Lalu Steve meminta izin kepada Bunda untuk membawa ku menginap di tempatnya.

Di pikiranku, Bunda tidak akan mengizinkan Steve untuk membawa ku. Namun siapa sangka, Bunda justru mengizinkan aku menginap di tempat Steve.

Setelah acara itu kami pulang ke rumah masing-masing, sedangkan aku dan Steve pulang ke apartemennya yang tak jauh dari tempat kami ini.

Steve membukakan pintu mobil agar aku segera masuk. Setelah mobil melaju, kami memulai percakapan kami.

“Bagaimana? Apakah kamu senang?” Steve bertanya sambil menatap mataku. Aku menatap matanya balik.

“Hei bodoh! Bagaimana bisa aku tidak senang dengan kejutan seperti ini. Ya, walaupun tadi aku sedikit kesal kepada mu,” aku menjawab di iringi dengan kekehan aneh ku ini.

Lalu Steve menautkan tangan ku dan tangannya.

Sontak aku menatap matanya semakin dalam sambil tersenyum.

“Lihatlah jalan om mesum, atau akan ada berita kita 'sepasang tunangan kecelakaan setelah menggelar pertunangan'. Oh ayolah! Aku tidak suka berita seperti itu,” aku berbicara sambil memberikan ekspresi yang mengerikan.

Lalu Steve menatap ke arah depan kembali, tapi tak kunjung melepas pautan tangan kami. Ia tersenyum,

“Memangnya Nona yang ku mesumi ini suka berita seperti apa hm?” ia melirikku sejenak

“Ya tentu saja berita seperti ini 'Pengusaha tampan nan kaya raya yaitu Mr.Steve baru saja menikah dengan gadis yang amat sangat cantik' bukankah itu berita bagus om?” setelah mendengarnya Steve memasang wajah kesalnya.

“Bukankah itu berlebihan Nona? Sepertinya perdebatan kita akan segera di mulai,” katanya sambil terus menatap jalan.

“Aku takut kamu akan kalah, bagaimana jika kita berdebat di rumah?” aku bertanya sambil menaikkan salah satu alis ku. Steve menatapku sambil menunjukkan smirknya, “Apa kau yakin nona?” ia menatapku

“Tentu aku yakin, memangnya apa yang harus ku takuti?” tanya ku dengan penuh kebingungan.

“Aku pikir, bukan karena ada yang kamu takuti. Tetapi, sepertinya waktu kita tidak cukup,” nyatanya kepadaku. Sontak, itu semakin membuatku di kelilingi kebingungan.

“Steve, bukankah aku akan menginap sehari. Lalu kenapa tidak cukup waktu?” aku mencoba bertanya dengan pelan.

“Bukannya kita akan bersenang-senang malam ini?” jawabnya dengan senyuman. Aku menatapnya kikuk. Pikiran vulgar menyangkut kedalam benang kusut yang ada di dalam otakku.

Ia menggenggam tanganku semakin erat, “Mari kita bersenang-senang.”

Steve langsung saja menancap gas mobilnya. Sedangkan aku masih di lingkupi kebingungan karena kata ' bersenang-senang'.

TBC
Dont forget to Vomment!
Maaf ya jarang up, mohon supportnya teman teman☺️☺️

My Possesive CEOWhere stories live. Discover now