Apa yang Disembunyikan?

Start from the beginning
                                    

"Sorry Gin, gadisku sedang sibuk." Malfoy mengangkat bahunya acuh.

Hanna tertawa senang, dirinya puas karna mengerjai Ginny. Posisi rengkuhan di pinggang Draco tidak berubah sedikitpun, "Hihihi.. Sorry Ginee, aku mengantuk."

Ginny memandang tak suka, ia menepuk kasar pantat Hanna yang masih berbaring sebelum ia bergerak pergi ke dapur.

"Oh.. Lihat gadis kecil ini. Siapa yang kemarin menangis karna Malfoy? Lihat Harry, bahkan sekarang ia lebih memilih tidur mesra di pangkuan Draco daripada membantuku membuat teh! What kind of friend?!"

"Ingat kata Pansy, Dear. Benci dan cinta itu hanya berbeda segini." Harry membentuk jari telunjuk dan jempol dengan jarak yang sangat kecil.

Draco merasa tidak enak, dirinya menepuk pelan kepala Hanna untuk membangunkan Hanna dari paha miliknya.

"Hunn, aku akan membantu Ginny. Kau bisa kan, tidur sendiri?"

"Hmm.." Hanna tidak mau melepaskan pegangannya dari pinggang Malfoy. Membuat lelaki itu tidak bisa bergerak sedikitpun.

"Hunn.. Jangan seperti ini. Atau kau mau membantu Ginny?"

Tatapan Hanna seperti anak anjing yang tersesat, bibirnya masih dimajukan dan dia menggeleng menatap Draco. "Suruh Harry saja, Draco~"

Nada bicara gadis itu sungguh aneh. Hanna terlihat sangat manja dan kekanakan.

Draco tak kuasa menahan bibirnya, refleks ia mencium lagi pipi gadis yang tengah tiduran dibawahnya.

"Jangan bertingkah seperti ini Hunn, atau aku akan memakanmu."

Hanna menggulingkan kepalanya menjadi terlentang. Ia menatap pria pirang yang sedang menunduk, menatap ke hadapannya.

"Kau tidak akan berani."

Malfoy menyunggingkan smirknya, "Sebutkan alasan, mengapa aku tidak berani menyentuhmu?"

Hanna membalas senyuman Draco dengan ekspresi datar. Tetapi tangan gadis kecil itu bergerak naik. Telunjuk kecil Hanna menyentuh-nyentuh pipi mulus Draco, membuat playboy yang dijuluki penakluk banyak wanita itu memerah malu.

"Kau memang melakukan 'itu' ke sembarang wanita, tapi jika denganku, kau pasti meminta izin. Seorang Draco Malfoy, tidak mungkin merusak gadis yang ia cintai."

"Ehhh... Kau tau aku tidak mencintai mereka? Tetapi kenapa masih cemburu?"

Hanna mendecih, "Aku tidak cemburu. Aku hanya marah."

"Bukankah sama saja?"

"Berbeda~"

Draco mengikuti gaya bicara Hanna, walaupun kurang cocok dengan tampang lelaki itu, ia ikut manja dalam nada bicaranya, "Sama saja, Hannaa~"

"Jangan mengikutiku!" Hanna mencubit keras perut Draco.

"Hahaha... Boleh aku menciummu?"

"Itu, minta izin lagi."

Draco segera mencium bibir gadis di depannya. Bibirnya hanya menyentuh bibir Hanna selama beberapa detik. Itu hanya sebuah kecupan lembut.

"Aku belum bilang 'boleh'!"

Draco menangkap tangan kecil gadis itu dan memegangnya. Tidak terlalu erat, hanya untuk bercandaan mereka.

"Lalu aku harus menunggumu setuju dicium? Jangan bodoh Hanna, itu terlalu lama.."

"Kau menyebalkan."

"Kau juga." Draco membalas singkat perkataan Hanna.

Harry menaruh kedua tangannya di atas meja. Memangku dagunya sendiri sambil memandangi pasangan yang sedang berpacaran dengan tatapan bosan.

"Astaga!! Ginny! Bisakah kau lebih cepat?! Aku dihadapkan dengan dua orang idiot yang sedang bermesraan. Bawakan juga plastik, karna aku mau muntah."

Pintu asrama Gryffindor tiba-tiba terbuka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pintu asrama Gryffindor tiba-tiba terbuka. Dari balik pintu itu memperlihatkan Pansy yang sedang terburu-buru. Ia menghampiri Hanna yang masih tertidur di pangkuan Draco.

Pansy menarik kasar tangan Hanna untuk bangun dari tidurannya, "Hell! Hanna. Kau tidak menjawab pesanku berhari-hari dan malah tertidur di paha Malfoy?!! Demi merlin! Kau tau kan, aku khawatir!"

"Pans.. Please jangan disini. Ayo kita bicara diluar." Hanna yang kikuk mencoba menghindari keramaian, ia baru saja akan bergerak ke pintu asrama, tetapi tangan Draco menahannya.

"Ada apa ini, Pans?" Draco menatap bingung. Tetapi ia menggengam erat tangan Hanna agar gadis itu tidak kabur.

"Malfoy. Lepaskan." Pansy menatap galak. Ia menggengam tangan Hanna yang sebelah lagi.

Hanna tersenyum dan mengangguk menatap Draco, "Sebentar, ok."

Draco mengeraskan rahangnya. Ia curiga kepada Pansy.

Memangnya kenapa jika mereka berbicara disini? Toh disini hanya ada Harry dan Ginny. Hal seperti apa yang Pansy bicarakan, sampai mereka tidak boleh tau?

"Pans. Lepas."

"Tidak akan. Kau yang lepas!"

"PANSY! LEPASKAN TANGAN GADISKU BRENGSEK!"

"Aku peringatkan kau, Malfoy!" Pansy mengeluarkan tongkat dibalik tangannya yang sedang tidak memegang tangan Hanna.

Sebelah tangan Draco juga ikut mengeluarkan tongkat miliknya. "Ok. Jika itu maumu Pansy!"

Hanna memandang cemas dua orang di sebelahnya. Tangannya masih tidak bisa bergerak karna di genggam oleh Draco dan Pansy.

"Calm down guys, kalian berdua kan berteman." Harry mencoba menenangkan Pansy dan Draco agar tidak jadi duel.

Ginny memegang bahu Pansy perlahan, "Mari Pans, kita duduk dan selesaikan baik-baik."

Pansy menatap Hanna dengan cemas, "Kalian tidak tau, ini sudah waktunya!"

Bugh. Tanpa diduga, Hanna tiba-tiba merosot limbung menubruk dada Draco. Hidungnya mengeluarkan banyak darah. Hanna langsung tidak sadarkan diri. Seketika rambut hitam panjangnya yang disihir, berubah warna menjadi gold seperti seharusnya, pertanda sihir Hanna telah melemah.

Draco tidak membiarkan gadis kesayangannya jatuh ke lantai. Ia langsung memapah Hanna dan membaringkannya ke sofa. Pansy cepat-cepat mengeluarkan sapu tangan dark blue miliknya untuk mengusap darah dari hidung Hanna.

Pansy mendesah pasrah, "Ini yang aku takutkan. Hanna sudah telat beberapa hari untuk check up ke dokter."

Tbc

-------------
Halo para readers kesayangan aku,

Dimohon komennya dong kakak sekalian, biar aku bisa melihat antusias kalian membaca cerita ini 😁

Meskipun gak aku bales satu-satu, tapi selalu aku baca review dan masukannya kok ❤

Aku gak terlalu fokus pada vote 😅 jadi kalo masalah vote terserah kakak-kakak aja hehee~

Salam
Rain.

False and Fake [Draco Malfoy]Where stories live. Discover now