My Possesive CEO - 4

39.3K 1.2K 6
                                    

Happy Reading 💞.

Jessy POV

Setelah menghabiskan waktu di Starbucks, Kami segera pulang dengan Wilda yang mengendarai mobilnya.

Seperti anak muda umumnya, kami bernyanyi dan bersenda gurau ria di dalam mobil.

Tanpa kusadari,

Setelah perjalanan yang lumayan lama akhirnya aku sampai di rumah dengan langit yang sudah menjingga, aku segera turun dan masuk ke dalam rumahku , setelah acara cipika-cipiki ala anak SMA dengan mereka.

Sesampainya di rumah, aku langsung naik ke kamarku yang berada di lantai dua karena bundaku sedang berada di dapur. Jadi kupikir aku akan berganti pakaian dulu sebelum menemuinya.

Aku segera melepas seragamku dan membersihkan tubuhku di bath tub yang diisi dengan air hangat dan sabun mandiku yang memiliki harus strawberry.

Setelah membersihkan tubuh dan memakai pakaian tidur, aku segera menemui bundaku yang di berada di dapur, aku membantunya memasak.
Hanya sedikit, karena aku tidak begitu memiliki keahlian itu.

Setelah makanan siap, Bunda menyuruhku untuk kembali ke kamar terlebih dahulu. Aku pun segera naik ke atas kamarku.

Aku rebahkan tubuhku di kasur untuk beristirahat sebentar, walaupun masak tadi tidak terlalu melelahkan. Tapi membutuhkan tenaga.

Saat aku sudah mulai masuk ke alam mimpi, Namun...

Aku baru teringat jika ada tugas fisika dan kimia yang harus aku kumpulkan besok.

Aku pun segera bangkit dan mengerjakan tugas-tugasku.

2 jam kemudian...

Setelah 2 jam aku mengerjakan tugas-tugas ku. Aku mulai merenggangkan tubuh ku, karena terlalu lama duduk untuk mengerjakan tugas. Badan ini jadi terasa sedikit kaku,

Saat ingin berjalan ke arah kasur untuk merebahkan tubuh ku. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku, aku pun segera membukanya. Aku yakin yang mengetuk adalah Bunda.

Cklekk...


Ternyata benar, bundaku yang mengetuk pintu kamarku sedari tadi, namun karena terlalu fokus aku sampai tidak mendengar suara bunda.

Bunda memang tidak suka berteriak.

"Ada apa bun?,” aku yang bingung langsung bertanya pada bunda.

"Ini sudah jam 7. Ayo makan dulu, sayang." bunda mengelus puncak kepalaku. Oh astaga, aku sampai lupa melihat jam.

"Ooh, yasudah bun nanti Jessy turun bunda duluan aja, Jessy mau mencharge handphone dulu sama siapin peralatan sekolah buat besok, bun." ucapku dengan nada ceria.

"Ohh yaudah cepet ya, sayang. Mumpung kita semua lagi di rumah dan bunda sama ayah lagi ga ada bisnis nih." perintah bundaku.

"Iyaa bun, siap bundaharaku." aku mengucapkannya sambil memberi hormat kepada bunda, oh astaga. Betapa kekanakannya aku.

Ketika bunda sudah pergi,

aku pun segera masuk ke dalam kamar dan menyiapkan baju olahraga ku untuk besok.

Karena besok ada pelajaran Olahraga di kelasku tepatnya jam pertama.

Nggak lupa juga aku mencharger Handphone ku yang retak namun bisa menyala. Huh! Sungguh mengenaskan nasibmu HP

Aku pun segera turun kebawah untuk makan malam dengan Ayah, Bunda, dan Abangku.

Aku menuruni anak tangga satu-persatu untuk menuju tempat makan di lantai satu.

Yeah, aku memiliki seorang kakak laki-laki yang menurutku lumayan tampan bagi kaum Hawa.

Namanya adalah Kevin Johanson Smith . Sekarang ia bekerja di perusahaan ayah tapi aku tidak tau dia bekerja sebagai apa karena aku yang kurang mengerti dibidang seperti ini.

Setelah sampai di meja makan aku segera duduk di samping kakak kesayanganku yang ganteng itu dan memberikan cengiran untuk dirinya.

Setelah bunda memberiku nasi dan lauk pauk yang di letakkan di piringku. Aku tidak lupa berdoa kepada Tuhan dan dengan semangat aku mengucapkan,

"Selamat makan!" ucapku sambil berteriak dengan nada riang.

"Astaga Jess jangan teriak,kamu mau Ayah jantungan hmm..?" ucap ayah sambil bergumam padaku,

Aku pun hanya menyengir cringe dengan muka anehku ini.

Sedangkan Bunda dan Abangku hanya terkekeh melihat kelakuanku yang sedikit abnormal, hanya sedikit saja. Tidak banyak, takut overdosis.

Kami pun mulai memakan makanan kami dengan tenang, yaaa ada sedikit cuitan dari bang Kevin untukku, dan itu membuatku sedikit terkejut,

" Dek kamu belajar yang bener, jangan pacaran dulu. Kalo pacaran cowo nya kenalin ke abang. Biar abang interogasi dulu," ucap abangku dengan panjang di kali lebar, seperti rumus persegi panjang.

"Apaansi Abang!!! Jessy itu nggak punya pacar. Sekalinya ada juga, bakal Jessy ngga peduliin kan Jessy sayangnya sama abang." ucapku sambil memasang wajah imutku dan wajah tanpa dosaku.

Yang diberi gombalan itu hanya bergidik ngeri. Padahal kan gombalanku bagus aneh sekali abang ku yang satu ini, apakah bang Kevin homo? Atau abnormal sepertiku?

"Jess kamu mabuk apaan deh? Jess astaga," ucap abang sambil menggelengkan kepalanya. Aku menatapnya dengan sebal

"Apaan sih bang siapa juga yang mabok. Itu mulut abang mau Jessy sumpelin tulang apa sendok garpu?pilih aja" omelku dengan wajah yang di buat se-arogan mungkin

"Apaan kamu! Ngga boleh durhaka ama abang Jess dosa, inget dosa!!. Ntar abang buang kamu di pinggir jalan," ucap abang Kevin dengan wajah meledek.

"Yeuuu emangnya abang berani sama aku?. Ini lagi dilihat ayah sama bunda loh," ucapku seraya melirik ayah dan bunda ku untuk memberi kode bahwa mereka harus ngomelin abang un

Akhirnya bunda angkat bicara.

"Udah-udah abisin dulu itu makanannya, baru nanti kalian bertengkar lagi"-ucap bunda

"apaansi bun," ucapku dengan nada bercanda.

"Nih bunda juga mabuk ya," tambah abang, memang abang Kevin sudah tak normal.

"udah cepet makan," kata ayah sebagai  pemisah, jika ayah sudah berbicara. Maka seketika pula dimeja makan hanya terjadi, mengeheningkan cipta.


Akhirnya setelah itu kami makan dengan tenang.

⚫⚪⚫

Setelah makan aku bergegas ke arah kamar dan membuka Handphone ku yang ternyata ada pesan masuk dari seseorang yang tidak aku kenal,

Oh, astaga!

Ternyata dari Steve, si om-om Gila itu. Huh! membuatku malas untuk membuka handphone saja,

Namun....

⚫⚪⚫
_____________________________________

TBC.
Jangan lupa Vomment dan maaf kalo ada typo.
Tq.

My Possesive CEOWhere stories live. Discover now