Bagian 15

11.6K 814 87
                                    

"Lebih baik tidak pergi bukan dari pada di tuduh macam-macam?"

Usai mengatakan kalimat itu Fellicia berjalan melewati Regan yang nampak tertegun dengan ucapannya. Dia sudah sangat lelah menebak-nebak letak kesalahannya yang membuat pria itu sampai menjauhinya dan sekarang dia sudah memutuskan untuk tidak lagi memikirkan hal itu.

Fellicia hampir mencapai anak tangga paling bawah, ketika lengannya di tarik dan sebelum dia menyadari apa yang terjadi Regan sudah memeluk tubuhnya dari belakang.

Tanpa mengatakan apapun, pria itu malah menempelkan dagunya di ceruk leher Fellicia yang kebetulan tidak tertutupi oleh rambut, hingga Fellicia bisa merasakan hangatnya hembusan nafas yang menerpa kulit lehernya. Dia membeku, menyadari kalau jantungnya selalu saja bereaksi selebay ini saat berdekatan dan bersentuhan dengan pria itu.

Fellicia memejamkan matanya, nafasnya bergetar dan ia tercekat ketika rasa sesak kembali mencengkeram hatinya saat terlintas dipikirannya kalau Regan memang sengaja menarik ulur hatinya seperti ini. Regan bahkan belum juga membuka suara, pria itu masih begitu diam dan nampak tidak berniat menjelaskan apapun padanya, hanya memeluknya dan memberikan getaran yang sama seperti biasanya.

"Aku lelah." Kata Fellicia berambigu.

Dia membuka matanya yang berair, menimbang-nimbang sejenak niatannya untuk menyuarakan kekesalan pada sikap Regan akhir-akhir ini.

"Aku ingin segera mandi agar bisa secepatnya beristirahat." Fellicia melanjutkan, setetes air mata berhasil lolos dari matanya yang redup.

Regan tertegun, perlahan dia melepaskan Fellicia yang langsung berlari kecil menaiki satu persatu anak tangga sebelum kemudian memasuki kamar mereka. Dia terpaku menatap kepergian Fellicia dengan tatapan serius. Dia menyadari Fellicia sedang berusaha menghindarinya, mungkin istrinya itu sedang membalas sikap tak acuhnya akhir-akhir ini.

Andai saja Fellicia tahu kalau tragedi kecoa di kamar mandi waktu itu benar-benar berhasil mempengaruhinya, hingga membuatnya menjadi seperti orang yang tidak waras setiap kali dirinya melihat sosok istrinya yang ada di pikirannya hanyalah ciuman panas mereka hingga membuatnya ingin kembali mengulanginya lagi dan menginginkan hal yang lebih dari pada itu. Tapi Regan tidak mau itu terjadi, dia sadar betul Fellicia hanya menganggapnya sebagai pengganti Titan, tidak lebih dari itu. Regan sudah berjanji pada dirinya sendiri, dia tidak akan menyentuh Fellicia jika wanita itu memang tidak menginginkannya.

Sementara itu di dalam kamarnya, Fellicia buru-buru masuk ke kamar mandi dan menanggalkan pakaiannya satu persatu lalu langsung menempatkan dirinya di bawah pancuran shower yang mengucur deras membasahi kepala hingga tubuhnya, berulang kali dia berusaha mengenyahkan kejadian tadi dari otaknya, tapi sepertinya sia-sia karena kenyataannya sikap hangat pria itu berhasil melambungkan kembali hatinya seperti biasa.

Kali ini kau tidak boleh salah paham lagi padanya, bukankah Alea bilang Regan memang selalu bersikap baik pada semua orang. Mungkin itu juga berlaku untukku.

Setengah jam kemudian Fellicia keluar dari kamar mandi dalam balutan kimono handuk, karena tadi terburu-buru dia melupakan membawa baju ganti lebih dulu, lagi pula dia pikir tidak akan ada siapa-siapa di kamar itu selain dirinya, bukankah belakangan hari ini Regan tidak lagi mau memakai kamar yang sama dengannya? Namun nyatanya dia salah karena begitu dia membalik tubuhnya sudah ada Regan di dalam ruangan itu tengah menyandarkan punggungnya di kepala ranjang sambil memangku laptop miliknya. Fellicia terkesiap, entah apa yang membuatnya bersikap bodoh hingga harus memutar tubuhnya berniat untuk masuk kembali ke kamar mandi.

"Kau sudah selesai?"

Pertanyaan Regan sontak menghentikan langkahnya, dia menegang dan dengan sangat perlahan Fellicia memutar tubuhnya namun lagi-lagi ia harus kembali terkejut saat pria itu ternyata sudah berdiri di belakangnya dalam jarak yang sangat dekat hingga membuat tubuh keduanya bersenggolan. Sesaat lamanya Fellicia nampak terpaku oleh tatapan mata Regan yang entah kenapa terlihat begitu intens menatap dirinya.

Sang PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang