Gavino's Casting

257 8 0
                                    

SMA Pramita adalah sekolah yang cukup punya nama di kawasan Kelapa Gading. Fasilitasnya sangat baik. Dari mulai Lapangan olahraga indoor dan outdoor, kolam renang, kantin, musola dan lapangan parkir. Total gabungan semua siswa sekitar 520 orang.

Selain itu, ada juga fasilitas penunjang lain seperti perpustakaan, ruang komputer dengan akses internet gratis, laboraturium, aula serba guna, juga kamar mandi yang dilengkapi dengan shower, sabun mandi serta shampoo untuk mengantisipasi kalau ada yang ingin mandi sehabis berenang atau olahraga lainnya. Supaya saat para murid kembali ke kelas, mereka akan kembali segar dan tidak bau apek. Juga ada loker untuk pada siswa menyimpan barang yang memang berkala dipakai saat kegiatan sekolah. 

Aula serba guna yang tersedia juga kerap dijadikan tempat untuk acara sekolah, pentas seni, pertemuan-pertemuan dan lainnya. Hari ini Keysha, Mitha, Aisha dan Lina akan bertemu dengan Gavino di sana. Karena di aula serba guna inilah letak ruang musik. Di sana sudah lengkap sound system dan berbagai macam alat musik seperti piano, drum, gitar dan bass dan lainnya yang bisa digunakan setiap anak murid yang ingin menggunakannya. Dan kali ini piano lah yang mereka butuhkan untuk mengiringi mereka bernyanyi.

"Janjinya jam berapa ya? Dua belas bukan? Sudah lewat lima menit nih, kok belum datang?" gerutu Mitha. Dia memang terkenal tepat waktu.

"Baru lewat lima menit Mit.. Rata-rata statistik jam karet di Indonesia itu lima belas menit, tahu nggak?" bela Lina.

Mitha melirik jam tangannya lagi. "Berarti sepuluh menit lagi dong." keluhnya.

Keysha mengungah permen karet dengan seru, soalnya dia lapar belum makan. Begitu bel pulang sekolah berbunyi, dia langsung ke aula ini. Boro-boro sempat makan, minum pun tidak. Untung di tas nya ada permen karet, jadi dia mengunyah itu saja sampai kenyang, Pikirnya. 

Sekarang sang pengiring yang mereka tunggu belum tampak batang hidungnya. Tapi belum sampai sepuluh menit, seorang cowok dengan tinggi kurang lebih 185 sentimeter mendatangi mereka. Wajahnya ganteng mirip artis Darius Sinathrya. Walaupun cuma mengenakan seragam sekolah, postur tubuhnya yang atletis terlihat jelas.

Keysha melongo melihat cowok itu masuk, hampir aja permen karet yang dikunyahnya jatuh keluar dari mulutnya yang terbuka. Itu kan.. cowok yang waktu itu berebut baju di mal dengannya, dan cowok yang bertabrakan dengannya di kantin sampai makanan yang dibawanya tumpah semua ke lantai.

Astaga! Tapi.. bukannya dia anak kelas satu? Shit! itu kan dugaannya saja. Lalu Keysha teringat cerita Lina bahwa Gavino memang anak baru. Pantas saja dia belum pernah lihat.

Keysha membuang permen karetnya yang sudah pahit ke dalam bungkusnya sambil pura-pura menunduk dan menyembunyikan wajahnya.

Aisha menyenggol Lina yang sedang menunduk tersipu malu. "Eh, lo kok nggak bilang kalo orangnya cakep gini?"

"Gue udah bilang kemarin, kan? Lo aja yang pada nggak percaya." kata Lina sambil masih menundukkan wajahnya yang bersemu merah.

Aisha menatapnya heran. Rupanya Lina lagi kasmaran. Nggak heran sih, Gavino emang cakep.

Cowok itu menatap mereka berempat bergantian, tanpa senyum secuil pun. Walaupun mereka seangkatan, entah mengapa rasanya empat cewek di depan cowok itu ciyut seperti sedang berhadapan dengan kakak kelas yang galak. Semuanya terdiam sampai Aisha memecah keheningan.

"Lo yang namanya Gavino, ya?" tanyanya.

Cowok itu mengangguk. "Lo yang namanya Keysha?"

Aisha menggeleng. "Bukan, nama gue.."

"Yang mana yang namanya Keysha?" tanya Gavino agak galak, memotong Aisha bicara, tapi wajahnya tampak penasaran.

Cowok ini kok lagaknya kayak guru yang mau menghukum murid sih? batin keysha. Belum apa-apa dia udah ketakutan. Emangnya gue kemarin ngomong apa ya? Jangan-jangan ada yang ngebuat si Gavino ini kesal. Kalo dipikir-pikir, emang banyak sih yang bisa buat Gavino kesal padanya. Jangan-jangan sekarang cowok itu mau balas dendam.

Little White Lies (Complete)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora