Bagian 5

12.1K 843 65
                                    

Fellicia dan Regan melangkah beriringan melewati rak-rak tinggi makanan di sebuah supermarket, keduanya sedang belanja untuk persiapan kunjungan mereka ke Panti asuhan. Sesekali dia mencuri pandang ke arah Regan yang berjalan disampingnya dengan mendorong trolly belanjaan, pria itu tampak begitu tenang dan begitu diam seperti biasanya.

Dia tidak pernah menyangka Regan akan mau melakukan hal-hal sederhana seperti sekarang ini, berbeda dengan Titan yang apa-apa harus selalu asistennya yang melakukan. Dulu Fellicia selalu bermimpi akan adanya kencan manis diantara dirinya dengan Titan, tapi sayangnya Titan seolah tidak pernah ada waktu untuk melakukan hal-hal umum seperti yang dilakukan oleh pasangan lainnya. Pria itu selalu saja sibuk sendiri dengan pekerjaannya, meskipun begitu Fellicia tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari Titan untuknya. Seolah Titan punya cara tersendiri dalam mencurahkan kasih sayang padanya.

Selain itu Fellicia cukup mengerti alasan Titan tidak pernah mau mengajaknya ketempat umum adalah karena kemunculan keduanya selalu saja menarik para awak media untuk meliput setiap kegiatan mereka. Seolah apa yang ada dalam diri mereka tidak luput menjadi bahan perbincangan di seluruh tanah air. Pasangan ideal yang sempurna, si tampan dan si cantik dari dua keluarga terpandang di negeri ini.

Pasangan ideal yang sempurna?

Fellicia menarik nafasnya yang terasa sesak

Sekarang sudah tidak ada lagi!

Yeah, kecelakaan 2 tahun lalu itu tidak hanya membuat Titannya tiada tapi juga membuat image nya sebagai sosok wanita sempurna juga ikut sirna. Kursi roda yang telah menemaninya selama dua tahun itulah saksinya betapa predikat itu sudah tidak layak untuk dia sanding lagi sekarang ini.

Tidak. Sebenarnya bukan hal itu yang mempengaruhi Fellicia saat ini. Persetan dengan dirinya yang kini kehilangan predikat wanita sempurna, bukan itu yang menjadi beban pikirannya saat ini, tapi pemberitaan mengenai pernikahannya dengan Reganlah yang paling mendominasi pikirannya sekarang. Begitu banyak pemberitaan buruk mengenai dirinya di luaran sana, apalagi kondisi itu di perparah setelah kabar pertunangannya dengan Regan terekspos khalayak.

Rasanya Fellicia sudah tidak sanggup lagi mendengar hujatan orang-orang padanya, mereka menuding dirinya adalah penyebab dari kematian Titan. Selain itu, semua orang menganggap dirinya adalah sosok wanita yang tidak setia, karena baru saja di tinggal pergi oleh sang kekasih, dia malah menikah dengan saudara kembar kekasihnya.

Pasti Titan disana tidak bisa tidur dengan tenang melihat kekasihnya malah menikahi kembarannya. Begitu kata mereka, bukan sekali dua kali Fellicia mendengar bisik-bisik yang membuat telinganya memanas beberapa waktu terakhir ini.

"Fel, kau melamun?" Teguran serta sentuhan lembut di atas kepalanya sontak membuat fokus Fellicia kembali.

"Eh?"

"Aku tadi bertanya, apa ada yang ingin kau beli atau tidak? Kau terlihat tidak fokus dari tadi." Kata Regan dengan tatapan menyelidik.

Fellicia gelagapan, dengan terpaksa dia mengukir senyum di tengah suasana hatinya yang memburuk ketika ingatan itu memenuhi kepalanya.

"Maaf. Aku sedikit haus, bolehkah aku membeli minuman dulu disana?" Fellicia menunjuk salah satu kedai minuman yang letaknya di dalam super market.

"Kalau begitu, kau tunggu disini saja. Biar aku yang belikan." Kata Regan menawarkan dengan cepat.

"Eh, jangan biar aku saja sendiri yang beli. Kau pilih-pilih lagi saja dulu, aku cuma sebentar ko."

Regan mengatupkan kembali bibirnya, menatap Fellicia dengan ragu, namun ketika melihat wanita itu mengatupkan kedua telapak tangannya dengan wajah memohon akhirnya dengan berat hati Regan menyetujuinya.

Sang PenggantiWhere stories live. Discover now