MBH| 8

512 40 0
                                    

Comment ya derrsss,kalo gak, vote aja, ga susah kok,cuman mencet bintang disudut kiri bawah😂😂,(ngemis nih ceritanya) bhak!!💢

***
Allura Pov

"Allura, pulang-pulang kok mukanya murung,little girl?" Sambut ayah, tetapi aku berlalu begitu saja memasuki kamarku dengan sedikit membanting pintu.

Saat aku baru saja menenangkan pikiranku dibantu mbak Eureka dan juga John, tiba-tiba aku harus bertemu keparat sialan. Benar-benar akan merusak tidurku malam ini.

"Astaga, ayah gak salah, tapi aku gak jawab, durhaka, bego sejak embrio emang" makiku pada diri sendiri menyadari tingkahku saat memasuki rumah tadi.

Pintu kamarku diketuk dan aku tahu itu ayah karena bibi Mariam, bibi yang bekerja dirumah kami sejak aku kecil, biasanya akan memanggil namaku setelah mengetok pintu 3 kali.

"Masuk yah".

Semenjak pengakuanku dan aksi mengurung diriku, ayah lebih sering mengecek kondisiku kekamarku, untuk mengetahui apakah aku melamun, atau bahkan ketiduran didalam bath up karna menangis saat mandi seperti tempo hari. Katanya, ayah lebih senang melihatku menangis mengeluarkan keluh kesahku daripada melihatku terpuruk seperti itu.

Ayah memang yang terbaik. Ia bisa menjadi sosok ayah, ibu, dan juga teman sekaligus meskipun beberapa hal terkadang tidak kuceritakan pada ayah. You know, girl's problem, ahh aku lupa, sudah seharusnya aku mengantinya menjadi woman's problem. Sungguh, kenyataan itu sampai sekarang sangat mengiris hatiku mengingat aku gagal menjaga hal berharga, yang seharusnya suamiku yang menjadi orang pertama mendapatkannya.

"Itu temannya diluar kenapa gak diajak hemm?".

"Biarin aja yah, orang gak penting juga".

"Loh, kenapa gitu? Kan kasihan dia nungguin, emang dia siapa?".

Sejenak aku bingung akan menjawab apa pertanyaan yang dilontarkan ayah. Berbagai macam kemungkinan menerobos pikiranku. Bagaimana jika ayah tiba-tiba lepas kendali menggebuki Chaiden? Meskipun kurasa itu mustahil, mengingat selama ini ayah tidak pernah menggunakan otot untuk menyelesaikan masalah. Bagaimana jika ayah tiba-tiba terkena stroke akibat mengetahui bahwa Chaiden yang sudah memperkosaku?.

"Ehhm, ayah tanya sendiri ajadeh, ayo Allura ajakin dia masuk" kataku mengajak ayah sambil berjalan menuju pintu menghindari tatapan ayah.

Sungguh sebuah malang-nisasi.

Kuhembuskan nafasku perlahan sebelum membuka pintu.

"Masuklah".

Chaiden hanya tersenyum tipis dan masuk kedalam lalu duduk disofa tepat didepan ayah. Mati-matian aku menahan rasa gugup, khawatir, dan takut yang menjadi satu didiriku.

"Temannya Allura nak?" Tanya ayah membuka percakapan.

"Sebelumnya boleh saya meminta waktu untuk berbicara berdua om, emm maaf lancang, maksud saya tanpa Allura".

Mataku melotot nyaris keluar. Aku hendak protes. Namun, ayah yang semula menunjukkan wajah bingung kemudian melirikku dan memejamkan matanya sambil mengangguk-anggukkan kepala, itu artinya ayah menyetujui untuk bicara berdua sesuai permohonan Chaiden.

***
Author PoV

Adrian melangkahkan kakinya sepanjang koridor rumah sakit menuju ruangan sidokter yang ia beri julukan sok-super-sibuk, siapa lagi kalau bukan seorang Corbyn Noah.

"Hei, brother".

"Brother palamu, kalau masuk itu pintunya diketuk".

Corbyn memang akan bersikap santai dan memakai bahasa informal saat didepan Chaiden dan juga Adrian. Namun, dikesempatan lainnya, ia tidak lebih dari seorang dokter yang bersikap dingin dan bermata tajam.

BEST MISTAKE "Misfortune Brings Happiness"(END)Where stories live. Discover now