68 | ginger shots

Start from the beginning
                                    

Bagaimanapun juga dia harus istirahat malam ini. Jadi dia putuskan untuk keluar sebentar mencari minuman hangat, biar rileks.

Dia berjalan menyusuri koridor, menuju lift.

Dia kirim pesan juga untuk Zane, yang kemungkinan besar juga belum tidur.

Dan takdir memang nggak akan kemana.

Begitu Sabrina memasuki lift, di antara ratusan tamu hotel lain, Jeff sudah berada di dalamnya. Bersama perempuan yang tadi. Dan dua orang lain yang nampak beda rombongan.

Perempuan itu masih muda sekali. Kemungkinan seumuran, atau bahkan lebih muda dari Sabrina.

Kalau tadi keduanya menggunakan lift untuk turun, kali ini naik, sama seperti dirinya.

Jadi bisa disimpulkan mereka baru saja kembali, entah dari mana. Dan sekarang mungkin sedang menuju kamar, atau rooftop bar.

"I got caught." Jeff nyeletuk, mesem.

Sabrina jadi canggung sendiri. Apalagi dia baru mengenal Jeffrey selama sehari.

Sabrina balas mesem.

Perempuan yang berdiri di sebelah Abang Zane itu tersenyum dan menganggukkan kepala dengan sopan padanya, yang makin membuat Sabrina yakin kalau dia masih sangat-sangat muda.

Dan mau tidak mau, Jeff jadi kelihatan pedofil.

Tidak sedikitpun terlintas di benak Sabrina, calon kakak iparnya itu akan mengencani ABG alih-alih kakak kandungnya sendiri, yang bahkan memiliki rentang usia masih cukup jauh dengan lelaki ini, ya meskipun kalau mau jujur, Jeff nggak ada tampang om-om meski sudah pertengahan kepala tiga puluh.

"Age gap itu seksi, by the way." Sabrina berbisik, malah sok-sokan mendukung karena tidak tahu harus mengatakan apa.

Jeff ngakak, lalu memperkenalkan perempuan itu sebagai temannya. Dan dia sendiri diperkenalkan balik sebagai kekasih adiknya.

"Elle Tjandra."

Perempuan itu mengulangi penyebutan namanya, kali ini lebih lengkap.

Sabrina menerima uluran tangannya.

"Sabrina Hunter Tanjung."

Lalu Sabrina kembali menoleh ke Jeff.

"Lol. When you said you know my sister, I though you are in a relationship with her."

Jeff ngakak lagi, yang sekilas membuatnya mirip Zane.

"She is just the girl I used to know."

Sabrina manggut-manggut. "Jakarta sempit sih ya. Hahaha."

Lalu dua orang itu keluar duluan, sementara Sabrina lanjut naik ke bar.

Kebetulannya lagi, ada Akmal di sana. Duduk di depan counter, sedang ngobrol dengan salah seorang bartender pria.

Untung dia berada di lokasi strategis, jadi mata Sabrina bisa langsung menemukannya meski pencahayaan ruangan tidak terang, dan tergolong ramai.

"Belum ngantuk, Mal?" Sabrina menepuk bahunya, lalu segera menarik tempat duduk.

Akmal menoleh. "Hmm. Elo ngapain ke sini?"

"Lihat-lihat. Kali aja ada bule ganteng mau nraktir gue."

Akmal kontan menjitak kepalanya. "Gue aduin cowok lo, mampus, deh!"

Warning: Physical Distancing! [COMPLETED]Where stories live. Discover now