🏳️‍🌈 Chapter 11

218 49 21
                                    

"Dokter!"

"Saya akan memeriksanya nona"
Ucap dokter sambil mengecek denyut nadi seorang pria yang terbaring cukup lama di ranjang rumah sakit itu, tak lupa ia juga melihat angka pada Overview of fingertip pulse oximeter yang menjepit salah satu jarinya.
"Tangannya bergerak dokter!" pekik Yiren sambil menunjuk jari-jari tangan Baekhyun yang mengalami pergerakan kecil.
"Baekhyun-a" gadis itu memekik lagi saat melihat kelopak mata Baekhyun mulai terbuka perlahan.

"Pasien sudah sadar nona, saya permisi dulu" ucap dokter itu terseyum hangat.

"Baik dokter"

Blam....

"Baek? Kau bisa mendengarku?"
Tanya gadis itu pelan sambil mengelus surai Baekhyun.

"Hm" hanya deheman kecil yang Yiren dapatkan, ia mengerti.  mungkin Baekhyun masih lemas untuk sekedar menjawab pertanyaannya.

"Apa kau lapar? Ingin makan?"
Baekhyun hanya menggeleng tanda ia tak menginginkannya.
"Minum saja ya" tanpa persetujuan Baekhyun Yiren segera mengambil segelas air putih di atas nakas, kemudian mengangkat sedikit kepala Baekhyun agar ia mudah untuk menerima cairan bening itu.

"Sejak kapan aku disini?" Baekhyun bertanya tanpa menatap lawan bicaranya, ia menutup rapat kedua mata karena masih merasa sedikit pusing.

"Tadi pagi saat aku menemukanmu, aku dan appa langsung membawamu kemari"
Yiren menghela nafas sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya
"Apa yang terjadi Baekhyun?
Kenapa kau bisa berakhir seperti itu hah?" gadis itu menahan nafas saat merasa ada cairan bening yang siap turun dari pelupuk mata "Kau tau? Aku sangat panik saat itu. Kau...kau itu kenapa selalu membuatku takut seperti ini? Apa aku salah  karena tidak mencegah perasaan ini tumbuh? Apakah ini hukuman karena aku telah mencintaimu Baekhyun-a?"

Baekhyun hanya diam tanpa mau menjawab ataupun menatap gadis itu. Namun percayalah, hatinya juga sesak saat melihat gadis itu menangis lagi karenanya. Jika bisa, ia ingin merangkul Yiren lalu menenangkannya dengan kata kata cinta. Namun ia tak bisa, Egonya selalu menang. Dan soal gadis itu yang menyukainya,
Ia sama sekali tidak terkejut karena ia sudah tau lebih dulu.

"Jawab aku!"

"Pulanglah Yiren"

"Tidak! Aku akan menjagamu disini" yah, katakan jika ia memang keras kepala. Di satu sisi Yiren memang kesal tapi disisi lain ia juga tak bisa meninggalkan pria Byun itu karena cemas.

"Ayahmu bisa marah"

"Siapa bilang? Appa sudah mengijinkanku untuk menemanimu disini"

"Ini sudah malam, kembalilah besok" pinta Baekhyun sambil melirik kecil gadis itu, berharap ia mau menurut sekali saja.

"Berhentilah untuk menyuruhku pulang Baek! itu hanya akan menghabiskan tenagamu saja"
Ucap Yiren sambil berlalu untuk mendudukkan diri di sofa.

'sudahlah'

.

.

.

"Apa saya harus membawanya sekarang nona Kim?" ucap seorang pria dari balik ponsel. Dia sekarang sedang bersembunyi di sebuah gudang gelap, sepertinya pembicaraan yang sangat rahasia sampai-sampai dia menetap disana sementara waktu.

"Tidak! Tunggu sampai semuanya terlelap, karena itu akan memudahkanmu"

"Baik saya mengerti"

Pip....

I AM A PSYCHOPATHWhere stories live. Discover now