Bab 03-2: Serbuk, Penyihir, dan Rahasia

87 18 12
                                    

"Jadi bagaimana menurut kalian?" tanya Regi menatap Lalafeil dan juga Velix, keduanya terlihat berpikir setelah Regi menjelaskan tentang keinginannya menemui Chanalicé.

"Kupikir biar bersamaku saja? Lagipula tentang Penyihir aku juga banyak tahu," ucap Lalafeil mengangkat satu tangannya.

Velix mengangguk setuju, "aku juga menyetujui hal itu, akan lebih bagus jika sesama Penyihir yang bertemu."

"Walaupun rank-ku masih rendah, tetapi aku tahu banyak tentang sihir!" seru Lalafeil dengan semangat.

Regi hanya tersenyum lalu menatap Gissél dan Lemyth secara bergantian, dan setelahnya memandang Velix. "Jaga Gissél dan Lemyth, tolong."

"Apa?" Lemyth terlihat tidak setuju.

"Terutama Lemyth, dia tidak bisa diandalkan." Regi beranjak berdiri sambil mengambil jubahnya untuk menutupi diri. "Kupercayakan semuanya padamu."

"Siap Tuan."

Lemyth menatap Regi tajam, dan dibalas pemuda itu juga dengan ekspresi yang sama. Setelahnya Regi melangkahkan kakinya pergi keluar bersamaan dengan Lalafeil yang sudah menutupi kepalanya dengan hoodie jubah.

'Tuan jahat!'

Aku tidak peduli.

Mereka berjalan melewati jalan setapak menuju hutan utara tempat tinggal Penyihir itu berada, melewati gerbang perbatasan juga sungai-sungai kecil. Jarak tempuhnya memang terbilang cukup jauh.

Ada rumor yang menyebutkan bahwa masih banyak orang yang tersesat saat masuk ke hutan tersebut. Ada yang mengatakan bahwa sang Penyihir membuat ilusi agar jalan ke rumahnya sulit ditemui, juga setelahnya akan kembali pada jalur masuk hutan. Seakan hanya berputar-putar di tempat yang sama.

Terlebih lagi ada beberapa cerita tentang hutan utara dikenal sebagai hutan mematikan karena banyak hewan buas, dan beberapa racun tumbuhan yang mematikan tumbuh di sana.

"Boleh aku menanyakan sesuatu padamu?" tanya Regi tiba-tiba saat dirinya masih dalam perjalan menuju hutan utara.

"Tentu, Yang Mulia mau menanyakan tentang hal apa?" tanya Lalafeil balik.

"Kejadian pada saat itu seperti apa? Perpisahan dengan Rim dan Lou, juga Lamia palsu?"

Lalafeil menangguk-anggukan kepalanya, "hmm, saat itu Lukyria mengalami perang besar dan membuat wilayah Kota Utama hancur berantakan, bahkan Kastil juga hancur 'tak tersisa. Tetapi beruntungnya Lukyria yang memenangkan peperangan."

"Perang?"

Lalafeil kembali mengangguk. "Perang besar, bahkan sampai saat itu Yang Mulia meminta bantuan Kerajaan tetangga, dan pada kemenangan perang Yang Mulia mulai berubah. Tuan Velix mengatakan kalau Yang Mulia berlaku tegas dan menuruti semua kemauan Lamia tanpa mempertimbangkan apapun."

Hasutan yang begitu besar dampaknya.

"Dan yang kuingat, Tuan Velix bilang bahwa Yang Mulia sempat cekcok dengan Pangeran Rim karena saat itu Pangeran mengatakan bahwa Lamia palsu, tetapi Yang Mulia tidak mempercayainya dan langsung mengusirnya dengan begitu keji...."

Pantas saja Rim begitu dendam padanya, Klaussé. Rim begitu baik dan juga sangat menyayangi Orang Tuanya, Ia bahkan memiliki kepekaan yang begitu sempurna di usianya yang masih muda. Tetapi kepercayaannya telah dipatahkan sendiri oleh Klaussé.

Benar-benar menyedihkan.

Berarti hasutan dari Penyihir Hitam itu begitu kuat, Klaussé bahkan tidak memikirkan apapun saat itu langsung mengusir anak yang akan menjadi keturunan selanjutnya. Jika saja tidak ada hasutan, Regi yakin Klaussé tidak akan mengusir Rim begitu saja dengan mudah.

Emperor Crown: The Cursed ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang