7. Opponents

97 16 0
                                    

Saat ini aku sudah kembali ke kamarku, dikarenakan restaurant yang terbakar tadi letaknya di basement, ditambah lagi kerusakan yang di akibatkan hanya kecil, bagian hotel yang lain pun tidak terkena masalah.

Sesampainya di kamar, aku langsung menutup pintu karena jujur entah kenapa firasatku sedari tadi tidak enak. Setelah memastikan pintu ku sudah terkunci rapat, aku berjalan ke arah tempat tidur ku dan langsung menjatuhkan diri, tidak lupa aku menyalakan tv untuk menemaniku tidur, beberapa saat kemudian pun aku terlelap.

🦋🦋

"Jayden."


"Diam disini, dan tutup matamu."

"jangan memberontak, jangan bergerak."

"Kau tidak akan apa apa."

Aku mengikuti semua suruhan mereka tanpa tahu apa yang sebenarnya akan terjadi padaku.

Gelap.

Sesuatu mengacaukan indera ku.

Aku hanya bisa mendengar.

Hanya ada suara suara orang asing dan bunyi bunyi aneh.

Dimana aku sebenarnya?

Deg!

Aku terbangun dengan keringat mengucur deras dari dahi ku, ternyata itu hanya mimpi. Namun, tepat di saat aku membuka mataku, aku melihat seseorang di dalam kamarku, dan.. Itu orang besar yang menabrakku di restaurant tadi!

Sedang apa dia disini? Pikirku.

Untungnya ia sedang tidak menghadap ke arahku, dengan sedikit panik aku pun kembali menutup mataku untuk berpura pura masih terlelap tidur.

Namun hal itu tidak berlangsung lama, kepanikan ku makin menjadi ketika aku mendengar suara sepatu semakin mendekat ke arahku dengan tempo yang lambat. Deru nafasnya yang makin mendekati telinga ku pun sukses membuat ku keringat dingin diam diam.

Bagaimana ini? Apa aku serang saja dia? Aku yakin aku cukup kuat untuk melumpuhkan orang sebesar dia karena bahkan gedung beton saja habis kubakar, tapi aku sama sekali tidak mau sampai membunuhnya. Apa aku bisa mengontrol kekuatanku kali ini?

Pikirku bimbang di dalam ketegangan.

Aku terkejut saat orang tersebut membuka kancing paling atas piyama ku, lalu bergumam

"Hm benar, akhirnya kami menemukanmu."

Setelah itu ia berjalan menjauh dariku lalu mengeluarkan walkie talkie nya.

"Agen M4 melapor, target yang kita kejar terbukti benar. Saya melihat Trinite (baca: trinait) di bagian dada nya. Ganti."

Aku mengambil kesempatan ini untuk segera kabur. Disaat ia tidak menghadap ke arahku, aku langsung bangun dan berlari keluar kamar, namun baru saja aku melewati pintu kamar ku, orang itu segera menyadari aksi ku. Tanpa pikir panjang ia langsung mengejarku dengan kecepatan tinggi.

"Hey! Berhenti!"

Seru nya yang tentu saja tidak aku hiraukan. Aku makin mempercepat lariku menelusuri koridor dan lobi hotel yang diterangi cahaya kuning remang remang. Tujuanku saat ini adalah kamar liam dan daniel yang letaknya 2 lantai di atasku.

DISREPUTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang