MBH|22

317 25 0
                                    

Hai, jangan lupa bintangnya😁

***

Arthur membuka ruang kerjanya yang sudah berbulan bulan tak dibukanya. Bau debu menyapa penciumannya. Suara sepatunya menggema diruangan itu, memberi kesan bahwa ruangan itu terasa begitu kosong, tak seperti dulu, selalu didatanginya dan suasananya terasa hidup.

Dulu, meski kadang suntuk menghampirinya, itu tak menyurutkan semangatnya bekerja sebab ia bekerja pada bidang yang ia impikan bersama orang-orang yang luar biasa.

Matanya menangkap sepasang dokumen yang sengaja disampul berbeda dengan dokumen disekitarnya.

Ia ingat, itu surat tidak resmi yang ditulis pimpinan perusahaan tempatnya bekerja. Pesan yang dipercayakan kepadanya tapi sampai sekarang amanat yang diberikan kepadanya itu belum bisa ia sampaikan kepada penerimanya. Mengapa? Karena anak dari pimpinan perusahaannya tak kunjung ia temukan.

Surat itu berisi pesan bahwa jika suatu saat anak pimpinan tersebut ditemukan maka anaknya tersebut harus menyelamatkan perusahaan yang telah diambil alih oleh orang tidak bertanggung jawab yang kini menjabat sebagai pimpinan setelah pimpinan sebelumnya yang tak lain adalah atasan Arthur, meninggal.

Dokumen itu diincar orang tersebut jadi ia harus berhati-hati dalam mengambil tindakan.

Dobrick G. ,begitu tertulis nama orang hebat  yang pernah menjadi atasannya itu. Arthur sangat terpukul dulu saat mengetahui pimpinannya bersama istrinya mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa keduanya.

"Tunggu, G itu kepanjangannya..."

***

"Aku jadi sangat ingin bekerja sama dengan Corbyn hendak membuat kalian sadar. Kalian sudah seperti suami-istri yang berbahagia, tinggal dibawah atap yang sama, bersama-sama merawat anak kalian"geram Adrian

Allura hanya tersenyum menanggapi. Kalau saja rencana pernikahan yang sudah dibahasnya dengan Chaiden ia beritahu pada Adrian, Allura yakin Adrian akan menjerit.

Allura membuka baju khusus menyusuinya hendak menyusui bayi kembar yang sudah haus itu sontak Chaiden membelalakkan matanya.

"Jangan liat liat" teriak Chaiden dengan mata tertuju pada Adrian

"Dasar makhluk posesif, tenang saja aku sudah punyaku sendiri"pamer Adrian sombong

"Makhluk katamu?? Mentang-mentang sekarang kau sudah menemui kembali cinta pertamamu, dasar orangtua kasmaran"ledek Chaiden membalas ucapan sombong Adrian.

Adrian melotot, ia sudah membuka mulut siap melawan Chaiden tetapi Allura terlebih dahulu menginterupsi sebelum perdebatan keduanya semakin panjang.

"Ngomong-ngomong bagaimana Corbyn dengan pasiennya itu? Siapa namanya Rika...Erika"tanya Allura

***

"Telingaku tiba-tiba gatal" ucap Corbyn

"Mungkin ada yang sedang membicarakanmu" balas Erika

"Mungkin saja, mengingat aku memang cocok dijadikan sebagai topik pembicaraan" Corbyn memasang ekspresi mirip seperti ibu sosialita yang sedang memamerkan cincin yang baru saja dibelikan suami kayanya.

"You and your excessive confidence, bisa saja kan mereka mengataimu yang tidak-tidak misalnya membicarakan tentang kejadian saat kau jatuh dan diledek anak kecil dirumah sakit seperti tempo hari" goda Erika

"Kau sedang menggodaku? Sayangnya tidak mempan, bagaimana kalau aku saja yang menggodamu?" Corbyn menaik-turunkan alisnya dengan mata berkilat geli melihat Erika yang salah tingkah.

***

Arthur berulang kali menatap Chaiden. Chaiden menyadari itu sejak tadi. Entahlah, Chaiden rasa ada yang berbeda dari cara tatap Arthur padanya, tetapi saat Arthur berbicara, Arthur akan mengubah ekspresinya seakan tidak terjadi apa-apa.

"Jangan tatap Chaiden seperti itu ayah"pinta Allura sambil geleng-geleng kepala, ia juga penasaran mengapa ayahnya menatap Chaiden sampai segitunya.

"Ohh jadi sekarang kau ternyata sudah menjadi posesif begini pada ayah anakmu ya" ungkap Arthur

"Ayahhh" rengek Allura

"Kalau begitu, aku akan bermain dengan cucu-cucuku yang cantik dan ganteng ini saja supaya ibunya tidak memarahiku karena melihat ayah bayinya"kata Arthur semakin membuat Allura salah tingkah didepan Chaiden

Sebelum Arthur betul-betul keluar dengan kereta bayi itu, ia menatap sekali lagi pada Chaiden, meyakinkan pikirannya yang sempat terlintas itu.

***
Aura ketegangan terpancar diantara pria dewasa dan pria paruh baya itu. Chaiden mulai berpikir apa yang membuat Arthur tiba-tiba menyuruh dirinya menemuinya diruang kerja berdebu ini.

Apa Arthur akan menuntut Chaiden untuk lebih cepat menikahi Allura? Apa Arthur akan memisahkan dulu ia dan Allura sementara, sampai pesta pernikahan? Atau jangan-jangan Arthur bahkan menyuruh Chaiden untuk meninggalkan Allura karena sudah mendapatkan pasangan yang lebih cocok buat Allura?

Chaiden segera menepis pikiran-pikiran bodoh itu karena ia tau, Arthur adalah sosok bijaksana yang tidak akan seceroboh itu memutuskan suatu hal, apalagi jika itu menyangkut Allura, putri satu-satunya.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh Chaiden, aku tidak akan menuntutmu untuk menikahi Allura segera atau menyuruhmu meninggalkannya" perintah Arthur seakan tau isi kepala Chaiden

Chaiden melayangkan tatapan bingung seakan bertanya
"Darimana pria paruh baya ini bisa mengetahui isi pikirannya?"

"Semuanya tergambar jelas diwajahmu, sedari tadi kau terus mengerutkan dahi" Arthur menarik sebuah dokumen dari dalam laci lalu membukanya.

Arthur berdehem sebelum kembali angkat bicara.

"Dua puluh delapan tahun lalu, sebuah keluarga yang sulit mendapatkan keturunan melakukan program bayi tabung secara diam-diam. Dua embrio berhasil ditanamkan kedalam rahim ibu tetapi yang satunya ditanamkan kerahim ibu pengganti. Keduanya lahir sehat. Salah satu bayi itu perempuan yang statusnya dikenal orang sebagai putri satu-satunya keluarga itu, sedangkan bayi yang satunya berjenis kelamin laki-laki, identitasnya sengaja disembunyikan dari publik" Arthur berbicara dengan nada dan ekspresi datar dengan mata menatap lurus kearah Chaiden mencoba mengartikan ekspresi seperti apa yang diberikan Chaiden.

"Pasangan suami-istri itu meninggal dalam suatu kecelakaan yang kemungkinan besar disengaja oleh kerabat terdekatnya, perusahaan yang dikelolanya jatuh ketangan kerabatnya tersebut memperkuat dugaan bahwa orang tersebut sengaja membunuh pasangan suami-istri itu"lanjut Arthur

Chaiden ingin membuka suara tetapi lidahnya kelu mendengar semua kalimat yang dikatakan Arthur.

"Kau akrab dengan kisah yang baru saja kuceritakan Chaiden?" tanya Arthur to the point.

TBC

Hai hai hai

Satu persatu masalah terbongkar.

Kali ini ayah Allura alias Arthur dapat banyak scene.

Ada yang tau apa maksud Arthur tadi?

Kira-kira bagaimana nanti surat amanat itu nasibnya?

Yang tahu pasti senyum-senyum sendiri

Vote dan commentnya ditunggu

20 Mei 2020

BEST MISTAKE "Misfortune Brings Happiness"(END)Where stories live. Discover now