Peraturan pernikahan beda asrama membuat Hermione dan Ron tidak bisa bersatu.
Sementara Draco yang tidak ingin menikahin Hermione dibantu oleh Harry dan Ginny memecahkan masalah.
Disuatu tempat, ada penyihir perempuan berdarah murni yang tidak ing...
'AH TIDAK TIDAK!' Dirinya sedang kesal dengan Hanna. Bisa-bisanya inner bodoh sialan itu memuji Hanna tanpa sadar.
Draco menahan amarahnya. Lagipula dia sudah berjanji akan selalu manis apabila berurusan dengan Hanna. Ia akan membuang hidup sialan yang menyusahkan sebagai playboy. Ia tidak mungkin membiarkan dirinya yang dulu merusak kebahagiaannya lagi.
Sialan!!! Padahal ia sudah berusaha mati-matian selama beberapa minggu belakangan ini. Lelaki itu selalu mencari perhatian Hanna agar dirinya mau memaafkannya.
Tapi tidak pernah berhasil. Hanna selalu.. -------------------
Flashback 4 hari setelah insiden di kereta
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"As cold as usual."
Malfoy lagi-lagi terbengong dengan kondisi yang sama. Kepalanya berputar. Dengan cara apa lagi Hanna akan memaafkannya?
Bukan tidak berusaha. Malfoy telah menemui Willheim dan Pansy. Tetapi yang didapat olehnya hanyalah pukulan maut di hidung sempurna miliknya.
Malfoy juga sudah memberikan bunga matahari kesukaan Hanna melalui Nott dan Zabini. Tetapi? Bunga malang itu malah berakhir di vas milik Profesor Snape.
Sialan! Malfoy mengantup-antup pena bulunya dengan kasar. Tinta hitam berhambur kemana-mana. Dirinya bingung.
"Mate, perhatikan desk mu. Semuanya berhamburan seperti lumpur." Harry yang duduk di samping Draco, hanya memegang bahu lelaki itu dengan prihatin.
Semenjak kejadian Hanna membanting Draco, hubungannya pun entah kenapa menjadi renggang terhadap Ginny. Mungkin Ginny menganggap Harry tidak menasihati Malfoy dengan benar. Dan kalian tau kan sifat perempuan berdarah Weasly itu, selalu 'justice first of all'.
Draco tersenyum kecut, "Thanks, Harry."
Harry memandang sedih ke kiri dan ke kanan. Semua teman Draco menjauhi dirinya. Blaise dan Theodore duduk erat di sebelah Pansy dan Hanna. Di meja depannya duduk Ginny, Ron dan Hermione.
"Kau bisa cerita padaku, mungkin aku bisa membantumu berbaikan dengan Hanna." Harry dalam hati bersungut kecil 'Dan aku bisa kembali berbaikan dengan Ginnyku'
Seketika ekspresi Draco berubah, senyumnya berbinar. Bahkan lelaki itu menggenggam refleks tangan Harry.
"BENARKAH?! TERIMAKASIH HARRY. YOU'R MY ANGEL!"
"SHHH..." Desisan Profesor Snape membangunkan Draco ke-kenyataan. Dirinya tersenyum canggung lalu menggaruk kepalanya, salah tingkah. -----------------------