Bagian 10

11.6K 838 59
                                    

Di sebuah mobil mewah yang melaju di jalanan ibu kota Fellicia remaja tampak tengah duduk di bangku penumpang dengan wajah yang berseri-seri, rambut panjangnya tertiup angin dari celah jendela yang terbuka. Dia tampak begitu menikmati perjalanannya, seolah pemandangan kota yang di laluinya menjadi hiburan tersendiri untuknya.

Ternyata sudah banyak yang berubah di kota kelahirannya, Jakarta saat ini tampak jauh berbeda dari 11 tahun silam kepergiannya. Yeah, selama itu pula dirinya dan kedua orang tuanya tinggal di Belanda. Kepulangannya kembali ke tanah air di karenakan kabar perjodohannya dengan anak dari rekan bisnis Papa-nya yang disampaikan oleh kedua orangtuanya.

Andai pria yang di jodohkan dengannya bukanlah pangeran di masa kecilnya, tentu Fellicia sudah menolaknya mentah-mentah rencana perjodohan itu, tapi ini calon dokter tampan-nya yang kelak akan di jodohkan dengannya. Sekalipun rencana perjodohan itu tidak pernah ada, Fellicia memang sudah bertekad akan mengejar pria itu ketika dia sudah dewasa.

Dan saat ini usia Fellicia sudah 18 tahun, dia baru saja lulus sekolah menengah umum dan berniat akan melanjutkan study-nya di Jakarta. Rasanya Fellicia sudah tak sabar untuk segera bertemu dengan pria itu, pasti wajah tampannya semakin rupawan dewasa ini. Apakah Titan masih mengingatnya, karena meskipun mereka hanya bertemu satu kali di masa lalu tapi Fellicia tidak pernah sekalipun melupakan wajah pria itu. Cinta monyetnya--si calon dokter tampan.

🍒🍒🍒

Setelah satu bulan pernikahan mereka, Fellicia memutuskan untuk melanjutkan KOAS nya yang dulu pernah terbengkalai akibat kecelakaan 2 tahun lalu itu. Sebenarnya musibah itu tidak hanya menghilangkan nyawa pria yang dicintainya tetapi juga telah mengubah rencana masa depannya, sejak kecil Fellicia sudah bercita-cita menjadi seorang dokter dan ketika kecelakaan itu terjadi dirinya baru saja meyelesaikan pendidikannya di perkuliahan.

Dan Fellicia merasa senang saat mengetahui dokter seniornya di rumah sakit adalah Dr. Alan Subagja, dokter muda yang dulu sempat menanganinya ketika dia di rawat 2 tahun lalu sebelum akhirnya kedua orang tuanya membawanya berobat keluar negeri. Sungguh ini suatu pertemuan yang tidak disengaja mengingat rumah sakit itu bukanlah rumah sakit yang sama tempatnya di rawat dulu, namun pada akhirnya Fellicia merasa lega karena pemikirannya mengenai senior yang bersikap kaku dan kolot terhadap para calon dokter muda sepertinya tidak terbukti, Dr. Alan begitu baik dan juga perhatian kepadanya, bahkan selama beberapa hari bekerja sama dengannya Fellicia sudah mendapatkan banyak pelajaran yang berarti, tidak jarang Dr. Alan menjelaskan hal-hal seputar kesehatan yang tidak di pelajarinya di bangku kuliah.

"Aku baru tahu kalau kau adalah istri dari Dr. Regan." Dr. Alan bergumam ketika dirinya dan Fellicia berjalan beriringan selepas jam kerja.

Fellicia menghentikan langkahnya dan tertegun, tidak seharusnya dia merasa terkejut mendengar pengetahuan Dr. Alan mengenai pernikahannya, lagipula hampir semua televisi menayangkan siaran pernikahannya. Tapi yang membuat Fellicia tidak mengerti adalah raut wajah dokter Alan yang tidak biasa ketika mengatakannya.

"Hmm.. yeah, itu benar dok." Fellicia menjawab sesaat kemudian, senyum kecil muncul di wajahnya yang terlihat lelah.

"Sudah ku bilang kalau di luar jam kerja kau bisa memanggilku, Alan." Kata Dr. Alan.

Fellicia menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil memasang wajah menyesal.

Kedua nya kembali berjalan menyusuri lorong rumah sakit dan mereka akan tersenyum serta membalas sapaan para perawat yang berpapasan dengan keduanya di koridor.

"Kau yakin tidak ingin ku antar, apa suamimu akan datang?" Tanya Dr. Alan tampak khawatir sesaat ketika keduanya sampai di lobby rumah sakit.

Fellicia mengangkat lengannya untuk melihat arlojinya, sudah pukul 7 malam, Regan pasti sebentar lagi akan sampai, tadi pria itu mengatakan akan menjemputnya usai pulang dari kantor.

Sang PenggantiWhere stories live. Discover now