6. Uncomfy

117 19 2
                                    

Setelah selesai mandi, aku mengenakan piyama yang dibelikan daniel untukku lalu menatap diriku di cermin kamar mandi.

Daniel punya selera yang aneh.

Batinku saat melihat piyama bergambar hello kitty yang ku kenakan.

Setelah beberapa menit aku mengutuki daniel di depan cermin karena piyama yang ia pilih, aku menggapai sikat gigi dan pasta gigi yang berada di balik cerminnya dan mulai menyikat gigiku.

Sebenarnya baru kali ini aku melihat bentuk wajah dan tubuhku setelah sekian lama. Jadi aku menatap diriku di depan cermin lekat lekat dan memindai postur tubuh ku satu per satu walau sudah tertutup piyama.

Ternyata aku memiliki bentuk wajah kecil dan sedikit oval, rambut berwarna hitam legam yang cukup panjang, hidung kecil yang lumayan mancung, bibir tipis berwarna pink pucat dan mata besar berwarna hijau emerald dengan ujung mata lancip. Tidak lupa juga warna kulitku tidak sepucat dan seputih daniel ataupun liam, warna kulitku memang putih namun tidak pucat dan ada disertai merah merona nya.

Tidak heran polisi polisi itu langsung menotice perbedaan di diriku, pasalnya bentuk dan ras ku sangat berbeda dengan semua orang disini, liam dan daniel memiliki kulit putih pucat, rambut blonde dengan mata berwarna biru laut, dan untuk daniel, ia memiliki freckles di kulitnya, orang orang disini kebanyakan juga memiliki definisi seperti mereka berdua.

Tok.

Tok.

Tok.




Aku terkejut, ada seseorang yang mengetuk pintuku. Tiba tiba aku teringat pesan liam pada ku tadi untuk tidak pernah membuka kan pintu jika ada yang mengetuk kecuali mereka berdua. Mereka berjanji akan mengetuk sambil menyebut nama mereka ketika mereka mengunjungiku.

Lalu siapa yang sekarang mengetuk?

Aku mengendap pelan pelan menuju pintu kamarku, suara ketukannya telah mereda cukup lama, hal itu membuatku sedikit lebih tenang.

Namun, tiba tiba entah kenapa tanganku bergerak otomatis menuju gagang pintu, tidak kusangka rasa penasaranku kini mengalahkan logika ku, lagipula siapa yang bisa menyakitiku jika percobaan bunuh diriku saja tidak bisa menyakiti diriku sendiri?

Cklek.

Aku mendorong pelan pintu itu sambil menjulurkan kepala ku ke celah pintu yang hanya seukuran kepala ku kubuka. Aku melihat ke sisi kanan kamarku dan tidak menemukan apapun, hanya koridor kosong dengan ujung lift yang dapat kulihat, lalu aku merasakan ada bayangan yang menutupiku, aku segera menoleh ke arah sebaliknya yaitu ke sisi kiri dan..

















































"jaydenn ayo kita turun ke bawah untuk makan malam~"

🦋🦋

"oh hahahha maaf aku tidak tau liam memberimu pesan semacam itu."

Itu daniel.

Untung saja aku tidak terlalu terkejut tadi saat menyadari kalau yang berdiri di sisi kiri ku hanya lah daniel, setidaknya aku tidak membakar hotel ini.

Kini kami sedang duduk di salah satu meja makan restaurant yang ada di lantai 2 gedung hotel ini, daniel dan liam duduk di depanku sementara aku sendirian di sisi bangku ku. Suasana disini begitu nyaman walaupun aku sulit beradaptasi, namun nuansa lampu redup berwarna kuningnya, musik classic yang dimainkan dan seluruh pelayan maupun pelanggannya makan dan melayani dengan tenang membuatku nyaman.

DISREPUTEWhere stories live. Discover now