Kencan

211 11 0
                                    

Jadi ternyata Keysha itu ada hati sama Radit, pikir Gavino. Apa sih kelebihan Radit dari cowok lain? Pendiam, jadi ketua OSIS, tampang sejujurnya biasa aja, tapi kalau lagi diam malah keliatan ganteng. Jadi karena Radit pendiam yah.. ganteng terus deh kelihatannya. Gavino kesal sendiri.

Keysha, Keysha, Keysha! Cewek itu benar-benar menyita seluruh pikirannya. Kenapa, ya? Sebelum dia nggak pernah begini. Apa karena Keysha mirip dengan Amanda? Tapi mereka beda jauh kok. Amanda itu kalem, Keysha nggak. Amanda lembut, Keysha jauh dari kata lembut. Amanda baik, Keysha juga nggak jahat sih, baik juga. Tapi.. perasaan manusia memang aneh. Kita nggak pernah bisa menduga apa yang bisa terjadi pada diri kita sendiri. Seperti ada sesuatu di dalam diri kita yang siap meledak kapan saja, tanpa dapat kita kendalikan.

"Hai, Gav!" sapa Lina. Gavino menoleh dan tersenyum pada cewek itu.

"Mau ke perpustakaan juga, Lin?" tanya Gavino.

"Iya. Abis takut bukunya kehabisan. Maklum, di kelas kita kan banyak yang rajin. Mereka pasti juga nyari buku untuk tugas makalah yang disuruh sama bu Ana. Mending kita duluan aja. Lo sekelompok sama gue, kan? Atau lo mau nyari buku lain juga?"

Gavino mengangkat dua buku perpustakaan yang dipinjamnya. "Kalo gue sih abis pinjem buku ini. Jadi gue mau balikin. Kayaknya udah mepet waktu pengembalian, gue lupa juga. Takut kena denda, males."

"Kalo gitu bareng, yuk!" kata Lina ceria. Mereka pun pergi ke perpustakaan bersama.

"Gav! Cewek-cewek di kelas kita kan banyak yang ngedeketin lo. Menurut lo gimana? Ada yang lo suka nggak?" tanya Lina tiba-tiba saat memilih buku di bagian science.

"Suka sama gue?"

"Iyaa.. Suka sama lo."

Gavino tertawa. Pertama kali bertemu Lina, dia pikir cewek ini pendiam. Tapi seiring berjalannya waktu, ternyata Lina cukup bawel dan enak diajak ngobrol. "Emm.. gue nggak kepikiran ke arah sana sih. Gue masih seneng jomblo. Terus, kalian sendiri? Lo, Aisha, Mitha sama Keysha apa masih jomblo juga? Atau udah pada punya pacar?"

"Kita berempat itu jojoba."

"Jojoba? Apaan tuh?"

"Jomblo-jomblo bahagia!"

Gavino tertawa. "Ada-ada aja. Oh ya, kalo Keysha gimana? Gue denger dia suka sama seorang cowok?"

"Maksud lo.. Radit? Emm.. kayaknya dia cuma iseng doang deh. Kalau Keysha beneran suka, kenapa dia nggak gencar ngedeketin Radit? Kalo menurut gue sih Radit itu cuma semacam orang yang dikagumi sama Keysha aja. Kayak kita lagi mengidolakan artis gitu.."

"Jadi maksud lo.. Sebenarnya kalau Keysha serius ngedeketin, dia bakalan ngedapetin Radit, gitu?"

"Ya kenapa nggak?" Lina tertawa. "Emangnya kenapa sih? Kok ngomongin dia terus? Lo suka ya sama Keysha?"

"Oke, kita ngomongin yang lain deh ya.."

"Nah, gitu dong."


*****

Pada saat yang sama tapi di tempat yang berbeda, Mitha sedang berjalan dengan Keysha. "Eh, Key. Pernah kepikir nggak sih lo bilang terus terang sama Radit soal perasaan lo sama dia?"

"Ha?" seru Keysha. "Nggak ah! Gila apa gue. Gue tuh cuma kagum sama dia, suka ngeliat dia aja gitu. Bukan berarti gue mau nembak dia. Nanti kalo gue ditolak gimana? Malu tau!"

Mitha berkata serius, "Tapi lo itu kan udah lama suka sama dia. Apa salahnya kalo lo mencoba peruntungan lo? Siapa tahu berhasil, Key."

Keysha tidak sadar Mitha membimbing langkah mereka menuju kelas Radit. Soalnya dari tadi Keysha ngikutin kemana Mitha pergi. Saat sudah sampai di depan kelas Radit, Mitha menyodorkan dua lembar tiket pertunjukan balet di TIM pada Keysha. "Nih, mumpung sekarang kita udah ada di depan kelasnya Radit, lo tawarin deh tiket balet ini ke dia. Kebetulan gue punya dua. Kakak gue yang kasih ke gue. Dia nyuruh gue nonton bareng sama orang yang gue suka. Pacarnya dia sakit, jadi dia nggak jadi nonton. Walhasil tiketnya dikasih ke gue. Nah, gue nggak suka balet, jadi siapa tahu tiket ini bisa lebih bermanfaat buat lo."

Little White Lies (Complete)Where stories live. Discover now