MBH|20

330 26 0
                                    

Hai,jangan lupa bintangnya

***

Chaiden sedang melajukan mobilnya. Ia melewati sebuah gereja berarsitektur kuno namun megah. Ada yang mengganggu penglihatannya saat itu. Seorang tengah terkapar dan disekelilingnya terdapat banyak darah yang mana berasal dari tubuhnya.

Ia menepikan mobilnya. Sesaat ia bingung meminta bantuan kepada siapa, sebab jalanan disekitar gereja itu terlihat lengang, tak ada tanda-tanda orang atau mobil akan lewat. Ia pun tak mau menunggu lama lalu mengangkat korban tersebut dan membawanya kerumah sakit terdekat.

***
"Kau yakin tidak melihat siapa yang menabraknya?"tanya Allura

"Sangat yakin. Sudah, jangan berpikir banyak. Ini triwulan terakhirmu bukan, dalam hitungan minggu bahkan mungkin hari kau akan melahirkan"bujuk Chaiden

Waktu memang berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin ia melarikan diri dari bosnya yang selalu mengganggunya lalu bertemu dengan Chaiden dengan cara yang cukup mengejutkan hingga membuatnya hamil, tak terasa dalam belasan hari kedepan ia akan segera menjadi seorang ibu.

"Bagaimana aku tidak khawatir, dia adikku Chaiden, sudah ada lebih sepuluh tahun kami tidak berjumpa" Benar. Allura berpisah dengan saudara satu-satunya ini saat kedua orangtua mereka memutuskan untuk berpisah dimana Allura mengikut ayahnya dan adiknya, Keith Shirley Brave, mengikut ibu mereka.

Ia tidak tau sudah berapa banyak ucapan syukur yang ia rapalkan sejak tadi. Ia tidak dapat membayangkan jika saja Chaiden tidak melewati jalan itu dan keesokan hari ia mendapatkan berita bahwa adiknya sudah meninggal atau bahkan bisa saja setelah berminggu-minggu atau bertahun-tahun mengingat mereka putus kontak. Membayangkannya saja sudah membuat kepala Allura pening.

***
"Oh Tuhan, kau sudah sadar, kau mau minum?" Tawar Allura sambil menyodorkan segelas air putih yang terletak dinakas sejak tadi. Ia melayangkan tatapan rindu pada sosok adiknya.

"Is it you sister?"tanya Keith lemah

"Ya"Allura membawa tangan Keith yang tidak terpasang infus kewajahnya dan mengecup punggung tangan penuh bekas luka itu singkat.

"Tenanglah, kau akan aman bersama kakak" Allura tau temperamen ibunya yang cepat emosi itulah yang kemungkinan menyebabkan banyak sekali bekas luka ditubuh adiknya. Ia tidak habis pikir, mengapa ibunya yang memiliki kepribadian kasar sedangkan ayahnya bisa bersikap sangat lembut.

Keith hanya menatap Allura dengan mata berkaca-kaca, memuaskan rasa rindunya pada kakaknya dan juga ketenangan yang sejak lama ia impikan. Sejak ibunya berpisah dengan ayahnya Arthur Brave, tak jarang ia menerima perlakuan kasar dari ibunya, ia dijadikan pelampiasan rasa frustasi yang dialami ibunya.

"Kak apa kau sudah menikah?"tanya Keith dengan raut penasaran

"Belum"jawab Allura. Ia tau kemana alur percakapan ini. Keith memandangnya dengan tatapan penuh tanya

"Banyak hal yang terjadi. Nanti kakak ceritakan. Sekarang kau fokuslah pada kesembuhanmu"

"Baiklah"

***
Adrian bersandar pada sofa empuk dengan menaikkan kedua kakinya yang sengaja dibuat bersila keatas meja kaca .

Elina diseberangnya tidak melakukan apapun selain menatap Adrian yang meminta Elina untuk bersamanya diruangan ini, tetapi sejak tadi lelaki itu hanya sibuk bermain dengan tab digenggamannya.

Asal kalian tau dalam satu bulan ini mereka jadi dekat meski pendekatannya diawal cukup membuat mereka saling bersikap canggung satu sama lain.

Tetapi kepribadian sesungguhnya tidak bisa berbohong. Pembawaan Adrian yang selalu ceria dan konyol membuat semuanya mengalir dengan mudah.

"So Lock the door and throw up the key, can't fight this no more" Elina bernyanyi mengusir rasa bosan sambil beranjak kearah balkon.

Klik

Saat baru satu baris lagu Stuck With U  dinyanyikan Elina, suara pintu yang dikunci terdengar membuat Elina membalikkan badannya dan menatap Adrian dari balkon. Elina diam saja sampai lelaki itu mencampakkan asal kunci itu.

"Apa kau baru saja melakukan apa yang kunyanyikan tadi?"tanya Elina tak percaya dengan sikap konyol Adrian

"Kukira kau sengaja memberi kode"jawab Adrian

"Kau ada-ada saja"Elina kembali menghadapkan pandangannya kearah balkon. Kemudian, perempuan itu kembali menyanyi dengan lagu berbeda berjudul Moonlight.

" He's giving me Elvis. With some James Dean in his eyes. Puts his lips on my neck. makes me wanna give you my body" Elina melanjutkan lagunya sampai tak sadar Adrian sudah berada dibelakangnya.

Hingga kedua lengan itu melingkar sempurna dipinggang Elina membuat perempuan itu berjengit.

"Kau tidak sadar sedari tadi lagu yang kau nyanyikan seakan menggodaku?"tanya Adrian dengan nada rendah

Elina berpikir keras.
"Ah betul juga, aku seakan-akan menggodanya saja"ucapnya dalam hati.

" 'Makes you wanna give me your body' hmm?" Tanya Adrian memperjelas.

Elina memberanikan dirinya membalikkan badannya tetapi apa yang dilakukan Adrian kembali membuatnya shock setengah mati.
Adrian menciumnya, bukan dipipi atau dikening melainkan tepat dibibir.

"Kau tau 8 tahun bukanlah waktu yang singkat bagiku untuk menahan perasaanku padamu, sekarang kau ada didepanku, aku tidak akan ragu-ragu lagi dan jadi pecundang seperti dulu lagi Elina" tutur Adrian jujur. Akhirnya, kalimat keramat itu keluar dari mulutnya.

TBC

Hola, gimana?

Adrian udah ketemu cintanya tuh
Kita kapan?😁😅🤪

14 Mei 2020

BEST MISTAKE "Misfortune Brings Happiness"(END)Where stories live. Discover now