Bab 21

15.6K 956 103
                                    

Fellicia menjalani harinya dengan berat, perselisihannya tadi pagi dengan Regan kembali menyita semua pikirannya

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


Fellicia menjalani harinya dengan berat, perselisihannya tadi pagi dengan Regan kembali menyita semua pikirannya. Dia tidak bisa melakukan pekerjaannya sebagai dokter dengan benar, meski dia berusaha untuk selalu bersikap profesional tapi bukan berarti hatinya sudah tenang.

Tepat saat jam makan siang, dia memutuskan untuk menemui Regan di kantornya. Jarak rumah sakit dengan kantor suaminya memang terbilang dekat, hanya butuh 20 menit berkendara untuk sampai disana. Dan kini ia sudah tiba di depan ruangan suaminya, mengingat ini adalah jam makan siang maka tidak aneh ketika mendapati meja sekertaris suaminya kosong. Fellicia tidak tahu apakah Regan ada diruangannya atau tidak, tapi semisal suaminya itu tidak berada ditempat, Fellicia akan menunggu kedatangannya. Kali ini Regan harus mendengar penjelasannya.

Karena sesungguhnya sekalipun benar di dalam foto itu adalah Regan, Fellicia yakin semua itu adalah bagian dari masa lalu suaminya dan Fellicia bersumpah untuk tidak mempermasalahkannya.

Namun, tetap saja tekad itu tidak lantas membuat keberaniannya muncul. Fellicia merenung di depan pintu ruangan Regan, dia menarik nafasnya perlahan untuk menenangkan dirinya. Tangannya yang terulur untuk memutar handle pintu terhenti ketika pintu itu sudah terbuka lebih dulu. Fellicia seperti terpaku di lantai ketika lagi-lagi ia melihat Raysa keluar dari ruangan suaminya.

"Mama?" Fellicia mengerjap kaget.

Selama beberapa detik Raysa terlihat terkejut namun secepat kilat wanita itu mengubah reaksinya dengan mengembangkan senyumnya.

"Felly, sedang apa kau disini?" Tanyanya.

Pertanyaan yang menurut Fellicia terdengar aneh, tidakkah seharusnya dia yang lebih pantas menanyakan hal itu?

Tapi sayangnya ketika ia hendak menanyakan hal itu, tiba-tiba saja Regan sudah berdiri di dekatnya dan membawanya kepelukan.

"Aku yang memintanya untuk datang kemari." Regan mendaratkan kecupannya di kepala Fellicia, membuat istrinya yang merasa bingung merona kedua pipinya.

Dan Fellicia tidak tahu apa yang membuatnya menoleh ke sosok Raysa yang membatu sejak tadi, seolah Fellicia ingin melihat reaksi mama tiri suaminya, namun ia terkejut saat mendapati raut tak suka di wajah itu. Oh, apakah hanya perasaan Fellicia saja?

"Jika sudah tidak ada keperluan, kau bisa meninggalkan kami berdua sekarang." Regan melanjutkan ucapannya dengan nada dingin.

Dia merangkul pinggang Fellicia dan menghela untuk mengikutinya masuk kedalam, tanpa berusaha untuk mendengar jawaban Raysa lebih dulu. Tak lama terdengar suara pintu ditutup, Fellicia yang sudah melepaskan diri, membalik tubuhnya dan ternyata Raysa sudah tak ada disana. Astaga, Fellicia seketika merasa tidak enak hati pada mama mertuanya itu, sungguh Fellicia tidak bermaksud untuk ikut mengabaikannya, karena tadi Fellicia hanya merasa terkejut akan perubahan sikap suaminya hingga membuatnya kemampuan berbicara menghilang.

Sang PenggantiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin