Bab 02-7: Serbuk Bunga Permintaan

100 19 27
                                    

"Sebenernya apa yang sudah kauperbuat?" tanya Judith mengganti perban di tangan kanan Regi.

"Hanya melakukan ini itu...," jawab Regi seadanya, perban yang sedang diikat Judith terikat kuat dengan sengaja membuat Regi meringis kesakitan. "A-aww...."

"Begini saja kau kesakitan, bagaimana memaksakan diri tadi?" Judith memandang Regi tajam, tangannya menyentil kening pemuda itu sehingga Regi kembali meringis. "Kaisar Bodoh sepertimu seharusnya tahu apa yang harus dilakukannya, bukan mengutamakan ego sendiri."

Judith beranjak pergi meninggalkan Regi yang masih diam.

Karena ingin melakukannya secara cepat, Regi sampai tidak sadar bahwa dirinya terlalu bertindak sesuai keinginannya saja. Tidak mempedulikan siapapun, bahkan Lalafeil, Velix dan Lemyth yang sudah membantunya hingga saat ini.

Sepertinya Ia harus lebih bersabar memilih opsi yang memiliki kesalahan kecil. Apalagi saat ini tubuhnya juga belum pulih sepenuhnya, bisa-bisa Ia malah membebani banyak orang.

"Hmm!?"

Betapa terkejutnya Regi melihat simbol yang masih berada di telapak tangannya, sebuah simbol yang diberikan Gramgash saat itu. Memang simbol tersebut terlihat kasat, tetapi ini cukup aneh. Bukankah seharusnya simbol tersebut hilang bersamaan dengan patahnya hipnotis para Siren?

Lantas, simbol apa itu?

***

"Apa kabarmu Tuan?" ledek Lemyth duduk di sebelah Regi yang sedang memandang langit malam di pinggir dermaga. Angin laut malam hari ini berhembus cukup kencang.

"Hampir berapa hari kita tidak bertemu, apa kau merindukanku?" Regi gantian meledek Lemyth, Gadis Rubah itu mengembungkan pipinya sambil cemberut.

Regi hanya tertawa melihat ekspresi Gadis Rubah itu, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke langit malam yang bertabur bintang-bintang bersinar dengan cerah, ditemani juga rembulan cukup besar dengan perpaduan warna kuning dan merah pudarnya.

"Tuan sedang melihat apa?" tanya Lemyth memperhatikan Regi.

"Aku belum meminta maaf padamu...," ucap Regi mengalihkan pertanyaan Lemyth.

Gadis Rubah itu memiringkan sedikit wajahnya, "maaf untuk apa?"

"Bukankah kita tidak bisa berjauhan?" tanya Regi kali ini menatap Lemyth yang terlihat berpikir, belum mencerna apa maksud Regi. "Kristal Jiwa milikmu masih berada di tubuhku, bukan?"

"Oh, Tuan Graden telah mengembalikan kristal jiwaku dari tubuh Tuan. Tuan Graden mengatakan bahwa biarkan kristal jiwanya saja yang dipakai di tubuh Tuan," jelasnya membuat Regi terkejut, sangat.

Untuk apa Graden melakukan itu semua? Apakah tidak masalah dipakai? Bukankah itu sakral? Bukankah pula dirinya juga sudah pulih seperti biasa? Tetapi yang menjadi hal utama, apa tujuan Graden sebenarnya?

Bantuan ini terlalu berlebihan, atau kah Klaussé dan Graden ada hubungan yang membuat Graden sangat loyal seperti ini padanya?

Jika iya, Ia ingin mencaritahunya.

"Hei," panggil Regi pada Lemyth yang sedang memperhatikan air laut di bawah kakinya. "Apa benar-benar tidak bisa kembali jika kristal ini berwarna hitam?"

"Iya, sudah kubilang, kristal berwarna hi--huh?" Lemyth menarik tangan Regi yang sedang memegang kristal hitam tesebut dan memperhatikannya dengan teliti. "Apa Tuan yakin?"

"Maksudmu?"

"Lihatlah," ujar Lemyth antusias, dan Regi memperhatikan kristal di tangannya. "Tuan melihat cahaya putih yang sinarnya belum terlihat jelas di dalam sana?"

Emperor Crown: The Cursed ChildWhere stories live. Discover now