BAB 18.6 : AKU MASIH SAYANG KAMU, TAPI AKU NGGAK MAU JADI ORANG KETIGA

291 31 3
                                    

Kala jam makan siang di kantin esok lusanya, Sariputta dengan sengaja menghampiri meja tempat Nara makan bersama Regina dan beberapa teman sekelas mereka.

"Boleh saya duduk di sini?" tanya Sariputta sopan.

Regina langsung memberi isyarat pada teman-temannya untuk pergi meninggalkan meja itu, "Boleh kok Kak! Gapapa, berdua saja, kami ini pergi dulu ya biar nggak jadi obat nyamuk!"

"Eh! Eh! Eh! Kenapa pergi?" Nara panik.

"Iya, kami nggak masalah kok kalau kalian masih mau makan," Sariputta menimpali.

"Nggak apa-apa kok Kak! Kami juga mau pesan sesuatu yang lain! Dah! Ciao!" Regina melambaikan tangannya sementara Nara dengan gugup mencoba menatap mata Sariputta secara langsung.

"Aku punya hadiah nih buat kamu!"

"Eeee kok repot-repot, Kak?"

"Nggak apa-apa, aku juga kebetulan kepingin saja."

"I-ini apa?"

"Buka saja!"

Nara membukanya dan di dalam kotak itu ia dapati dua stel jaket yang sudah lama dia inginkan, dengan warna yang sama pula yakni paduan merah dan abu-abu.

"Kok warnanya sama?"

"Jadi ceritanya gini! Tempo hari aku diselamatkan seorang Bapak TNI di Taman Putri Petong waktu bakti sosial kan?"

"Iya? Terus?"

"Nah saya ketemu lagi sama Bapak TNI itu, terus aku diajak ke mall dan disarankan belikan ini untuk kamu. Katanya kamu pengen banget jaket ini kan?"

"Eeee ....," Nara tidak tahu harus marah atau senang dengan kejadian ini.

"Kamu tahu nggak siapa dia?"

"Dia nggak pernah lepas helmnya, tapi dia bilang dia saudara kamu gitu, dan dia ucapkan selamat untuk hubungan kita. Oh iya, itu maaf warnanya sama soalnya warna yang lain sudah habis dibeli orang."

"Eeeee, nggak apa-apa Kak!"

******

Malam itu Nara bertugas patroli bersama Andi dan Ignas. Di ruang kontrol ia dapati Oka sudah kembali bertugas dan remaja itu tampak serius mengawasi sosok Kera Putiang yang kini tak sadarkan diri dan ditahan di fasilitas Unit Lima.

"Sudah sembuh sakitnya?" tanya Nara, menyindir.

Oka diam sejenak sebelum menjawab tanpa membalikkan badannya, "Sudah, meski masih perih juga. Tapi selamat yah untuk hubungan kalian!"

"Nggak butuh selamat dari kamu! Aku cuma butuh penjelasan, ngapain kamu suruh Kak Sariputta belikan jaket untuk aku? Pakai dua pasang pula?"

Oka akhirnya memutar kursinya lalu menatap mata Nara dengan tatapan penuh penyesalan, "Aku masih sayang dan punya rasa ke kamu kok Nara. Tapi aku juga nggak mau jadi orang ketiga dalam hubungan kalian."

"Jadi?"

"Jadi aku hanya kasih saran saja ke Kak Sariputta soal apa saja yang kamu sukai dan kamu tidak suka, supaya Kak Sariputta bisa benar-benar jadi suami yang pas buat kamu nantinya."

"Bentar!" Andi yang selama ini diam dalam urusan ini akhirnya buka suara, "Kok kamu yakin banget Nara bakal terus lanjut jadi istrinya Kak Sariputta?"

"Kak Sariputta orang baik, dari keluarga terpandang dan baik-baik, prestasinya bagus, berempati terhadap sesama, tidak egois, rela berkorban, bahkan di hadapan Kera Putiang yang menyeramkan itu tidak ragu menolong anak kecil yang nyaris dibunuh makhluk itu. Beda banget kan sama cowok bajingan yang ngaku-ngaku suka tapi posesif dan egois?"

"Aku kecewa sama kamu!" desah Nara.

"Karena aku egois?"

"Karena kamu nggak menghargai diri kamu sendiri."

"Maksudmu?"

"Aku malas jelasinnya! Gini saja! Mulai sekarang pembicaraan kita hanya terbatas urusan Unit Lima dan akademik. Oke? Paham?"

"Oke!"

"Kecuali kalau kamu sudah berubah dan bisa hargai diri kamu sendiri!"

"Dan bagian mana yang salah soal itu?"

"Tanya ayah kamu, Oka! Dia tahu!" ucap Ina Saar, partner Regina, sebelum merasuk ke zirah Regina. 

Lokapala Season 2 : Pahom NarendraWhere stories live. Discover now