BAB 17.1 : LELUCON KOSMIK YANG HAKIKI

283 52 0
                                    

Markas Lokapala, Tanjung Paser, 08.00 WITA

Apa itu promosi? Promosi memiliki banyak arti menurut KBBI, bisa jadi ia merupakan kenaikan pangkat atau tingkat jabatan, bisa jadi ia merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengenalkan suatu produk atau yang menunjang kenaikan penjualan barang atau jasa, bisa jadi pula ia merupakan pemberian gelar doktor atau gelar strata-3.

Dan hari ini Pusaka sedang tersenyum lebar karena setelah belasan tahun menyandang gelar kapten senior, dia akhirnya mendapatkan apa yang namanya promosi. Dari kapten naik pangkat jadi mayor pasca mempertimbangkan segala jasanya di Unit Lima. Surat keputusannya dikirimkan ke Profesor Denny, yang langsung mengirimkannya kepada Pusaka pagi itu.

Saking senangnya tanpa sadar Pusaka bersiul-siul ketika ia turun dari kendaraannya di garasi markas Lokapala. Maksud hati ia ingin memberitahukan kabar gembira ini pada Oka setelah dia pulang sekolah nanti, namun ia salah kira tingkahnya yang bersiul-siul sambil menari-nari tidak jelas itu tak terpantau orang sama sekali. Seseorang tiba-tiba mengomentari tingkahnya dengan berkata, "Kapten, Anda sehat?"

Jantung Pusaka seakan hendak melompat dari rongga dadanya ketika menyadari dirinya sudah bertingkah konyol di hadapan orang lain. Ia mendelik marah kepada si empunya suara dan si empunya suara itu langsung menunduk takut karena ia sadar baru saja menyinggung perasaan Pusaka. Sama seperti kebanyakan prajurit TNI, Pusaka relatif jaim alias jaga image, apalagi di hadapan staf-staf kantornya.

"Rizal!" ujar Pusaka dengan nada tidak ramah, "Kalau kamu sampai cerita pada siapapun soal tingkah saya yang barusan kamu lihat, ingat-ingat bahwa ajalmu sudah dekat!"

"Ba-baik! Kapten!" jawab Rizal takut-takut.

******

Sekitar seminggu yang lalu Rizal masih merasakan betapa enaknya hidup sebagai keluarga orang kaya. Uang sakunya 15 juta per bulan, ia diberi mobil pribadi dan jikalau perlu ada sopir pribadi yang bisa mengantarnya ke mana-mana. Ia tinggal di apartemen milik pamannya sendiri, sekaligus bertanggungjawab sebagai pengawas dan pengelola apartemen. Sepupunya, anak dari pamannya – yang namanya Andi Ampa Rawallangi seringkali menginap di kamarnya. Mereka berdua punya hobi yang sama yakni video game dan mengutak-atik sesuatu yang rumit mulai dari model mainan plastik, mesin jam tangan, dan yang paling sering mereka lakukan – mengutak-atik server orang lain alias kegiatan peretasan.

Sejujurnya sebelum bertemu Mr. B199ie semua kegiatan mereka aman-aman saja. Dari kegiatan itu kadang mereka mendapatkan bayaran mahal oleh orang-orang yang ingin berbuat iseng pada server seseorang. Bayaran mereka pernah mencapai 140 juta rupiah sekali meretas, tapi dasar mungkin itu uang panas yah?! Uang itu habis dalam sekejap untuk berbagai kegiatan tak berguna seperti bermalam di Macau selama 3 minggu atau membeli barang-barang tak berguna seperti model figurearts tokoh karakter Jepang seharga 20 juta rupiah.

Dulu Mr. B199ie Rizal anggap adalah klien yang baik, ia selalu memberikan pekerjaan mudah dengan honor tinggi kepada grup Rizal yakni C1rc1e0fFr13nd. Pekerjaannya pun kadang lucu-lucu misalnya membuat laman situs Badan Narkotika Nasional dipenuhi gambar kucing selama 2 hari 2 malam tak peduli betapa staf-staf IT BNN berkali-kali mereset situs mereka, atau bagaimana mereka harus mengirimkan spam yang isinya gambar Micky Mouse resolusi besar sampai 1000 kali ke seorang eksekutif bank besar di Indonesia sehingga akun emailnya terpaksa dibekukan sementara karena server bank jadi penuh gambar tikus ikonik karya Walt Disney tersebut.

Tapi tahu-tahu Mr. B199ie ternyata adalah seorang Indonesia yang jadi intel Amerika, menjebak C1rc1e0fFr13nd – dalam hal ini Rizal dan Andi terutama – untuk meretas server Unit Lima yang ternyata tersambung dengan server Kumala Santika. Celakanya lagi Unit Lima ternyata tidak main-main dan sama sekali tidak menoleransi 'kenakalan' mereka. Baik Andi dan Rizal dihukum bekerja tanpa bayaran selama 7 tahun, itupun Unit Lima sudah bermurah hati sebab Arung – ayah Andi dan paman Rizal – sudah merelakan sebagian besar saham perusahaan pembuat kapalnya beralih kepada Unit Lima.

Tapi tetap saja ada konsekuensinya. Selama bekerja di Unit Lima, haram bagi Andi dan Rizal memegang gawai dan komputer di luar gawai dan komputer yang terdaftar pada Unit Lima. Segala gerak-gerik mereka diawasi, Rizal sudah tidak boleh lagi tidur di Apartemen Green Garden dan sekarang harus berbagi tempat tidur di barak tentara bersama tiga prajurit zeni Unit Lima berpangkat Kopral. Si Andi malah agak lebih bagus nasibnya, ia sekarang berbagi kamar dengan seorang penghuni asrama Kumala Santika bernama Ignas yang ternyata juga seorang prajurit tim rahasia bernama Lokapala. Dan kalau sekedar diusir dari apartemen belum cukup, Arung kemarin baru saja menelepon Rizal dan memberitakan kabar buruk kedua.

"Rizal! Kau terlalu banyak nikmati uang sampai lupa rasanya kerja keras! Aku jadi menyesal sudah mengadopsimu dulu! Jadi sekarang biarlah begini saja. Uang sakumu sekarang 5 juta per bulan tapi itu sudah termasuk biaya kuliahmu di Universitas Tanjung Paser. Sementara itu untuk cari uang tambahan aku sudah buat kesepakatan dengan Doktor Samad. Kau harus jadi sopir pribadinya Doktor Samad di sore hari sampai kau lulus kuliah!"

Cukup sampai di situ? Tidak! Doktor Samad ternyata ngeyel menjadikan dirinya pembimbing skripsi Rizal kelak dan mulai saat ini ia wajib konsultasi mengenai skripsinya kepada Wakil Kepala Unit Lima itu. Dan kalau itu belum cukup juga, karena dasar keilmuan Doktor Samad adalah mikrobiologi, maka skripsi yang harus dibuat Rizal harus terkait dengan mesin berukuran mikro atau bahkan nano dan ada hubungannya dengan biologi. Celaka tiga belas nggak itu? Itu kan berarti Rizal harus sabar hidup dalam perbudakan baik siang maupun malam hari! Kalau bukan lelucon kosmik terhakiki abad ini, apa lagi namanya itu?

"Rizal!" tiba-tiba arloji Rizal berdenting, memunculkan wajah Doktor Samad yang kaku dan keras.

"Ya Doktor! Siap!" jawab Rizal yang sudah menduga Doktor Samad akan minta macam-macam pada dirinya.

"Kamu pergi ke garasi Unit Lima sekarang! Pos jaga observer biar dijaga Pratu Zulkarnaen sampai siang dan nanti sore biar dijaga Oka. Cari kopi dulu! Kita akan pergi ke Banjarmasin hari ini!"

"Eh! Eh! Eh!" Rizal terhenyak, "Pakai mobil Dok?" Rizal ngeri sendiri jika memmbayangkan harus menyetir dari Tanjung Paser sampai Banjarmasin. Itu jauh banget tahu!

"Tidak, kita pakai pesawat! Tapi kamu harus antar saya ke bandara dan ikut saya ke Banjar! Kamu jadi asisten pribadi saya kan mulai kemarin? Ingat?"

"Baik! Baik Doktor! Saya ke sana sekarang!"

Lokapala Season 2 : Pahom NarendraWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu