16. School

101 11 3
                                    

Readers POV

"Nih."

Gin melempar sebuah alat pelacak berbentuk chip kecil yang disambut dengan reflek tangkapan mulus dengan satu tangan oleh fero.

"Apa ini?"

Tanya fero dengan raut bodoh.

"Tck, kaya gaperna liat alat pelacak aja.",

"K..kan gue baru join organisasi ini bulan lalu :( "

"Bahasa."

"Eh iya. Aku baru join organisasi ini bulan lalu, jadi aku tidak pernah melihat alat alat seperti ini."

Jelas fero ulang dengan agak malas, jujur ia masih tidak terbiasa dengan bahasa formal, terlebih lagi usianya yang sedang berada di masa masa beranjak dewasa yakni 22 tahun, berbeda dengan gin yang juga 22 tahun tapi sifat, wajah dan perilakunya sudah seperti orangtua renta.

"Jadi.. misi ini ditugaskan pada kita berdua saja?"

Tanya fero lagi, gin mengangguk.

"Ya, misi ini sengaja tidak disebarkan tuan niall. Mungkin karena misi ini tergolong ringan, hanya menempel alat pelacak pada bocah SMA. Sisanya ia yang ingin melakukannya."

Jawab gin.

"Oh begitu. Lalu, kita akan mulai darimana misi ini?"

"Aku menyadap saluran telepon dari rumahnya kemarin. Dan aku dapat info bahwa ia akan pergi bersekolah ke sekolah barunya hari ini."

Fero yang selama ini hanya melihat hal hal seperti itu di televisi, terkagum kagum melihat gin.

"Woah."

Gumamnya.

"Lalu kita akan kesana sekarang?"

"Ya, tunggu sebentar, aku akan mengambil mobil."

Ucap gin, fero menurut, ia menunggu gin di depan gedung organisasi.


🦋🦋


Kriiiiiiiiiiing!

Tristan terbangun, masih dengan mata tertutup, ia menggerakkan tangannya berusaha meraih alarm nya di meja dan mematikannya.

Setelah beberapa saat ia membuka matanya, lalu melirik jam di samping. Jam menunjukkan pukul 6 pagi.

"Ahh.. masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah.."

Gumamnya masih setengah sadar.

"Nanti ajalah. Aaron juga paling masih tidur."

Baru saja tristan ingin melanjutkan tidurnya, tiba tiba hape tristan berbunyi.

Ping!

Bunyi notifikasi masuk di hapenya, ia baru ingat kalau ia sudah jarang sekali mengecek pesan di hape nya.

"Wah. 999+ unread chats."

Gumamnya. Ia pun membaca nama pengirimnya satu per satu.

"Haha apa ini? Dari stasiun TV semua? Mereka semua mau wawancarai gue karena kejadian itu ya?"

Tristan menghela nafas. Hampir semua stasiun TV di NY ingin mewawancarainya.

"Untung aja gue gaperna daftarin alamat apartemen ini kemana pun, ada bagusnya juga gue slalu pake alamat rumah lama yang sama keluarga gue dulu."

Tristan masih berbaring di atas ranjangnya, malas sekali ingin bangun. Ia akhirnya memilih membaca satu per satu pesan dari stasiun TV itu.

"Eh?"

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Nov 19, 2022 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

DISREPUTEKde žijí příběhy. Začni objevovat