MBH|9

480 40 0
                                    


Langsung cuss aja, tapi tetep, kalo boleh vote dulu kalo mau wkwkwkwk.

***
Allura sampai tepat didepan pintu gedung perusahaan tempat ia bekerja. Gedung indah yang didesain mewah yang sudah menemaninya beberapa tahun ini. Rok pensil dan juga kemeja berwarna krem menjadi pilihannya pagi ini.

Lingkaran hitam dibawah matanya begitu kentara. Bagaimana tidak? Semalam pikiran tentang bagaimana semua masalah dimulai dari insiden hilangnya keperawanannya yang mempertemukannya dengan Chaiden, belum lagi Chaiden yang menyarankan sebuah pernikahan, juga ayahnya yang menyuruhnya untuk membuka hatinya  berkenalan dengan Chaiden yang kemungkinan besar akan berujung pada sebuah pernikahan.

Semua terjadi begitu tiba-tiba dan menguras tenaga juga banyak pikiran.

"Kebiasaan melamunnya dikurangin Ra" tegur mbak Eureka sembari menyamakan langkahnya dengan Allura memasuki ruangan tempat kubikel mereka berada, sedangkan John dikejauhan menghela nafas melihat kondisi Allura yang tentu saja tidak seceria dulu.

Mbak Eureka dan juga John pastinya merindukan obrolan mereka yang biasanya diisi banyak umpatan, ejekan,dan gurauan sehingga bekerja dengan setumpuk kertas dan layar komputer sepanjang hari terasa menyenangkan.

"Ehh, ngemeng-ngemeng udah lama nih kamu sama setan gak berkicau disekeliling kantor" pancing mbak Eureka.

"Situ kirain aku burung?". Tampaknya itu sukses.

"Panjang umur, ya Tuhan. Arah jam sembilan Ra"

Allura lantas menolehkan kepalanya dan menemukan pria yang memakai tuxedo hitamnya yang harganya tentunya bisa menyaingi seluruh isi lemari Allura. Langkah lebar dan suara yang timbul akibat sepatu pria itu sepertinya menarik banyak perhatian karyawan disekelilingnya yang mulai menyapa satu persatu.

"Selamat pagi pak" sapa Allura dengan sedikit menunduk.

Awalnya Devian sedikit tersentak.

"Biasanya wanita yang satu ini gak ada sopan-sopannya, kesurupan setan jenis apa dia?"

Right, tentu saja, karyawan lainnya juga sudah banyak mengetahui bagaimana biasanya CEO itu mengamuk, mencaci maki Allura. Tetapi Allura berbeda dengan karyawan lainnya yang biasanya hanya akan menunduk diselimuti rasa takut, justru Allura akan mendongakkan wajah menantangnya dengan rasa kesal yang membumbung tinggi.

Devian tentu saja memakluminya sebab kinerja Allura memang bagus dan cepat. Sayang bukan jika karyawan sebagus dia disia-siakan?

Bahkan Devian menikmati wajah kesal Allura setiap ia berhasil membuat Allura jengkel. (Author: Ehheemmm, back to the topic)

Devian hanya sedikit menganggukkan kepalanya saja dengan tetap mempertahankan wajah datar dan sedingin es andalannya dan terus melangkah.

***
"Lo berdua kalo pulangnya jangan pasang muka suntuk boleh?" tutur Adrian kesal.

"Gue kayak bapak-bapak yang baru menduda terus jagain dua bayi besar kayak elo dan juga elo" tunjuk Adrian satu persatu pada Noah dan Chaiden.

Chaiden hanya terkekeh menanggapi Adrian.

"Kenapa pak dokter sok-super-sibuk kita?" Tanya Chaiden sedikit bergurau mengesampingkan masalahnya dulu melihat wajah kusut Noah yang tak biasanya.

Mereka tidak tau saja bagaimana dongkolnya Noah saat ini.

"Menyebalkan" gerutu Noah.

"Tadi dirumah sakit, gue dapat pasien gila".

"Loh kan elo kerjanya bukan dirumah sakit jiwa pe'a" balas Adrian semakin membuat Noah kesal.

"Tadi ada cewe dia nekat bunuh diri dengan motong nadi dipergelangan tangannya, nyaris mati nih ya, tapi pas gue nanganin dia akhir-akhir ini wajahnya sumringah anjir, kayak gak terjadi apa-apa, kan gue takut dia betulan gila" jelas Noah panjang lebar.

"Emang bisa ya memotong pergelangan tangan mutusin urat kewarasan?" Tanya Chaiden dengan wajah bodohnya.

Adrian dengan tangan nakalnya menjitak kepala Chaiden.

"Cantik gak?" Tanya Adrian.

"Cantik tapi gila"

"Sialan, mulut sialan, apa tadi, cantik, yang benar saja"batin Noah.

"Boleh dong ya aku sikat".

"Lo kira cucian".

***
"Pulang bareng yok Ra" ajak John.

Allura menimbang-nimbang sebentar lalu mengangguk.

"Mbak Eureka kok nggak nampak?".

"Itu simbak dijemput suaminya".

"Oh pantesan"

Biasanya percakapan mereka tidak sekaku dan segaring ini. Semenjak kejadian itu Allura banyak berubah meskipun tidak drastis. Namun, John menyadari Allura menjadi sedikit lebih tertutup akan permasalahannya. John sangat menyayangkan nasib sial yang menimpa Allura. Dia tidak jijik pada wanita itu. Toh Allura tidak menginginkan hal itu terjadi bukan?

Allura hanya sebagai korban saja. Perihal perasaan John, perasaannya tetap sama seperti sebelumnya. Meski saat ini seakan tidak ada kesempatan lagi buat John menyatakan itu semua. Lihat saja wanita itu seakan menutup akses secara tidak langsung dengan keterdiamannya.

Namun, John sudah memutuskan, memiliki Allura sebagai orang yang dicintainya ataupun tidak, John tetap akan menjadi sahabat yang siap melindungi Allura.

"Good night Ra, balik dulu ya" tutur John, sambil membunyikan klakson mobilnya saat Allura sudah turun.

"Good night John, hati-hati"

Allura melangkahkan kakinya kedalam rumahnya setelah John pergi. Diambang pintu, ia mendengar ayahnya sepertinya sedang mendiskusikan sesuatu.

"Ayah aku pul-....ang" ucapan Allura terputus kala melihat Chaiden.

"Duduk, Ra. Ayah mau diskusi sama kamu juga".

Lantas Allura melangkah mendekat dan mendudukkan dirinya disebelah ayahnya.

"Begini sayang, kamu kan kerjanya dari pagi sampai sore bahkan sampai malam pun sering. Jadi, ayah mutusin supaya kamu pergi kerjanya diantar Chaiden kalau dia punya waktu senggang dipagi hari dan pulangnya wajib dijemput Chaiden berhubung Chaiden tidak sibuk mulai sore harinya"

Allura terperangah akan penuturan ayahnya. Ia hendak memprotes tetapi ayahnya lebih dulu melanjutkan perkataannya.

"Kalian butuh waktu untuk saling mengenal, kalian juga bisa bertemu saat weekend supaya waktunya lebih cukup lagi"

Allura menatap nanar Chaiden yang juga sedang menatapnya seakan tatapan itu bertanya... 'apa kau setuju?'

Allura menghela nafas pasrah.

"Baiklah"

Let's begin the journey.

***
TBC.

HEY, i'm back, hahaha merasa aja ada yang nungguin tau-taunya gak ada. Sad😅😂.

Author tau, ceritanya udah mulai terasa jenuh kayak rasa aku nungguin dia balas perasaan aku. Bhakk!!!!!

Makanye, author munculin deng akhirnya konflik mas dokter kita yang seksehhh, sayangnya cewenya agresif dan sedikit miring wkwkwk.

Author: Maafin author ya Mas Corbyn Noah.

Noah: Anda siapa?

Author: Awas kamu ya, aku jauhin jodoh kamu diwork aku.

Noah: Ampun thor.

Wkwwk, sedikit intermesso saja.

Tetap jaga kesehatan derss,,,,,💕

Ini updatenya nyaris bukan tanggal 17 yaw, jam 11 malam nih ceritanya.😂

Selamat Ulang Tahun ke-74 RI.

17 Agustus 2019

BEST MISTAKE "Misfortune Brings Happiness"(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang