Fire

47 20 15
                                    

Don't forget to vote and comment.

Happy Reading ❤
.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.

"Iya, gue tau kok gue lucu. Jangan muji gitu juga kali Raa" Ucap seseorang dari belakang yang tak lain adalah Anggara.

Rara membesarkan matanya terkejut.
"Rara!! Lo bilang apaan tadi?!!" Batin Rara.

Rara terdiam berusaha untuk tenang.

"Hai Anggara kecil" Sapa Anggara kepada anak kecil tersebut sambil mengacak pelan rambutnya.

"Hai juga kakak" Jawab Anak kecil tersebut.

"Kamu kenapa ada disini?" Tanya Anggara.

"Aku lagi habis cuci darah kak, kata mama ada yang bermasalah sama ginjal aku" Jawab Anak kecil tersebut.

Setelah anak kecil itu telah bicara, terdengar suara panggilan seorang wanita paruh baya. Anak kecil tersebut lalu menoleh ke arah sumber suara.

"Itu mama aku, aku pergi dulu ya kak, sampai ketemu lagi!" Pamit anak kecil tersebut kepada Rara dan Anggara lalu berlari ke arah wanita paruh baya tersebut.

Rara dan Anggara tersenyum kepada anak kecil tersebut. Kini tertinggal hanya Rara dan Anggara.

"Rara" Panggil Anggara.

Rara tetap diam memperhatikan sekelilingnya.

"Amora" Panggil Anggara sekali lagi.

"Hmm" Deham Rara. "Tunggu bentar, gue ambil sesuatu dulu" Lanjutnya lalu pergi.

Rara pergi entah kemana sedangkan Anggara menghela napasnya kasar. Beberapa menit kemudian Rara membawa sebuah kotak membuat Anggara kebingungan.

Rara kemudian duduk di sebelah Anggara lalu membuka kotak tersebut. Tentunya hanya dengan satu tangan. Rara mulai membersihkan dan mengganti hansaplast yang ada di wajah Anggara.

"Rara" Panggil Anggara lagi saat Rara tengah fokus.

"Luka lo harus di bersih-in setiap harinya supaya cepat sembuh" Kata Rara masih fokus.

Jarak wajah mereka berdua lumayan dekat membuat keduanya saling merasakan ada yang aneh dengan jantung mereka. Anggara terus memperhatikan wajah fokus Rara sedangkan Rara hanya fokus dengan kegiatan nya.

"Rara" Panggil Anggara lagi membuat Rara yang awalnya fokus kepada luka memar di wajah Anggara beralih menatap mata Anggara.

Tanpa Rara sadari dari tadi, wajah kedua nya berdekatan. Beberapa detik, mereka saling bertatapan sampai akhirnya Rara memutuskan Tatapan tersebut.

Wajah Rara memerah. Kenapa akhir-akhir ini wajahnya sering memerah, pikir Rara.

"Lo udah suka sama gue?" Tanya Anggara to the Poin.

Rara diam.

"Kalau udah suka bilang ya! " Ucap nya lagi.

Rara mengangguk.

"Gue ga akan pernah menyerah untuk mendapatkan cinta lo Raa..." Kata Anggara lalu memegang tangan kanan Rara. "Gue ga peduli seberapa sering lo mengabaikan gue. Gue yakin akan datang hari dimana lo membalas perasaan gue." Lanjutnya.

.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.

Rara berjalan lesu ke arah ruangan tempat Cica dirawat. Tentunya disamping Rara ada Anggara.

Hear Rara:
Oke Siska, ini akibat kalau Anda tidak mengikuti kata kata saya. Saya akan buat kamu menderita. Ayo jalan pak ke alamat ini! -seseorang lalu memberikan secarik kertas kepada supirnya.

"Bunda Siska? Bundanya Anggara dalam bahaya. Apa yang harus gue lakuin?! Gue bilang langsung Anggara ga bakal percaya! Berpikir dong Rara!!" Batin Rara.

"Lo kenapa Raa?" Tanya Anggara karena melihat sekilas wajah panik Rara.

"I-itu, ada barang gue yang ketinggalan di rumah lo" Kata Rara.

"Apa yang ketinggalan?" Tanya Anggara lagi.

"Ge-gelang gue"

"Yaudah, besok di sekolah gue balikin sama lo" Ucap Anggara lalu melangkahkan kakinya. Baru saja berjalan dua meteran, langkah Anggara terhenti.

"Anggara" Panggil Rara. "Boleh anterin gue ke rumah lo sekarang? Soalnya itu punya kakak gue" Lanjutnya.

"Oh yaudah" Jawab Anggara langsung menarik tangan kanan Rara ke parkiran rumah sakit.

Selama di perjalanan keadaan hening. Hanya terdengar suara deru mobil dan motor di jalanan. Tidak sampai dua puluh menit, mereka sudah datang di depan rumah Anggara. Anggara memarkirkan mobilnya.

Segera mereka turun dari mobil. Saat hendak ingin masuk ke dalam rumah, Anggara mencium aroma atau bau bensin. Anggara mencari asal bau tersebut diikuti Rara.

Dan Yap. Ada seorang wanita paruh baya sedang menyiramkan bensin ke tembok atau dinding samping rumah Anggara. Lalu wanita tersebut mengeluarkan korek api dari dalam saku celananya.

Anggara yang sudah tau maksud dari tindakan wanita tersebut berusaha menghentikannya dengan cara berteriak keras.

Namun, terlebih Dahulu wanita tersebut melemparkan korek api yang telah menyala ke tembok atau dinding yang basah karena bensin.

Byaaarrr (suara nyala api :v)

Api menyala di tembok rumah tersebut. Anggara membulatkan matanya sempurna.

Bersambung
.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.












Halllooo,
Gimana kesannya sama part ini??
Boleh dikomen ya
˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙

Seperti biasa aku minta saran dan kritikan kalian yang sifatnya membangun ehe

Jangan lupa vote dan komen
Follow juga akun author
Deanagatha

Sampai jumpa
💕💕💕

Sabtu,
6 Juni 2020

✤HEAR!!✤ [COMPLETED]Where stories live. Discover now