Bab 20.2 : Stand-Up Comedy

208 36 9
                                    

Markas Unit Lima, 07.00 WITA

Akhir-akhir ini Profesor Denny sering mengalami sakit kepala. Dirinya sudah mencoba berkonsultasi ke dokter Unit Lima dan diberi obat tapi tetap saja sakit kepalanya tak jua hilang. Tadi malam sakit kepalanya sangat menjadi-jadi hingga ia sama sekali tak kuat untuk pulang ke apartemennya dan memilih tidur di kantor saja.

Pagi itu ketika bangun ia mendapati Usana Manguni sudah berdiri di samping tempat tidurnya dan sakit kepalanya kini sudah mereda.

"Kita terlalu banyak kerja. Isap ini kusu-kusu! Lalu untuk sehari saja, Tonaas. Jangan sentuh pekerjaan!" ujar Manguni dengan dialek Minahasanya yang khas.

========
Kita = kamu

Isap = hisap/minum

Kusu-kusu = rumput ilalang, bisa juga tanaman obat

Ngana = saya
========

Profesor muda itu langsung meminum cairan hijau yang ditampung dalam cangkir itu dalam sekali teguk. Sebagaimana kebanyakan obat tradisional, rasa pahitnya jelas dominan, tapi pantang rasa ini digelontor teh atau minuman lainnya sampai beberapa menit kalau tak mau khasiatnya hilang.

"Pekerjaan ngana masih banyak!"

"Baiklah, kalau begitu begini saja! Naik kamu ke atas, hadiri pentas anak-anak Kumala Santika, jajanlah sejenak, nikmati hidup kita sejenak! Meskipun ngana Tonaas Walian sekalipun bukan berarti ngana kebal sama penyakit stroke!"

======
Tonaas Walian = kasta tertinggi dukun tradisional Minahasa
======

******

Akademi Kumala Santika, 09.00 WITA

Denny jarang punya waktu untuk santai dan dasar sejak muda dirinya jarang santai, maka sampai detik inipun dirinya tidak pernah ambil cuti di tempatnya bekerja mulai dari saat dirinya menjadi pengajar di Universitas Yohanes Surya sampai kemudian dia direkrut Kementerian Pertahanan sebagai pengajar dan peneliti di Universitas Pertahanan. Jika jatah cuti Denny diakumulasikan sejak dia bekerja di Unit Lima, seharusnya ia sekarang bisa jalan-jalan ke Eropa selama 3 bulan non-stop tapi Denny jujur saja tidak bisa menikmati perjalanan semacam itu jika ia merasa masih punya tanggungan pekerjaan.

Yang menyebabkan Manguni, Usana pendampingnya, harus turun tangan dan mengeluarkan ultimatum bahwa dia akan pergi dari Unit Lima untuk selamanya jika Denny tak mau ambil libur. Jadilah mulai hari ini sampai seminggu ke depan Denny mengajukan cuti dan Samad, selaku wakil Denny, sampai bilang bahwa itu hal yang sungguh ajaib karena dia tak pernah dengar Denny ambil cuti.

Apa yang pertama kali Denny lakukan? Denny selaku Kepala Unit Lima yang secara resmi bekerjasama dengan Akademi Kumala Santika dalam bidang pendidikan 'bibit-bibit unggul' alias 'Dwarapala dan Lokapala', hari ini diundang oleh Ketua Yayasan Kumala Santika untuk hadir sebagai tamu kehormatan di acara pentas seni Kumala Santika. Sejatinya acara ini sudah berlangsung dari pukul 08.00 WITA namun Denny masih harus mandi dan menunggu obat dari Manguni bekerja menghilangkan pusingnya.

Sang Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah Kumala Santika yang baru terlihat senang sekalipun takjub ketika Denny memenuhi undangan mereka sebab ini pertama kalinya Denny datang memenuhi undangan mereka. Setelah beramah-tamah dan berbasa-basi sejenak, Denny menanyakan apa acara selanjutnya yang kira-kira menarik?

"Saya percaya semua acara di Pentas Kreatif Kumala Santika layak untuk disaksikan Profesor, tapi jika Profesor ingin melihat sesuatu yang lucu dan menghibur mungkin acara berikut ini cocok untuk Profesor," jawab Sang Ketua Yayasan.

Kala pembawa acara naik panggung dan mengumumkan bahwa acara selanjutnya adalah persembahan komedi tunggal dari 10 'anak terpilih' yang diaudisi langsung oleh OSIS Kumala Santika, Denny sesungguhnya tak berharap banyak. Agak susah membuat profesor satu ini tertawa, karena kebanyakan acara komedi di Indonesia selalu dia analisis dengan teori sains di dalam kepalanya. Contohnya : jika seorang pelawak tunggal berujar bahwa Orang Makassar itu kasar dan buktinya hijab dirinya sebagai Orang Makassar itu khas karena ditusuk bukan dengan jarum melainkan anak panah dan paku tindis, maka otak Denny akan langsung mengukur panjang anak panah dibandingkan dengan panjang dagu si pelawak tunggal. Karena hasilnya tidak sesuai dan tak masuk akal, Denny langsung batal tertawa.

Lokapala Season 2 : Pahom NarendraWhere stories live. Discover now