Malam Kesenian Sekolah

176 8 0
                                    

Keysha berjalan di koridor sekolah dengan langkah gontai. Mitha menjajari langkahnya.

"Sekarang gimana? Apa kita batalin aja penampilan kita?" tanya Keysha.

"Lo mau nyerah gitu aja, Key? Kita kan latihan udah lama. Kalo sampe batal, sia-sia dong latihan kita selama ini? Dan jangan sampe juga gara-gara kejadian ini banyak gosip yang bakal nyebar kemana-mana soal kenapa kita berempat nggak jadi tampil. Lo mau ada gosip soal kita batal tampil gara-gara kita berempat memperebutkan Gavino?" kata Mitha.

Keysha memegang sudut kepalanya yang sedikit pusing. Besok malam kesenian, dan sejak kejadian di rumah Keysha waktu itu, mereka berempat tidak pernah latihan lagi. Gavino sendiri bingung, tapi Keysha nggak mau lagi ketemu sama cowok itu. Hanya Mitha yang jadi penengah, dan terus terang itu membuatnya juga capek hati ngurus beginian.

Keysha dan Mitha berjalan menuju ruang OSIS untuk bertemu Radit dan membatalkan penampilan mereka.

Mitha berkata, "Jangan begini, Key. Melarikan diri dari masalah bukanlah jalan keluar yang baik. Lo harus hadepin. Kita hadepin sama-sama. Kita tetap harus tampil besok."

Langkah Keysha terhenti. "Terus kalau Aisha sama Lina nggak mau tampil gimana? Masa cuma kita berdua?"

Kening Mitha berkerut dan berpikir. "Gavino sih nggak ada masalah sepertinya. Dia udah tahu soal permasalahan ini."

"Lo udah kasih tahu Gavino?" tanya Keysha lemah.

"Iya. Dia juga nyesel kenapa nggak ngasih tau semuanya dari semula. Tapi kalian berdua juga nggak sepenuhnya salah. Masalahnya kan kalian berdua juga nggak bisa menolak perjodohan yang udah ditetapkan orangtua kalian."

"Kalau Gavino nggak masalah besok, ya udah kita tampil. Sekarang tinggal mastiin ke Aisha dan Lina. Mau nggak yaa.. mereka tampil besok? Walaupun mungkin mereka berdua belum bisa maafin gue.."

Langkah mereka sudah sampai di depan ruang OSIS dan tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Radit keluar. Melihat cowok itu, entah mengapa jantung Keysha tidak berdegup kencang seperti biasanya. Tapi ketika di belakang Radit muncul satu cowok lagi, Keysha langsung merasa wajahnya memanas. Gavino!

"Hai!" sapa Radit. "Mau ketemu gue?"

"Ng.. nggak." kata Keysha sambil menyenggol Mitha.

"Nggak kok, kak Radit. Kita cuma lewat.."

"Oh ya udah. Gue mau ke ruang guru dulu. Duluan yaa.." kata Radit tersenym pada Keysha, tapi cewek itu tidak memperhatikan. Radit mengangkat bahu dan berlalu dari hadapan mereka.

"Hai." sapa Gavino.

"Hai." Mitha yang menjawab.

"Gimana besok?" tanya Gavino.

"Besok? Ng.. gimana, ya?" Mitha balas bertanya, wajahnya tampak bingung.

Gavino memandang Keysha yang menundukkan wajahnya. "Masih belum baikan sama Aisha dan Lina?" tanyanya.

Keysha tidak berkata apa-apa. Dia membalikkan badannya dan pergi meninggalkan mereka berdua dengan langkah cepat.

"Kenapa?" tanya Gavino bingung.

Mitha cemberut. "Udah lah, biarin aja dulu. Kalian berdua punya salah, jadi rasa penyesalan kalian berdua soal ini ya seimbang. Mungkin lo cuek aja, tapi kita berempat itu kan udah temenan lama banget. Jadi Keysha pasti sedih dan marah juga sampai harus ngalamin berantem yang kayak gini, gara-gara ada lo. Tapi sekarang bukan itu yang harus kita pikirkan. Kita harus mikirin penampilan kita besok."

"Maksud lo, besok kita tampil atau nggak?"

Mitha mengangguk. "Gue mau telepon Aisha sama Lina. Gue mau nanya, apa mereka mau tampil demi persahabatan kita besok. Soalnya kalo sampe nggak jadi, pasti bakalan mengundang pertanyaan dan.. lo tahu sendiri yang namanya gosip."

Little White Lies (Complete)Where stories live. Discover now