BAB 18.3 : CEMBURU

227 29 0
                                    

Aksi Sariputta makan malam bersama dengan Nara kemarin malam membuat nyaris seluruh Akademi Kumala Santika geger keesokan paginya. Kasak-kusuk soal mereka berdua sudah resmi berpacaran langsung menyebar dari bisikan antar teman, perbincangan grup kelas, sampai soal klub jurnalistik sekolah yang turut memberikan ucapan selamat atas resminya hubungan mereka.

Tapi sebagaimana kejadian yang sudah-sudah, di antara sekian banyak orang yang sudah tahu pasti ada saja orang yang ketinggalan info. Dalam kasus ini Oka orangnya.

Remaja lelaki itu menghabiskan waktu malamnya kemarin untuk membantu patroli dan pengawasan seluruh Tanjung Paser sampai-sampai ia tidak sadar jika pagi ini seluruh cewek di kelasnya bergerombol di satu sudut dan bergosip lebih intensif daripada biasanya. Oka baru sadar tentang adanya 'perubahan besar-besaran' di lingkungan Kumala Santika ketika segenap anak cewek yang tadi bergerombol itu kini bubar begitu melihat Nara masuk kelas dan kemudian bersorak, "Selamat ya Nara! Sudah sah nih jadi pacarnya Kak Sariputta!"

"Ah, apaan sih?" Nara mencoba menepis ucapan selamat itu, tapi teman-temannya tetap saja heboh.

"Gimana ceritanya kamu bisa nembak Kak Sariputta?"

"Di-dia yang nembak aku kok!"

"Ih, ajarin aku dong gimana caranya dapat pacar cowok cakep?"

"A-aku juga nggak tahu!"

"Naraaaa sudah kenalan sama teman-temannya Kak Sariputta belum?"

"Ngga-nggak tahu!"

"Nara Kak Sariputta sukanya makan apa?!"

"Woi! Jangan beritahu Erin, Nara! Entar dia jadi pelakor!"

Oka yang mau tidak mau mendengar semua percakapan tadi langsung membeku. Ia nyaris tidak percaya dengan yang ia dengar, dicubitnya lengannya untuk memastikan ia tidak bermimpi atau minimal ketiduran sejenak. Ditanyainya teman di depannya untuk memastikan apa yang dia dengar tadi memang kenyataan.

"Emang benar kok. Nih buktinya!" temannya itu menunjukkan sebuah foto di akun media sosial klub jurnalistik yang menampilkan Nara dan Sariputta memang makan bersama di kantin kemarin malam.

"Wah, seru ya kelas kita hari ini," komentar Sitanggang yang datang setelah Oka.

Oka hanya diam saja, tidak menanggapi perkataan Sitanggang. Tapi Datu Merah yang kebetulan tengah berdiam dalam raga Sitanggang menimpali, "Ciyeh! Aku merasakan aura kecemburuan di udara! Adakah lelaki yang cemburu sama Nara yang barusan dapat pacar?"

Mata Oka langsung melotot pada Sitanggang, dan Sitanggang sendiri juga kaget ketika menyadari bahwa partner Usananya ikut-ikutan berkomentar dalam urusan ini. Tapi Sitanggang lebih kaget lagi ketika menyadari bahwa Oka ada rasa pada Nara.

"Serius?" dahi Sitanggang mengernyit, ekspresinya seolah menunjukkan bahwa dia baru saja melihat suatu hal yang mustahil.

Dan dalam hati Oka menggumam, "Keparat Usana-Usana yang bisa baca pikiran ini! Bongkar-bongkar rahasia orang saja!"

Oka kemudian berdiri dari bangkunya, mengambil tas ranselnya kemudian berjalan keluar kelas tanpa pamit pada siapapun juga. Ia kemudian berjalan menuju ruang UKS dan di sana ia melihat Dokter Dita, dokter umum yang magang di Unit Lima, sudah berada di meja dokter.

Dokter wanita itu tampak kaget melihat Oka datang ke UKS. Ia langsung menegakkan tubuhnya dan bertanya, "Ada apa Oka? Silahkan duduk!"

Oka menghempaskan dirinya ke kursi pasien dengan kasar, mukanya cemberut dan memerah. Remaja itu kemudian meminta sesuatu yang tidak biasa dari dokter UKS tersebut.

Lokapala Season 2 : Pahom NarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang